Bahkan pikiran tidak bisa mengontrol detaknya hati yang sedang jatuh cinta.
-Menyapa Rindu-
Rindu meringis kesakitan ketika secara tidak sengaja ia menabrak seseorang yang berjalan berlawanan arah dengannya. Karena terlalu senang akan rencananya yang berhasil mengerjai Melvin, dengan cara meludahi kopi hitam itu. Ia tidak fokus berjalan.
"Maaf sory! Gue gak sengaja!" serunya mengusap dahi yang lumayan sakit.
"Santai aja." Rindu yang merasa familiar dengan suara bariton di depannya langsung mendongak.
"Aldo?"
"Owh! Rindu ya?" Gadis berambut pendek itu menautkan kedua alisnya tidak mengerti kenapa bisa Aldo pemain bulutangkis di sekolah ini bisa mengenalinya, padahal mereka berbeda kelas atau bahkan jurusan.
"Gak usah bingung gitu." Rindu hanya tersenyum kaku ketika lelaki di depan menepuk pundaknya pelan.
"Gue kasih tau ya." Aldo mendekatkan wajahnya ke telinga kanan Rindu yang spontan mundur kebelakang, tapi detik kemudian ia tahan karena bisikan dari Aldo.
"Selamat atas pernikahannya sama Pak Melvin." Rindu membulatkan mata tidak percaya kepada lelaki di depannya yang malah tersenyum senang memamerkan deretan gigi putihnya.
"Ba... Bagaimana..."
"Kenalin, gue Aldo. Sepupunya Pak Melvin." Aldo mengulurkan tangannya ke arah Rindu yang kembali kaget.
"Udah gak usah bingung gitu!" Aldo buru-buru menyambar tangan gadis di depannya yang diam dengan wajah lucu.
"Maafin gue karena kemarin gak sempet hadir ke acara kalian, gue ada seleksi bulutangkis." terang Aldo sedikit memelankan suara.
"Lo beneran sepupunya Pak Melvin?" Rindu menatap wajah ceria Aldo yang tidak henti-hentinya menebarkan senyum. Membuat Rindu mudah sekali akrab.
"Iya! Mama gue saudaraan sama tante Annisa dan Papa gue sama om Denis dulunya satu angkatan. Emangnya kenapa lo tanya gitu? Masih gak percaya ya?" Aldo menaik turunkan alisnya menatap Rindu yang langsung menggeleng.
"Bukan begitu! Kalian bener-bener beda! Lo murah senyum, terus dia..." Rindu tidak melanjutkan kalimatnya ketika kedua matanya menangkap sosok yang saat ini sedang ia bicarakan berjalan beriringan dengan Sarah. Ada sedikit rasa tidak enak setelah melihat suami sendiri berjalan berdua dengan wanita lain. Rindu tidak tau apa yang saat ini terjadi pada dirinya, yang jelas ia sangat tidak suka.
"Dia datar dan membosankan. Itu kan maksud dari perkataan Rindu?" Aldo mengalihkan pandangan menatap gadis didepannya setelah ia melihat seseorang yang dilihat Rindu.
"Kurang lebih kayak gitu, kenapa juga gue bisa nikah sam..." Aldo buru-buru menutup mulut gadis didepannya.
"Lo bisa kecilin suara gak? Kalo ada yang denger gimana?" Rindu hanya bisa tersenyum malu, ia sudah terlanjur kesal sehingga tidak memperdulikan situasi.
"Gue minta nomernya boleh gak?" Aldo mengeluarkan handphone dari saku celananya.
"Buat apa?" Rindu meraih ponsel milik Aldo setelah pria itu menyodorkannya.
"Buat nambah kontak aja. Sama buat godain lo, Kayak semisal, gue manggil lo itu pakai sebutan apa? Lo kan udah jadi bagian keluarga besar gue." terangnya sembari melirik Rindu yang masih sibuk mengetik nomor ke dalam handphonenya.
"Awas aja kalo lo berani macem-macem sama gue!" Rindu menyodorkan ponsel Aldo kembali, ia menatap lelaki itu tajam.
"Ampun nyonya Melvin!" serunya menarik kedua telinga dan langsung pergi ketika Rindu akan memukulnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/303443004-288-k236588.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyapa Rindu
Novela JuvenilSesuatu yang di bangun dari keterpaksaan akan berakhir tidak menyenangkan. Begitupun dengan perjodohan yang tiba-tiba berada di depan mata Rindu Aisya Fitri. Di umur yang masih semangat mengejar mimpi, harus terkalahkan oleh permintaan kedua orang t...