Chapter 7

77 13 0
                                    

Selamat membaca kelanjutan ceritanya dan jangan lupa votcomnya. Tapi ga maksa. Serius.

Karena yang dipaksa itu engga enak. Uhuk.

Ryujin memandang iba muka Haechan ditampilan layar ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ryujin memandang iba muka Haechan ditampilan layar ponselnya. Saat ini mereka hanya bisa melakukan panggilan video karena Ryujin sedang berkunjung menghadiri pesta ulang tahun sepupunya- Lia. Haechan sebenarnya diajak untuk menemaninya tapi karena jadwal pria itu sangat padat ia menolak ajakan Ryujin. Akhirnya mereka memutuskan untuk melakukan video call saja mengusir rasa jenuh keduanya.

"Kamu tidur aja yah. Muka kamu lelah banget." Ia jadi geli sendiri karena ucapannya. Aku-kamu terlalu kaku bagi cewek tomboy sepertinya. Tapi tidak apa untuk kali ini ia menyenangkan hati Haechan menuruti keinginan pria itu berbicara lembut.

"Nanti aja. Masih kangen sama kamu." Pria itu menggeleng lucu dimata Ryujin. Mukanya memelas sedih dengan bibir berbentuk kerucut. Apa wujudnya saja dewasa tapi kelakuan anak TK?

Ryujin mengalihkan pandangan wajah agar tidak ketara bahwa ia sedang blushing saat ini. Perutnya seakan melilit karena terlalu senang. Mereka sering bertemu tapi tidak ada kata bosan satu sama lainnya.

"Jin. Ko ga dibales? Kamu ga kangen sama aku?" Pria itu mendekatkan wajahnya ke ponsel. Jarak 30 centimeter dengan muka lelah tidak menghilangkan ketampanan yang ia miliki. Ryujin menyentuh wajah Haechan secara virtual ditampilan layar ponselnya. Gemesin banget kalau mode merajuknya on.

"Kangen. Tapi pengen peluk langsung." Astaga. Ia menggigit bibirnya sendiri sudah bicara selebay itu. Sumpah bukan tipenya sama sekali. Pengaruh Haechan memang luar biasa membuat Ryujin yang cuek jadi melehoy seperti itu.

"Otw." What! Haechan langsung memakai jaket kulit berwarna hitam senada dengan baju yang ia kenakan. "Tunggu aku disana. Aku matiin video call-nya. Bye sayang. Emuach."

Ryujin menggigit ponselnya sendiri melampiaskan kegemesan pada sikap Haechan. Sikapnya dipandang geli oleh seseorang dari kejauhan. Pria itu menghampiri Ryujin yang berdiri didepan gerbang menunggu kedatangan Haechan.

Jantung Ryujin rasanya mau copot karena tepukan dibahunya secara tiba-tiba membuat ia terpekik kaget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jantung Ryujin rasanya mau copot karena tepukan dibahunya secara tiba-tiba membuat ia terpekik kaget. Pandangan mata mereka terkunci satu sama lain. Waw. Decak kagum Ryujin terhadap pria didepannya. Boleh khilaf tidak sih? Pria di depannya sangat sangat sangat tampan. Argh. Ia tidak sangka akan bertemu dengan teman Lia yang super rupawan. Baju hitamnya kontras dengan warna kulitnya yang putih mulus. Raut wajahnya datar tapi terkesan misterius. Mode lasernya on menelisir wajah pria didepannya; mata sangat cantik dihiasi bulu mata lentik, hidung simetrisnya seolah menyatakan bahwa keturunannya tidak akan gagal memiliki hidung mancung, bibirnya oh em ji. Ryujin jadi pusing sendiri mendeskripsikannya.

Haejin (Haechan x Ryujin) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang