1 | Awal

904 30 2
                                    

~ Jika suatu saat kamu, menemukan namamu dalam suatu karya, berarti aku sudah menyelesaikan epilog-nya ~

___

Anak laki-laki itu masih termenung menatap langit dari balkon kamarnya. Sinar mentari yang hangat, menyapa wajahnya yang sangat tampan, berkulit putih pucat itu.

Ia tidak sedang memikirkan masalahnya sendiri. Ia hanya sibuk memikirkan perasaan perempuannya yang ia cintanya. Baru semalam ia melihat perempuan itu tersenyum bahkan tertawa bersama pacarnya. Tapi sayang senyumannya hilang berganti dengan air.

Bagaimana ia bisa diam dan tenang melihat perempuan itu menangis. Perasaannya seketika tidak tenang. Ia harus bagaimana? Ingin sekali rasanya ia menghapus air mata gadis itu. Sial! Siapa yang berani-beraninya membuat gadis tersebut menangis?!

___

Lo gak papa?

Emang gue kenapa?

Lo nangis tadi.

Fine

Jangan nangis, gue benci itu

Gak ada hubungannya sama lo

Ada, lo yang gak tau

____

Sial! Ia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mengirim pesan ke gadis tersebut. Pikiranya selalu tertuju pada gadis itu.

Ia, selalu menyesal saat sudah mengirimkan pesan pada perempuan tersebut. Untuk sekian kalinya ia harus merutuki dirinya sendiri, karna telah mengirimkan pesan pada gadis tersebut.

"Shit! Gue gila gara-gara dia!"

"Perlu gue tunjukin siapa gue?!"

"Aaaargghhh!"

"Sial!"

"Sial!"

"Sial"

"Andai lo tau, gue idola lo!"

"Andai lo tau, gue orang yang lo folow di ig, gue orang yang selalu lo tonton story-nya, gue orang yang selalu lo like postinganya!"

"Kasih tau gue cara ngungkapin perasaan! Kasih tau gue cara percaya diri! Kasih tau gue!
Gue harus apa biar deket sama lo! Gue terlalu takut!"

"Gampang, lo hanya perlu buka Identitas lo, kalo dia tau lo siapa, dia gak akan bisa nolak."

"Kalo dia tau lo idolanya, dia pasti bucin parah sama lo."

"Lo harus percaya diri, lo punya kehidupan yang nyaris sempurna."

"Apa yang lo takutin?"

"Sebegitu gak percaya dirinya elo?!"

"Lo harus tau, lo punya keluarga yang lengkap dan harmonis, lo punya banyak uang. Keluarga terpandang, elo anak konglomerat, apa lagi yang lo takutin?"

Omongan-omongan yang pernah di lontarkan oleh teman-temanya itu langsung terbayang-bayang. Ia juga heran dengan dirinya sendiri, kenapa ia sangat takut untuk mendekati seorang gadis, padahal orang sepertinya banyak di sukai orang orang-orang.

Ia terlalu takut untuk mendekati perempuan itu. Ia takut setelah ia membuka identitasnya, sama sekali tidak berubah. Ia paham betul, ia menyukai gadis yang sudah memiliki pasangan. Ia juga tau, gadis yang dicintainya itu, sangat bucin terhadap pacarnya. Ia juga yakin, gadis tersebut tidak akan meninggalkan pacarnya walaupun di dekati sosok yang banyak di sukai seperti dirinya.

Jadi ia berfikir akan percuma. Biarkan saja ia menunggu gadis tersebut putus dengan pacarnya, atau agar lebih cepat menunggu, hubungannya memburuk. Ia yakin akan ada saatnya momen itu tiba, untuk memberinya kesempatan.

***

Ciya Anjani putri namanya, anak remaja yang baru duduk di bangku SMA kelas 11 IPS 1, di salah satu SMA ternama di kotanya. Memilih masuk IPS hanya untuk menghindari hitung menghitung, tapi sialnya, di IPS ia berjumpa dengan pelajaran Ekonomi dan Kimia yang membuat otaknya ruwet, bertemu angka-angka.

Inilah sosok gadis yang di sukai diam-diam oleh sosok laki-laki yang ternyata adalah anak tunggal dari keluarga konglomerat.

Dalam pandangannya, Ciya Anjani Putri, sangat bahagia dengan pacarnya tersebut. Hingga membuat nyalinya ciut, ia sungguh tidak ingin merusak kebahagiaan perempuan itu.

Tapi di luar dugaan, Ciya tidak 100% bahagia, hanya 30% bahagia, 70% tersakiti. Sungguh ia tidak tau tentang Ciya dan perasaannya.

Rional Abigael Rajatha, salah satu anak pengusaha, yang memiliki banyak perusahaan. Memiliki sifat yang ramah, dan murah senyum. Mudah bergaul, dan tampak menyakinkan. Ia bisa dibilang setia, hanya saja ia suka khilaf, dan tidak pedulian.

Rional, duduk di kelas 11 IPA³ laki-laki andalan anak IPA saat bertanding Basket dengan anak IPS. Adalah sosok yang banyak di idamkan oleh siswa-siswi.
Kulitnya yang putih, tubuhnya bak atletik, potongan rambut yang khas, dan senyumanya yang manis, terlihat kalem, dan tidak banyak bicara. Banyak dari mereka menyangka Rional tidak memiliki pasangan, padahal nyatanya, laki-laki itu mem-privsi hubungannya yang sudah berjalan satu tahun, dengan Ciya Anjani Putri.

Satu tahun bukanlah waktu sedikit untuk menjalin hubungan, apalagi pacar Ciya mempunyai banyak kegiatan, dan tidak jarang ia sering melupakan Ciya. Bahkan hanya untuk berbalas chat saja ia tidak sempat. Jika bukan karna Ciya orang yang sangat sabar dan pengertian mungkin hubungan mereka akan kandas dalam tempo waktu beberapa bulan saja.

Sedikit kecewa, namun Ciya tetap berlagak biasa saja. Hal. Seperti ini sudah sering terjadi pada Ciya, dan perlahan membuatnya terbiasa. Ia sungguh sudah memaklumi kegiatan pacarnya tersebut. Walaupun rasa overthinking selalu ada dalam benak Ciya mengetahui banyak sekali perempuan yang mulai mengikuti banyak permainan seperti, futsal, bola, maupun basket.

Tapi Ciya bukanlah orang yang terlalu ambil pusing, ia sangat yakin Rional tidak akan menduakanya, mengingat, hubungannya yang sudah berjalan satu tahun tahun. Ciya juga, berpegang pada sifat Rional yang tidak mudah untuk jatuh cinta.

"Dahlah! Bagus gue nonton drama! mikirin dia stress gue!" umpat Ciya pada diri sendiri. Dan hanya akal-akalan Ciya agar tidak kepiki oleh Rional.

Satu jam sudah Ciya habiskan hanya untuk menonton drama Korea, tapi hanya baru ke-tonton satu episode saja.

"Ck! Kok agak ngebosenin gini sih! Aaarrrrhhh!"

"Aish, Shiball! Ini lagi anak gak tau diri, gak ngechat-ngechat lagi!" umpat Ciya memaki-maki Rional.

Sungguh memikirkan keseriusan Rional membuat ia tertekan. Ini sudah menjadi resikonya pacaran dengan seseorang yang tidak terlalu tertarik dengan dunia percintaan. Yah, sejak awal Ciya, sudah tau bahwa Rional sama sekali tidak tertarik dengan dunia percintaan. Namun karna Ciya sangat berjuang mendaptkan Rional, entah mengapa sekarang mereka bisa menjadi sepasang kekasih yang sudah berjalan satu tahun.

"Capek juga kalo gini terus, tapi gue juga gak mau kehilangan dia." batin Ciya, bingung.

_____

"Bertahan tertekan, pergi tidak bisa, hingga akhirnya keadaan yang memaksa pergi."

~Ciya Anjani Putri~

_____

Mas R Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang