cpt 32

8.5K 821 161
                                    


Seminggu kemudian

Wang hongyi baru saja kembali dari kegiatan berburunya.

Saat hendak memasuki kediamannya dia melihat beberapa pelayan berlari terburu-buru.

Wang hongyi bertanya pada seorang kasim istana, "ada apa? Kenapa mereka berlarian?"

Seorang kasim istana menjawab dengan sopan "yang mulia, sejak kemarin istri dari pangeran sehun mengalami kontraksi, mungkin dia akan segera melahirkan. Para tabib telah menyiapkan segala sesuatunya, tapi masih belum bisa bertindak karena dari kemarin tuan ying meronta sakit"

Wang hongyi segera berbalik dan berlari menuju ruangan sehun.

Kakinya seperti seekor kuda yang berlari dengan cepat, para pelayan dan kasim pun tak bisa mengejarnya.

Ketika mendengar aying nya kesakitan, dadanya terasa di tusuk ribuan jarum.

"Aying, bertahanlah" gumamnya dalam hati.

Beberapa menit kemudian wang hongyi telah berada di ambang pintu kamar sehun.

Nafasnya masih tersenggal, dia melihat sehun memegang tangan shi ying yang menggeliat kesakitan.

Jantung wang hongyi semakin berpacu, melihat shi ying kesakitan juga terasa menyakitkan untuknya.

Kakinya melangkah mendekat, shi ying yg merasa ada pergerakan menoleh dan matanya seketika membulat terkejut.

"Ya- yang mulia" lirihnya. Entah kenapa air matanya tiba-tiba terjatuh begitu saja.

Sehun menoleh, dan mendapati adiknya berdiri dengan raut wajah khawatir di belakangnya.

Sehun kembali melihat shi ying, matanya menatap wang hongyi dengan sedih.

Sehun menghela nafas panjangnya, dia kemudian melepas tautan tangannya dengan shi ying. Kemudian berdiri dari duduknya.

Shi ying terkejut saat sehun tiba-tiba melepas tangannya.

Sehun tersenyum dan mengusap pelab pucuk kepala shi ying.

"Dengarkan aku xiao ying, kau harus bertahan. Didi-ku akan menemanimu di sini"

Shi ying menjatuhkan kembali air matanya, dia tau pasti sehun merasa sakit di hatinya.

Shi ying menutup matanya bersamaan dengan air mata yang merembes jatuh dari sudut matanya.

Wang hongyi tertegun dengan kata-kata gegenya, tapi dia tak mengatakan apa-apa hanya mengangguk pelan.

Sehun mencium pucuk kepala shi ying kemudian pergi meninggalkan ruangan dengan perasaan kalutnya.

Dia harus berbesar hati, mungkin bayi itu ingin bersama dengan kedua orang tuanya.

Shi ying memalingkan wajahnya, dia masih terisak kecil, rasa sakit di perutnya belum mereda.

Wang hongyi bingung apa yang harus dia lakukan, dia ingin memegang tangan shi ying, tapi dia takut shi ying tak suka.

Wang hongyi menunduk, kemudian dia melihat pergerakan kecil dari dalam perut shi ying. Dia memberanikan diri untuk mengusap perut buncit itu dengan telapak tangannya yang sedikit bergetar.

Shi ying terkejut merasakan pergerakan di perutnya, tapi sesaat kemudian dia merasa kontraksi yang di alaminya sedikit berkurang.

Perlahan-lahan perutnya terasa lebih baik, dia merasakan bayinya jauh lebih tenang.

Shi ying menatap wang hongyi yang menunduk tersenyum mengusap perutnya menggelembung besar.

Ada getaran aneh saat tangan itu meraba perutnya, sama seperti saat terakhir tangan besar itu mengusap perutnya waktu itu.

The rejected QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang