Chapter 37

83 7 0
                                    


300vote 1.5k


Thank you so much buat kalian pembaca setia cerita ini. Dulu kalau ga salah cerita ini yang baca cuma 1 2 orang aja. Tapi sekarang bisa berkali lipat. Kalian warbiasyaaah. Saluteee.

Aku mau update buat nememin malam minggu kalian. Jangan lupa tekan bintang dipojok kanan atas yaw. Mwaah 💋

Tandai kalau typoo karena langsung diup sekali nulis.



Sebulan pasca kecelakaan, ibunya Ryujin diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Rumah yang dulu hanya dihuni dua orang kini mulai ramai untuk penyambutan kepulangan sang bunda. Banyak sanak saudara yang memenuhi halaman rumah tersebut. Ini semua ulah Lia yang menghubungi semua kerabat terdekat bahkan yang dari luar negeri untuk datang kerumah Ryujin. Keluarga intinya Ryujin dan Lia memang tidak hanya berada di Indonesia saja. Mereka berada dipenjuru dunia, berpencar kesetiap negara.

"Gimana bisa lu buat rumah gue lebih ramai daripada nikahan anaknya pak RT sebelah?" Ryujin meringis melihat banyak sekali saudaranya yang hadir. Padahal mereka pulang dari insiden tidak mengenakan. Tapi melihat banyaknya orang ia jadi berasumsi seperti sedang menghadiri acara pernikahannya saja. Lia bahkan menyediakan tenda yang cukup besar dihalaman rumahnya. Kursi pun tersusun rapih dengan makanan yang sudah tersaji diatas mejanya. Ryujin saja sampai takjub.

"Lo jangan meragukan gue. Walaupun kelakuan gue minus. Muka manis gue mampu menarik kakek nenek buyut bahkan saudara kita yang ada di Alaska sekalipun." ujar Lia dengan bangga. Berlebihan memang. Tapi itu lah point plus Lia. Dia bisa memudahkan hal yang sulit untuk dilakukan Ryujin.

"Hai sayang. Gimana kabar kamu?"

Obrolan mereka terhenti saat seorang wanita paruh baya menghampiri Ryujin dan Lia yang duduk manis dikursi. Ia berdiri disamping Ryujin kemudian mengelus puncak kepala gadis itu. Wajahnya sebelas dua belas dengan ibunya.

"Aku baik Mom," ucap Ryujin melihat Kristal yang duduk disampingnya. Ia sudah lama sekali tidak bertemu dengan bibi sekaligus ibu kedua bagi Ryujin. Semenjak menikah dengan Kai, Kristal mengikuti suaminya tinggal di Amerika.

"Syukurlah. Maafkan Mommy tidak bisa menjenguk ibumu waktu itu. Raquela sedang kemotrapi untuk penyembuhan kankernya. Jadi Mommy tidak bisa meninggalkannya." Wajah Kristal terlihat sendu saat memberitahu gadis didekatnya. Ryujin hanya bisa mengangguk mengerti. Bagaimanapun kondisi anak diatas segalanya.

"Lalu bagaimana kondisi Raquel saat ini, Tan?" tanya Lia menggenggam tangan Kristal. Ia merasa kasihan dengan masalah hidup yang menimpa tante tersayangnya.

"Kondisinya sudah membaik dan sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Tapi dia belum bisa berpergian jauh untuk masa pemulihan."

"Gagal deh liat peri cantik." Diantara semua sepupunya, Raquela lah gadis tercantik. Ia seperti dewi jika dibandingkan Ryujin dan Lia atau yang lainnya. Walaupun masih kecil, setiap orang yang melihatnya pasti akan iri atas kecantikan Raquela. Wajahnya tirus dengan mata berwarna hijau berkilau. Rambutnya berwarna merah menyala sebelum penyakit kanker menyerang. Tubuhnya pun putih mulus tanpa lemak berlebih.

"Kalian juga cantik, Sayang." Hibur Kristal disambut tawa oleh Lia. Ryujin hanya bisa tersenyum mendengar kalimat penenang itu.

"Bisa aja sih, Mommy." jawab Lia yang masih tertawa.

"Mommy mau ketemu sama yang lain dulu ya. Jangan lupa kunjungi Mommy kalau kalian liburan ke Amrik." kata Kristal sambil mengedipkan sebelah matanya. Ibu cantik itu pun pergi dari hadapan Lia dan Ryujin.

"Gue seneng si Barbie akhirnya sembuh dari kankernya." kata Lia setelah melihat kepergian Kristal. Mereka memang memanggil Raquela dengan Barbie karena gadis itu memang seperti boneka yang dimainkan anak perempuan.

"Itu semua juga berkat usaha kedua orang tuanya. Kasih sayang sama kegigihan mereka membuat Quela akhirnya bisa sembuh."

Ryujin mengernyit. Setelah menjawab ucapan Lia, gadis itu memegang tangan Ryujin dengan lembut.

"Hal itu berlaku buat lo. Gue juga berharap lo bisa 'sembuh'. Kalau lo butuh seseorang tolong andalin gue. Jangan pendam semuanya sendiri. Kita ini saudara. Gue udah anggap lo kaya adek gue sendiri. Gue sedih kalau liat lo sakit."

"Gue bahkan ga bisa bayangin kalau lo ngelakuin hal itu lagi. Kita sayang sama lo Jin. Jadi please jangan berpikir bahwa didunia ini lo hanya sendiri. Ada gue, si kunyuk Haechan dan yang lainnya. Gue sengaja ngundang saudara kita biar lo tahu. Kalau lo ga sendiri." Lia menundukkan wajah saat berkata hal tersebut. Ia tidak sanggup menunjukkan wajah sedih dihadapan Ryujin. Selama ini ia berusaha selalu ada untuk gadis itu walau kehadirannya tidak dianggap oleh Ryujin.

"Maaf kalau keegoisan gue buat kalian sekhawatit ini. Maaf juga buat lo ngerasain sakit karena kebodohan gue sendiri. Gue beruntung punya sepupu sebaik lo." Ryujin memeluk Lia yang sedang menangis. Ia tidak tahu bahwa Lia sangat meyayanginya sedalam itu. 

"Gue bakalan pukul kepala lo sama es krim secup kalau bodoh lagi." Ryujin menahan tawa. Walaupun sudah mode canda, ia tahu sebenarnya Lia tidak ingin ia sampai melakukan kesalahan lagi.

"Iya sisterku. Gue janji ga akan lakuin hal bodoh kaya kemarin. Setelah ini gue bakalan terapi buat sembuh. Gue gamau nantinya pikiran serta perasaan kacau ini buat kehidupan gue lebih suram."

"Gue seneng dengernya. Gue kira lo gamau terapi ke psikiater gitu." jawab Lia setelah mendengar kabar bahagia tersebut. Ia sangat takut sepupunya tidak mau pergi ke psikiater hanya karena stigma orang lain.

"Kalau buat kebaikan kenapa engga?" jawab Ryujin dengan tersenyum.

Lia serta tamu yang datang kerumah Ryujin menatap pria yang baru memasuki halaman rumah Ryujin. Baekhyun dan Taeyeon sudah berjalan didepan pria tersebut. Ada banyak parcel yang dibawa keluarga Haechan.

"Hai sayang," sapa Haechan yang langsung dihadiahi delikan oleh Ryujin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Haejin (Haechan x Ryujin) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang