cpt 36

8.6K 766 86
                                    

(sorry typo 🤧)

"Lihat itu bocah bulat"

"Eh, dimana bocah bulat tadi?"

"Yang mulia, apa yang sedang anda cari?"

"Tadi aku bersama dengan seorang bocah kecil yang menggemaskan, dia merangkak ke arah ku, sesekali dia mencoba berdiri, mungkin bocah itu baru belajar berjalan"

"Lalu dimana dia sekarang?"

"Aku tidak tau, sepertinya tadi ada seseorang yang menghampirinya, aku terlalu fokus pada lentera yang ku terbangkan. Mungkin dia telah menemukan ibunya. Ayo kita pergi kuan"

Haikuan mengangguk, dia mengikuti Rajanya dari belakang. Setelah sekian lama rajanya mau keluar dari kediamannya. Itupun karena paksaan ayahnya wang hauran, mengingat kerajaan yiling adalah kerajaan yang berhubungan sangat baik dengan kerajaan Rou.

Wang hongyi mengedarkan matanya ke atas langit, lentera berterbangan dengan begitu indahnya. Membawa doa-doa dan harapan kecil tuan yang menerbangkannya.

"Ying, a-li.. semoga aku segera bertemu dengan kalian" batinnya dalam hati.

.
.

Shi ying lari terhopoh-gopoh membawa xiao bai di tangannya.

"Ah... Haa.. sekarang aku menyesal memberimu terlalu banyak makanan xiao bai, tubuhmu berat seperti batu" shi ying masih menggendongnya sambil berlari.

"Da..da...da..." Xiao bai masih menunjuk ke belakang dan memukul pundak shi ying karena membawanya pergi begitu saja.

"Diamlah xiao bai, oh astaga... Bagaimana bisa kau bertemu dengannya, aku sudah setengah mati menyembunyikan mu, kenapa justru kau yang menghampirinya nak" shi ying dan xiao bai telah pergi cukup jauh, shi ying menoleh ke belakang. Sepertinya aman, tak ada yang mengikutinya.

Shi ying masih bisa mendengar detak jantungnya, pertemuanya kembali dengan hongyi membuat jantungnya berdetak dengan cepat.

"Kenapa aku melihatmu lagi? Aku telah berjalan cukup jauh, membiarkan semua kenangan lama tertinggal di belakang? Tapi kenapa saat kembali melihatmu hatiku masih saja merasa sakit?" Shi ying meremas dadanya yang terasa sesak.

Dia tak mau terikat dengan masa lalu lagi, telah cukup baginya hanya hidup dengan baili serta ayahnya.

Meskipun di hatinya tersirat garis kerinduan kecil, tapi shi ying tak ingin menguaknya kembali.

Xiao bai melihat ayahnya menitikkan air mata, tangan kecilnya mengusap pipi shi ying dengan jarinya. Sama seperti saat shi ying menyeka air matanya jika dia tengah menangis.

"Tup..tup.." mulut mungilnya mengisyaratkan shi ying untuk berhenti menangis.

Shi ying tersenyum melihat tingkah laku putranya, dia memang sangat menggemaskan.

Shi ying mencium pipi dan hidung xiao bai, "aiyoo,, kenapa hidung ini sangat mirip dengannya" shi ying mencubit gemas hidung bangir xiao bai.

Keduanya berjalan menyusuri hutan kecil, rumah mereka hampir dekat. Tuan xiao tidak bersama mereka karena kakinya terluka saat mengerut rotan. Shi ying terpaksa hanya pergi berdua saja dengan baili.

Sampai di tengah hutan kecil, sekelompok orang mencegat mereka. Sepertinya itu adalah para bandit yang sedang mencari mangsanya.

Mereka mengepung shi ying yang tengah menggendeng baili di tangannya, baili menatap takut para bandit yang bercadar hitam itu.

"Aku tidak punya apapun untuk ku berikan, pergilah." Shi ying hendak melangkah

"Ei, tunggu manis.. dari pakaianmu kau memang terlihat miskin, tapi siapa tau di balik bajumu ada sesuatu yang berharga?" Salah satu bandit menjilat bibir bawahnya

The rejected QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang