cpt 7

11.2K 1.2K 76
                                        


Rumah sederhana yg berada di pinggiran kota itu menjadi tujuan wang hongyi dan liu haikuan.

Raja dan pengawalnya itu memasuki gerbang kecil yg tertutup.

Kedua pasang kaki itu melangkah ke dalam pekarangan rumah itu dengan sabar.

Haikuan menoleh kebelakang.
"Yang mulia, saya akan memanggilnya"

Raja wang hanya mengangguk, sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah sederhana itu.

Rumah kecil yg cantik. Batinnya.

Kedua pasang kaki melangkah menghampirinya, yg lebih tua membungkuk hormat pada rajanya.

"Yang mulia, ada gerangan apa yg mulia mendatangi gubuk hamba?" Pria paruh baya itu membungkuk hormat padanya.

Raja wang merasa segan dengan orang yg ada di hadapannya. Dia segera menarik pundak-nya. Dan tak membiarkannya menunduk.

"Maaf mengganggu istrahat anda panglima xiao, ada yg ingin aku bicarakan"

Lelaki yg di temui wang hongyi adalah Xiao ming, panglima perang kerajaan Ruo, dan masih berstatus mertuanya. Karena pernikahannya dengan Shi ying belum genap 2 tahun.

Tuan xiao segera meminta rajanya memasuki aula rumahnya yg tak begitu luas. Seorang pelayan membawakan kudapan kecil dan teh di meja kecil ruangan itu.

Raja wang mengedarkan matanya ke sekeliling ruangan.

"Anda memilih hidup sederhana tuan xiao, kenapa tak memilih rumah yg lebih besar? Panglima perang tersohor sepertimu rasanya tidak pantas berada di rumah kecil seperti ini, itu seperti kerajaan tak memperhatikanmu. Sebagai seorang raja aku merasa bersalah"

Tuan xiao tersenyum miring, Rajanya lebih merasa bersalah karena sebuah rumah yg kecil, di bandingkan merasa bersalah karena telah menyakiti perasaan.nya sebagai seorang ayah yg putrinya di asingkan begitu saja

"Terima kasih atas kemuliaan hatimu yg mulia, ada alasan lain kenapa aku tak ingin pindah dari rumah ini" tuan xiao tersenyum ramah pada wang hongyi.

"Apa alasanmu? Bukankah hidup dengan kemewahan akan lebih mudah?" Wang hongyi meneguk teh di cangkir keramiknya.

"Aku sangat menyayangi rumah ini, aku dan istriku yg membangun rumah ini dulu, awalnya hanya sebesar gubuk, tapi aku dengan telaten memperbaikinya setiap tahun, sampai bisa sebesar ini" tuan xiao ming tersenyum.

"Dan juga, aku tidak pindah agar nanti ketika putraku kembali, dia tak akan sulit mencari keberadaan ku di kota ini" tuan xiao masih mempertahankan senyumnya.

Wang hongyi merasa hatinya berdenyut nyeri. Dia memang sosok yg egois, demi mempertahankan cintanya pada selirnya, dia mengorbankan istrinya sendiri. Wang hongyi terdiam dalam duduknya.

"Maaf yg mulia, apakah tujuan yg mulia kemari? Apakah ada tugas yg perlu saya lakukan?"

Wang hongyi tersadar dari lamunannya.

"Aku memerlukan bantuanmu, ada misi penting yg harus kau lakukan"

Wang hongyi mulai menceritakan misi pentingnya pada tuan xiao ming perihal misinya mengenai akan di adakannya acara perburuan yg di rencanakannya.

Dari sekian banyak orang di istananya, wang hongyi hanya percaya pada orang ini. Dia telah mengamati banyak orang selama satu setengah tahun ini. Dia sangat yakin hanya tuan xiao yg mampu melakukan rencana ini.

Setelah mendengar raja wang tentang tugas apa yg harus dia lakukan, tuan xiao ming sebagai abdi di negaranya mengangguk setuju dengan keputusan rajanya.

Sebenci apapun dia terhadap rajanya ini, demi negaranya xiao ming siap maju.

"Yang mulia, saya akan melakukan tugas ini dengan senang hati"

Wang hongyi bangun dari duduknya, setelah menyampaikan misinya dia merasa lega. Karena dia mempercayakan hal yg vital pada panglimanya.

"Saya sangat berterima kasih tuan xiao, sebagai imbalannya. Akan ada hadiah besar yg menantimu"

Tuan xiao ming tersenyum ramah pada rajanya

"Ampuni hamba yg mulia, anda tidak perlu menyiapkan apapun. Anggaplah ini sebagai pengabdian terakhir hamba untuk kerajaan ini."

Raja wang hongyi mengerutkan dahinya.

"Apa maksudmu?"

Tuan xiao kembali menunduk.
"Setelah anda membawa kemenangan, aku akan mundur dari posisiku sebagai panglima perang kerajaan ini. Aku akan membawa putraku dan membawanya pergi meninggalkan kota ini untuk berkelana ke tempat yang jauh. Itu adalah impian kami berdua" tuan xiao membungkuk hormat pada raja wang.

Wang hongyi merasa hatinya terketuk, sebegitu serakahkah dia?
Jika dia adalah seorang ayah juga, pasti dia tak akan membiarkan putranya tersakiti seperti ini. Dia semakin merasa bersalah.

Tapi bukankah telah impas baginya, setelah 2 tahun. Dia akan melepaskan istrinya. Dan dia juga bebas memilih siapapun yg di cintainya nanti. Setidaknya wang hongyi sudah berbaik hati. Batinnya.

"Baiklah, kalau begitu aku akan pergi" wang hongyi melangkahkan kaki keluar rumah sederhana itu di ikuti haikuan di belakangnya.

"Haikuan, aku tau kau sangat membenciku, tapi aku juga tak bisa memaksakan jika aku tak mencintainya" wang hongyi kemudian pergi begitu saja.

Haikuan hanya terdiam, "setidaknya jika dari awal anda tak mencintainya, jangan mengikatnya dalam tali pernikahan yg mulia" dia hanya bergumam dalam hatinya.

Tuan xiao ming memandang kepergian rajanya dengan hati yg miris,

"Saat nanti putraku kembali, aku tak yakin sanggup melihat ekspresinya. Keluar dari pengasingannya dan mendapat status baru sebagai seorang janda raja. Yang mulia, garis takdir macam apa yg kau torehkah untuk putraku?" Xiao ming mengusap bulir bening di pipinya.

Jika memikirkan nasib putranya, hatinya selalu terasa disayat tipis.

Tbc  (15-4-22)

The rejected QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang