22 | Resah

255 17 2
                                    

"Dunia tidak asik semua tergantung fisik, duit, dan drajat."

___

Kejadian semalam masih menjadi topik trending di SMA Khatulistiwa. Banyak dari merka yang tidak percaya jika si culun, yang telah menjadi bahan bully semenjak masuk SMA itu, teryata adalah seorang selebriti di dunia bisnis yang banyak di kenal orang. Bahkan mereka baru menyadari jika SMA khatulistiwa adalah sekolah milik keluarga Orlando.

Sangat tidak lucu jika anak dari kepala sekolah, dibully dan di rendahkan. Ini adalah mimpi buruk bagi semua orang yang yang telah menghina anak tersebut secara langsung maupun online yang banyak terjadi di siaran langsung Rui semalam.

Keadaan yang tidak seperti biasanya, SMA Khatulistiwa sedikit sepi, hanya ada beberapa murid yang bersekolah. Kelas yang biasanya ribut tidak karuan, kini sunyi seperti tidak berpenghuni, hawanya sungguh berbeda. Wajah mereka semua menampilkan ketakutan yang amat besar.

"Gue takut banget, semalem gue ikutan ngehina Rui," tutur seorang gadis pada temannya sangat pelan..

"Gue juga," jawab temannya juga takut-takut.

Suasana kembali senyap, tidak ada diantara mereka yang tidak menghina seorang Rui Orlando semalem. Mungkin hanya beberapa orang saja yang tidak menghina anak tunggal tersebut. Benar-benar suasana yang canggung.

Disisi lain, Ciya dan Rui ada di ruang pribadi milik Rui yang berada dekat dengan ruang kepala sekolah. Mereka berdua hanya duduk diam tanpa bicara. Rui sebenarnya juga merasakan situasi canggung di sekolahnya. Sekolah tersebut tampak mati karna kejadian semalam.

"Mau maafin, mereka?" tanya Ciya mencairkan suasana, ia juga tidak ingin diam seperti ini.

"Sulit."

"Kalo enggak, suasana sekolah bakal gini terus," tutur Ciya menatap Rui sendu.

Ia tau perasaan Rui, yang pastinya sakit hati selama dua tahun bersekolah di sekolahnya sendiri. Ciya dapat merasakan bagaimana rasanya di caci maki beramai-ramai seperti itu. Dibully layaknya orang yang tidak penting, bahkan di pukul karna kesenangan semata, pasti sangat sulit bagi Rui untuk memaafkan semua ini.

"Mental Rui masih terombang-ambing."

Ciya mengangguk tanda mengerti, ia sedikit menggeserkan tubuh mungilnya mencoba sedekat mungkin dengan Rui. Anak laki-laki yang merasa rapuh itu dengan cepat memiringkan kepalanya menyender di bahu Ciya. Anak itu menghirup dalam-dalam aroma tubuh khas milik Ciya, lalu menutup mata untuk merilekskan diri.

"Maafin mereka, mau?" tanya Ciya sembari mengelus tangan Rui lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Maafin mereka, mau?" tanya Ciya sembari mengelus tangan Rui lembut.

"Gak tau."

"Kenapa gak tau?" tanya Ciya lagi.

"Mereka jahat...," sahut Rui terdengar seperti rengekan.

"Kalo Rui, baik apa jahat?"

"Rui baik," jawab Rui, kini anak itu sungguh terlihat seperti bocil.

Mas R Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang