Rional, anak laki-laki tersebut sedang duduk melamun, entah apa yang ada di pikirannya saat ini. Semenjak hubunganya dengan Ciya berakhir Rional selalu merasa hidupnya tidak tenang. Apalagi semenjak berhubungan dengan Ayu.
Jujur saja, Rional tidak mencintai Ayu dengan tulus, ia hanya menginginkan sesuatu dari diri Ayu. Ia, juga mendapatkan apa yang tidak bisa di dapatkan dari Ciya. Itu membuat Rional ingin bersama Ayu, tapi sayangnya berita kehamilan Ayu tersebar di SMA Khatulistiwa. Beruntung kebanyakan dari mereka tidak tau bahwa anak itu adalah anak Rional. Mungkin.
Tadi Ayu mengirimkannya pesan, memintanya untuk mentransfer uang, dengan ancaman yang sama, memberi tau jika janin dalam rahimnya adalah ulah Rional. Sungguh anak itu merasa di tipu oleh Ayu. Bukankah saat jtu Rional sudah memberikannya uang? Kenapa anak itu ngelunjak dan memintanya lagi?
"Ngelunjak lo, jalang sialan!" umat Rional memukul tiang balkonnya.
Di tambah, pikirannya sangat kemana-mana, saat mengetahui sosok laki-laki yang kerab ia bully adalah anak pemilik sekolah, dan anak tunggal dari keluarga Orlando. Jika Rui tidak memafkannya, mungkin perusahaan Orlando akan dengan mudah menjatuhkan perusahaan ayahnya.
Rional tidak bisa membayangkan jika ia harus hidup miskin. Ia harus memastikan Rui sama sekali tidak akan menjatuhkan perusahaannya. Rional sadar tindakannya memang keterlaluan, tapi siapa tau jika ia adalah anak tunggal keluarga Orlando? Sungguh nasib naik tidak berpihak pada dirinya.
Ditambah, gadis yang dulu sangat ia cintai, gadis yang menemaninya dari nol, gadis yang benar-benar tulus padanya, kini telah menjadi milik Orlando. Jika boleh jujur, Rional menyesal telah meninggalkan Ciya, kini mungkin Ciya lebih bahagia dengan Rui, sosok yang benar-benar mencintainya lebih dari Rional.
Huh! Benar-benar hari yang berat bagi Rional ia harus apa?
Haruskah ia merebut Ciya? Tapi jika di pikir-pikir, mudah saja untuk Rional merebut Ciya dari Rui, mengingat ia adalah masa lalu Ciya. Karna pada dasarnya..."Sebaik apapun orang baru, orang lama tetaplah pemenangnya."
Yah, Rional percaya dengan kata-kata tersebut, karna orang lama memiliki ruang tersendiri dalam hari seseorang, mengingat Ciya bukan orang yang mudah untuk melupakan.
Haruskah, Rional mengejar yang seharusnya menjadi miliknya? Masih pantaskah ia untuk Ciya?
Entah kenapa hasrat untuk memiliki Ciya, semakin menjadi-jadi dalam dirinya, padahal dia sendiri yang sudah merendahkan gadis tersebut. Rasanya ingin sekali, gadis itu menjadi miliknya, dan membuat Rui, sosok yang sudah ia benci dari lama merasakan patah hati terberat.
Me
P
Ciya, ini Rional, save yah____
Ciya mematung, jantunganya berdetak tidak karuan, rasanya sangat ingin menangis, tari tidak dipungkiri sudut bibirnya tersenyum sekilas. Ada rasa bahagia disana, walaupun Ciya tau ini bukanlah yang terbaik. Tapi entah kenapa Ciya sangat senang mendapatkan pesan dari orang tersebut.
Seseorang yang pernah menjadi alasannya untuk tetap tumbuh, seseorang yang menjadi alasannya untuk kuat saat menjalani kehidupan yang berat. Seketika semua kenangan indah yang pernah di laluinya terbayang-bayang kembali, tawa canda bersama Rional terdengar merdu di telinganya. Haruskah ia melepaskan kenangan yang indah itu?
Terlalu indah untuk dilupakan, bahkan hadiah-hadiah yang pernah ia terima dari Rional masih tersimpan rapi di lemarinya. Pesan-pesan manis yang pernah ia terima dari Rional juga masih bisa di baca ulang. Betapa rindu Ciya dengan anak laki-laki tersebut. Ingin sekali rasanya ia berlari dan memeluk Rional di bawah derasnya hujan seperti masa lalu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mas R
RandomTentangmu sosok laki-laki yang pernah membuatku patah, namun kembali lagi untuk menyembuhkan luka....