"Kamu hanya merindukan momennya, jadi tidak perlu mengulang ceritanya, apalagi kembali pada orang yang sama."
-------
SMA Khatulistiwa, kembali heboh dengan kehadiran Rui Orlando. Inilah yang tidak diinginkan oleh Rui saat sudah membuka identitasnya. Ia jadi sulit merasakan jadi siswa biasa, karna teralu sibuk untuk melayani siswa-siswi yang terlalu caper padanya.
Capek? Tentu saja, tidak sedikit dari mereka yang memaksa Rui untuk foto bersamanya, bahkan nomor whatsapp yang Rui sangat banyak DM dari nomor yang tidak dikenal. Pastinya mereka mengambil nomornya saat menjadi Radit dulu di grub sekolah.
Jika dihitung Rui sudah lebih dari sepuluh kali ganti nomor whatsapp karna nomornya kerab kali jebol. Entah siapa yang memberitaukan nomornya ke publik tapi yang pasti itu sangat mengganggu.
Hingga pada akhirnya kini Rui hanya memiliki 7 kontak, Mamanya, Papahnya, Ciya, Deo, Aldan, dan Faky.
Walaupun banyak yang caper pada Rui, tapi Ciya sama sekali tidak merasa panas. Entah kenapa, tapi itulah yang ia rasakan BIASA SAJA. Entah karna mewajarkan karna Rui seorang selebritis, atau karna tidak ada rasa sama sekali. Yang jelas Ciya tidak merasa cemburu sedikitpun. Mungkin di mata Rui, Ciya terlihat cemburu tapi nyatanya tidak. Ciya hanya mencari alasan untuk marah pada Rui, ia sungguh sedikit malas dengan laki-laki idaman para wanita di sekolahnya itu. GADIS BODOH!
"Ciya marah lagi?" tanya Rui saat mereka berada di taman.
"Gak."
"Itu marah," lirih Rui, selembut mungkin.
"Apaan sih di bilang enggak! Ya enggak."
"Tapi Ciya kayak lagi marah," ungkap Rui, masih dengan nada yang lembut.
"Gak juga."
"Maafin Rui," tutur Rui, yang meminta maaf, walaupun tidak tau apa salahnya.
"Rui gak salah."
"Tapi kenapa Ciya marah?" tanyanya sangat sabar.
"Kan Ciya udah bilang, Ciya gak marah," jawab Ciya sedikit geram.
"Rui tau, Ciya marah," tutur laki-laki itu terlihat sedih.
Sungguh ini sudah kesekian kalinya Ciya marah padanya tanpa alasan yang jelas. Awal muka Rui mengira Ciya marah karna terlalu banyak yang cari perhatian padanya. Entah itu benar atau tidak.
"Ciya marah, gara-gara mereka deket-deket sama Rui?"
"Maybe."
"Rui pastiin besok gak lagi, kalo perlu mereka Rui keluarin dari sekolah," ucap Rui, membuat Ciya melotot seketika.
Ciya bingung harus bagaimana, sungguh ia tidak mungkin setega itu membiarkan sebagian siswa-siswi dari SMA Khatulistiwa di keluarkan dari sekolah hanya karna terlalu gatel pada Rui. Alasan macam apa itu?
"Jangan."
"Rui gak mau bikin Ciya cemburu."
"Gak ada yang cemburu sama lo, hello!" jawab Ciya dalam hatinya.
"Tapi gak gitu juga." jawab Ciya yang sebelumnya sudah di jawab dalam hati.
"Terus Rui harus gimana, bise Ciya gak marah?" tanya Rui pengertian.
"Maafin Ciya, Ciya yang salah, Ciya yang suka marah-marah gak jelas padahal Rui gak salah apa-apa, Ciya minta maaf."
Disaat Rui melontarkan kata-kata tersebut, seketika Ciya tersadar, ia sungguh terlalu jahat pada Rui. Ia sadar, telah membuat laki-laki yang tulus padanya merasa kurang berharga. Hanya kata maaf yang bisa ia lontarkan saat itu. Ia sudah terlalu banyak menyakiti anak itu. Ketulusan Rui, sungguh membuatnya sedikit tidak tau diri seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas R
RandomTentangmu sosok laki-laki yang pernah membuatku patah, namun kembali lagi untuk menyembuhkan luka....