𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
_______
"Ciya, mau di bawa kemana?" tanyanya polos.
Entah kenapa dirinya begitu menurut pada tiga anggota mabong ini. Ciya sendiri bingung mengapa dirinya jadi tulalit begini? Mungkin saja karna dirinya sibuk memikirkan hal yang baru saja terjadi saat ini.
"Ciya suka es krim, 'kan?" tanya Deo.
Ciya mengangguk seperti anak kecil. Lagi dan lagi Ciya bingung dengan dirinya sendiri. Ia mendadak menjadi polos dan penurut seperti anak kecil.
"Nih kami punya banyak es krim," tutur Aldan. Sedangkan Fakybhanya diam menyimak.
"Mau!" refleks Ciya yang sangat menyukai es krim tersebut.
"Ambil," jawab Aldan menunjukan kulkas khusus es krim kepada Ciya.
Mata Ciya berbinar melihat setumpuk es krim dengan berbagai rasa, mulai dari stroberi, coklat, vanila, coffee, dan lain-lain. Ia langsung saja mengambil es krim paling besar rasa coklat.
"Tapi makanannya di sini yah," tutur Deo lagi.
Ciya mengangguk paham, ia benar-benar terlihat seperti anak-anak jika sudah melihat banyak es krim seperti ini. Ciya juga sangat mudah melupakan masalah jika sudah memakan es krim, tapi saat es krim habis ia akan mulai sadar.
"Polos banget cewek, Boss," kaget Aldan menatap Ciya yang sedang adik dengan es krim nya.
"Kek bocil, nih anak, ngegemesin!" tutur Deo, yang jiwa Playboynya sudah meronta-ronta.
"Jagan sampe dia lo embat juga, Yo," tutur Faky, yang baru sekali ikuta berbicara, karna sedari tadi anak itu hanya diam.
"Kalo bisa sih gue mau," jawab Deo tertawa garing.
"Mati lo sama keluarga Orlando!" sergah Aldan menoyor kepala Deo.
"Taik!" ucap Faky tiba-tiba.
Tanpa sadar es krim yang tadi Ciya makan telah habis, anak itu reflek melihat gagang es krim di tangannya dan tersadar.
"Radit dimana?" tanya pada tiga laki-laki di depannya.
Ciya langsung berdiri hendak keluar dari ruangan tersebut, untuk mencari Radit, namun pergerakannya di tahan oleh Faky.
"Dia masih ada urusan," ucap Faky dengan tangan yang melebar agar Ciya tidak bisa lewat.
"Gak mau! Ciya mau sama Radit!" kekeh anak perempuan itu seketika menjadi galak.
"Awas!" tutur Ciya galak!
"AWAS GAK! JANGAN SAMPE GUE TAMPOL PALA LO!" judes Ciya membuat Aldan dan Deo melotot kaget.
Sifat lugu dan anak-anaknya tadi seketika hilang berganti menjadi galak seperti Kak Ros. Gadis itu terus-terusan menodorong-dorong Faky, yang kesulitan menjaga pintu agar Ciya tidak bisa keluar. Sedangkan Aldan dan Deo malah mengobrol tanpa ada niatan membuat Faky menjaga pintu.
"Galak juga teryata, Yo, lo masih mau?" tanya Aldan pada Deo.
"Iya njir, galak juga, ngeri nih, buat Rui aja gue gak mau," tutur Deo, dengan ekspresi kagetnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mas R
CasualeTentangmu sosok laki-laki yang pernah membuatku patah, namun kembali lagi untuk menyembuhkan luka....