18 | satu kelas

235 24 6
                                    

Oke² disini author mau memperjelas, sekarang author manggil Radit itu Rui yah. Soalnya nama Radit agak pasaran, mwehe🙈

____

"Pah, Rui mau di kelas IPS-5," pinta Rui pada Ayahnya dalam telepon.

"Kenapa gak di kelas kamu dulu IPA-1 itu kelas terbaik lho," jawab Candra dalam telepon.

"Mau sekelas sama Ciya, Papah," rengek Rui seperti anak kecil.

"Ciya terus kamu yah," tutur Candra lagi.

"Papah... Ntar kalo gak sekelas Rui gak tau siapa yang deketin Ciya," rengek Rui lagi.

Candra tersenyum geli melihat anaknya yang ternyata sangat bucin. Terlihat jelas ia tidak ingin ada seorang pun yang mendekati Ciya.

"Kamu udah jurusan IPA masa mau pindah ke IPS," riweh Candra, yang bingung melihat anaknya. Bukankah sudah bagus anaknya di IPA¹ mempertahankan prestasinya sebagai juara kelas, dengan nilai terbaik seangkatan.

"Papah," rengek Rui melemas.

"Kalo Ciya aja yang pindah ke IPA¹ gimana?" tanya Canda pada Rui.

"Boleh juga, tapi Ciya kurang suka jurusan IPA, dia kurang pinter hitung-hitungan."

"Anak Papah, 'kan pinter, nanti bisa ngajarin Ciya," solusi Candra.

Rui langsung tersenyum, Papahnya ada benarnya juga. Ia bisa mengambil kesempatan.

"Ehehehe, iya juga, pindahin aja Pah," tawa Rui.

***

"Lu enak banget yah, Ci, dipindahin IPA¹ terus sekelas sama Rui Orlando," ucap Sasa sedikit iri dengan nasib Ciya yang sangat baik.

"Gak tau deh, udah di bilangin gue kurang suka jurusan IPA," jawab Ciya sembari menyusun buku-bukunya untuk pindahan.

"Tapi kan ada Rui," tutur Sasa lagi.

"Nah, kalo itu gak papa sih," sahut Ciya cengengesan.

"Pengen ikutan," rengek Sasa membuat wajahnya seakan-akan ingin menangis.

"Jangan, nanti lu gak kuat, nyari x dan y," rajut Ciya.

"Yok gue anter," tawar Sasa.

Kedua gadis manis itu, berjalan dari koridor demi koridor, menuju kelas IPA¹. Senyuman Ciya sedari tidak pudar, ia sangat senang bisa sekelas dengan idolanya. Tapi disisi lain ia memikirkan, bagaimana harus Beradaptasi dengan lingkungan barunya.

"Eh, liat deh," tunjuk Sasa pada sebuah mading, di koridor.

_____

• Rui Orlando = IPA¹
•Aldan Dewangga = IPA⁴
•Deondra Milianof = IPA⁴
•Faky Arselan = IPA¹

_______

"IPA⁴ bukannya kelas Rional?" tanya Sasa mencoba mengingat.

Ciya mengangguk, mengiyakan.

"Buset dah, anak IPA ganteng-ganteng," seru Sasa geleng-geleng kepala.

"Inget Darell lu, Sa."

"Hidih, Darell gak jelas, menunggu tanpa kepastian itu capek bestie!"

Mas R Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang