Shi ying membuka pintu ruangan kerja ayahnya.Shi ying melihat ayahnya memijit keningnya sambil menundukkan kepalanya.
"Ayah, apa ada masalah?" Shi ying duduk di depan meja kerja ayahnya.
Panglima xiao ming tersenyum ke arah putra semata wanyangnya.
"Shi ying. Maafkan ayah. Raja memberi titah kepadaku. Dia ingin menikahkan mu dengan putra mahkota sekaligus menobatkan kalian sebagai raja dan ratu" wajah ayahnya menyendu.
Shi ying menunduk. Jika itu adalah titah seorang raja. Maka dia bisa apa?
Shi ying menatap wajah ayahnya yg seolah di tumpuki beban. Dia sangat mengerti. Ayahnya pasti memikirkan nasibnya.
Shi ying menampilkan senyumnya secerah mungkin
"Ayah, jika itu adalah titah raja, maka aku bersedia. Jangan ayah pikirkan. Lagi pula menjadi seorang ratu tidaklah buruk" shiying mengusap tangan ayahnya.
Panglima xiao ming hanya terdiam. Dia masih berat memberikan putranya begitu saja.
.
.Sementara itu pangeran sehun telah kembali ke kerajaannya. Dia menemui ayahnya di kediamannya.
"Yang mulia" sehun menunduk
Raja menoleh pada putra sulungnya
"Kemarilah pangeran sehun" raja menepuk kursi di sebelahnya.
Sehun mendudukkan diri di sebelah ayahnya.
"Ayah, apa kau telah memikirkan terlebih dahulu atas titahmu itu?"
Raja wang tersenyum
"Aku telah memikirkannya sehun, dia adalah anak yg baik. Ayah pernah bertemu dengannya. Bukankah kau juga adalah teman baiknya? Dia anak yg baik bukan?" Raja wang hauran menepuk pundak sehun.
"Dia memang sangat baik, aku harap putra mahkota tak menyia-nyiakannya" sehun berujar lirih.
.
.
.
Beberapa minggu kemudian,,
"Tuan ying... Tuan ying" suara cempreng mian-mian membangunkan shi ying yg tengah tertidur di atas pohon bunga persik putih itu.
Shi ying membuka matanya perlahan turun dari tempat favoritnta.
"Ada apa mian-mian?" Shi ying mengambil buah apel yg di sodorkan mian-mian"Tuan ying, saat aku pergi ke pasar tadi, orang-orang membicarakanmu dengan putra putra mahkota. Pernikahan kalian sudah di nanti-nantikan" mian-mian tersenyum.
Shi ying hanya mengangguk-anggukkan kepalanya
"Dan kabarnya, putra mahkota sangatlah tampan, lebih tampan dari pangeran sehun" wajah mian-mian memerah padam membayangkan wajah putra mahkota.
"Benarkah?" Shi ying hanya menimpali seperlunya.
"Tuan ying, apakah kau tidak penasaran pada putra mahkota?" Mian-mian memiringkan kepalanya di depan wajah shi ying
"Tidak" hanya itu jawaban shi ying.
Sebenarnya hatinya berdetak dengan cepat, seperti apa calon suaminya? Dia lebih tua 2 tahun dari umurnya.
Shi ying tersenyum.
Salju mulai turun. Shi ying segera meninggalkan tempat itu bersama mian-mian di belakangnya.
.
.
.Brak.
Pintu ruangan kerja putra mahkota terbuka dengan kasar. Siapa lagi pelakunya kalau bukan zhou lu. Putri perdana menteri zhou yg penuh ambisi pada keluarga kerajaan.
"Yang mulia, kenapa kau menerima begitu saja pernikahan ini? Apa kau sudah tidak mencintaiku?" Zhou lu mensendekapkan tangannya dengan wajah penuh amarah.
Putra mahkota berdiri menghampiri zhou lu dan memeluknya.
"Ini adalah perintah raja, aku tak bisa menolaknya. Tapi percayalah padaku hanya kau wanita yg aku cintai. Setelah aku jadi raja. Aku akan mengambil alih semuanya. tidak akan ada yg bisa memerintahku" wang hongyi mengelus punggung kekasihnya
Zhou lu tersenyum licik, "jangan sampai kau menyentuh ratu"
Wang hongyi mengeratkan pelukannya. "Tidak akan pernah".
Zhou lu tersenyum dengan liciknya.
Mudah sekali mengendalikannya. Batinnya.
"Aku percaya padamu yg mulia. Aku mencintaimu"
Wang honyi mencium pucuk kepala kekasihnya "aku juga sangat mencintaimu"
Pemandangan itu tak luput dari mata pangeran sehun.
Tangannya mengepal kuat.
Brengsek. Batinnya.
Tbc (12-4-22)

KAMU SEDANG MEMBACA
The rejected Queen
Ficção Histórica"aku menolakmu menjadi ratuku. kau akan di makzulkan. aku membebaskanmu dari ikatan pernikahan kita berdua setelah 2 tahun. Dan setelah ini kau akan menjalankan pengasingan selama 2 tahun, di tempat yg di tentukan kerajaan. dan apabila telah lewat m...