Di sebuah teman yang tidak terlalu ramai. Sepasang kekasih sedang bertengkar, terlihat dari jauh, perempuan tersebut tengah marah-marah dengan mata merah yang hampir berair. Sedangkan laki-laki tersebut hanya bisa diam, dan terlihat gundah.
Tak lama, perempuan tersebut mulai menangis, terlihat jelas kekhawatiran mendalam dalam diri keduanya. Tidak tahan, dengan ocehan, dan tangisan gadis di depanya.
"Aaarrrh!" geruntunya.
"Pokoknya kamu harus tanggung jawab," rengek gadis di depanya dengan derai air mata yang benar-benar deras.
"Lo benar-benar yah!" bentak remaja laki-laki tersebut.
Pertengkaran tidak bisa lagi dihindari. Kedua remaja tersebut sudah terlanjur panik. Apa yang bisa mereka lakukan selanjutnya? Apakah mereka masih bisa sekolah? Bagaikan bisa ini semua terjadi dengan cepat.
"Aku takut," rintih gadis tersebut lagi.
"Yah sama aku juga, lo diem dulu."
Tangisan gadis itu semakin kuat, laki-laki yang diketahui adalah kekasihnya itu menyuruhnya duduk di bangku taman. Menenangkan gadis tersebut, agar berhenti menangis. Tapi ternyata, tangisan gadis tersebut semakin kuat dan tidak terkendali.
"Hiks! Mamaaa!!!"
"DIEM! jangan kayak anak kecil, entar orang-orang denger!" bujuk sang laki-laki tersebut.
"Tapi ini gimana, emang kamu mau tanggung jawab?!" sengak gadis itu, sedikit nyolot.
"Enggak sih, aku masih mau sekolah."
"Tuh kan!!!"
****
"Udah Ar, udah iih, Ciya gak marah."
"Tapi Ciya kelihatan marah," racau Radit sedikit cemberut.
"Ar, cukup, Ciya cuman lagi males ngomong," jelas Ciya.
"Ciya manggil Radit, Ar lagi? padahal baru semalem manggilnya Radit," tutur Radit.
"Kan Ciya bilang, lagi melas ngomong, jadi Ar aja biar singkat."
Ciya bohong! Tadinya mendengar Dania memanggil Radit dengan sebutan Er. Ck! Panggilan khusus. Ciya sungguh ingin tau alasan Dania memanggil Radit dengan kata 'Er' menurutnya 'Ar' lebih bagus penggambilan huruf depan dari kepanjangan nama Radit, Radit ARnada. Tapi sungguh bingung dari mana Dania memanggil Radit dengan Sebutan 'Er'? Sial! Betapa bodohnya Ciya, tentu dari nama awal Radit! Ck! Kenapa ia bisa sebodoh ini?
"Ciya boleh pinjem hp?" tanya Ciya.
"He--em, buat apa?" tanya Radit gugup.
Wajahnya seketika pucat, tangannya juga diperlambat untuk mengambil hpnya. Radit tidak menyaka jika Ciya akan meminjam hpnya. Sialnya ia lupa membawa HP cadangannya. Bagaimana jika Ciya tau hpnya adalah HP mahal? Ck! Radit benar-benar ketakutan saat itu juga.
Ciya yang melihat gelagat Radit sangat mencurigakan, ia pun mulai overthinking. Sepertinya ada yang disembunyikan oleh Radit. Ciya tak mau kalah, ia langsung merebut HP yang ada kada Radit. Betapa kagetnya anak tersebut....
Sial! Pipinya memerah, melihat foto yang ada di lockscreen, adalah foto dirinya. Sungguh ini adalah hal sederhana yang membuat setiap gadis tersenyum malu. Ini adalah tindakan yang tidak pernah ia Rasakan saat bersamamu Rional. Rional benar-benar tidak pernah melakukan ini, karna hubungan mereka privasi.
Lockscreen
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.