Mabong, manusia banyak omong, entah siapa yang memberikan nama geng aneh tersebut kepada empat orang kaya raya juga tampan ini. Yang jelas sebutan mabong sudah populer di kalangan mereka.
"Eh Boss, gue liat cewek lo tadi di cafe butterfly," ucap Aldan membuaka percakapan.
Mereka berempat kini sedang berada di kamar Deo, yang sangat luas dan lengkap dengan kebutuhannya, di kamar Deo banyak terdapat makanan beraneka ragam, maupun berbagai jenis minuman, kecuali minuman yang tidak diperbolehkan.
"Cafe?" tanya Rui, langsung menatap Aldan dalam.
"Hem."
"Dia bereng cowok, si kapten-kapten basket itu, mantanya, 'kan?" ungkap Aldan berterus terang.
"Rional?"
"Nah, iya."
"Bos, Hati-hati lho, orang lama selalu menang," tutur Faky, yang memang dalam keadaan sama seperti Ciya, GAMON.
"Jangan serius-serius sama satu cewek nape, sih, yang mau sama lo banyak," tutur Deo dengan jiwa buayanya.
Rui, terdiam. Ucapan teman-temannya terdengsr menyakinkan, tapi yang dikatakan mereka memang benar adanya. Rui, anak laki-laki itu bisa saja bersaing dengan ribuan orang yang menyukai Ciya, tapi sulit rasanya bersaing dengan orang yang disukai Ciya.
"Sebaik, seasik, setulus apapun orang baru, orang lama akan tetap menjadi pemenangnya."
Yah, orang lama terkadang memiliki tempat tersendiri di ruang hati seseorang. Apa daya Rui, ia sudah termasuk orang baru dalam hidup Ciya.
"Jagan dengerin mereka, kalo lo emang suka yah perjuangin, lambat laun, Ciya juga pasti lupa, yang penting lo tau cara main nya," jelas Aldan.
Aldan Dewangga, sosok laki-laki yang sama sekali belum pernah pacaran, bahkan menyukai seorang gadis saja ia tidak pernah. Ia tidak terlihat seperti laki-laki pada umumnya. Bukan jatuh cinta itu wajar? Bahkan anak SD saja sudah pernah pernah jatuh cinta. Tapi ada apa dengan Aldan? anak itu sama sekali belum pernah merasakan jatuh cinta. Sungguh ini sebuah ke lainan. Walaupun Aldan tidak pernah merasakan cinta, tapi anak tersebut paham betul tentang dunia percintaan.
Disaat ketiga teman-temannya, kesulitan dalam urusan percintaan Aldan lah yang selalu memeberikan solusi yang dibungkus dengan nasehat. Satu-satunya orang yang sering kali terkena nasehat adalah Deo. Aldan akui Deo sangat susah di nasehati. Deo selalu saja mempermainkan hati para gadis demi kesenangan semata. Sama sekali tidak peduli dengan nasehatnya.
"Cara main apa? Emang cinta ada permainannya?" tanya Deo yang hanya tau cara mendapatkan banyak gadis untuk simpanannya.
"Strategi, di dalam dunia percintaan, gak cuma ngandelin rasa suka. Cinta juga butuh perjuangan, dan dalam perjuangan, lo harus punya strategi. Strategi yang buat perjuangan lo itu berharga, terkadang ada yang berjuang tanpa strategi, dan pada akhirnya perjuangan itu sia-sia, bahkan gak dihargai," jelas Aldan terlihat sangat paham tentang dunia percintaan.
"Kalo gue, gak perlu sih," jawab Deo sepele.
"Terus, menurut lo gue harus gimana?" tanya Rui, yang paham dengan ucapan Aldan.
"Yah, berjuang, lo harus berjuang, tapi inget, gak boleh terlalu memaksa, perlahan aja, satu lagi jangan lupa tarik ulur," jawab Aldan.
"Tarik ulur gimana?" tanya Deo, ikit-ikutan, sedangkan Faky hanya diam menyimak, masih memikirkan Kia, haruskah ia berjuang untuk Kia?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas R
RandomTentangmu sosok laki-laki yang pernah membuatku patah, namun kembali lagi untuk menyembuhkan luka....