Beberapa bulan kemudian tepatnya di hari kelas 12 wisuda. Rindu bersama teman-temannya berada di aula besar dengan kebaya yang terlihat selaras. Hari ini mereka bahagia karena hari yang mereka nanti datang juga.
Seseorang datang membuat Rindu yang saat ini sudah cantik dengan jilbab putihnya menoleh.
"Boleh gabung gak?" Lelaki berpakaian jas hitam tersenyum lebar sembari melambaikan tangan.
"Ya elah pakek ijin segala." Zahra menepuk pundak Aldo cukup keras membuat lelaki itu meringis.
"Biar sopan." Amanda memutar bola matanya malas ketika Putri menyenggol pundaknya bermaksud menggoda.
"Kalian kapan jadian? Kok gak bilang-bilang sih?" Zahra menatap Aldo dan Amanda bergantian.
"Jadian? Mereka deket?" tanya Rindu yang tidak mengerti salam sekali akan kejadian baru-baru ini.
"Iya mereka udah deket dari lama, cuma masih sembunyi-sembunyi. Amanda takut kalo lo marah." Rindu menautkan kedua alisnya lalu detik kemudian tertawa lepas. Kenapa dia harus marah? Memangnya Aldo itu anaknya? Atau pacarnya?
"Eh enak aja! Bukan karena it..." Amanda menghentikan penjelasannya ketika Melvin akan melangkah kemari.
"Eh Pak Melvin," sapa Putri yang langsung mencium punggung tangan guru kimia-nya itu lalu diikuti dengan yang lainnya tak terkecuali Rindu.
"Selamat atas kelulusan kalian ya, semoga menjadi manusia yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama." Melvin melirik Rindu yang entah kenapa seperti mengejeknya. Gadis itu benar-benar tidak berubah sama sekali, kelakuannya seperti anak kecil.
"Pak Melvin," panggil Putri membuat pria itu menoleh.
"Pak Melvin kenapa belum nikah? Pak Melvin masih belum move on dari mis Sarah ya?" Semua orang membulatkan mata tak terkecuali Rindu yang kaget akan pertanyaan berani Putri.
"Gak sopan tau." Rindu menyenggol lengan temannya itu merasa kesal sendiri.
"Kenapa kamu tanya begitu? Kamu mau menjodohkan saya?" Bukannya kesal, Melvin malah meladeni pertanyaan tidak penting Putri.
Setelah menikah dengan dirinya, Melvin jauh berbeda dari yang sebelumnya. Tapi Rindu menginginkan sifat Melvin yang dulu, sifat Melvin yang saat ini terlihat seperti orang gila. Pria itu sering tersenyum, meksipun senyumannya sangat mengerikan.
"Saya masih ingin sendiri untuk saat ini, sudah banyak kejadian di tahun ini yang membuat saya banyak-banyak belajar. Saya masih belum siap untuk menikah, saya harus belajar lagi."
"Emangnya nikah harus belajar juga ya? Emangnya belajar di sekolah mana?" Rindu dan yang lainnya memutar bola matanya malas. Kenapa bisa mereka memiliki teman seperti Putri?
"Kenapa Rindu? Kamu mau mengatai saya?" Rindu menundukkan kepalanya ketika Melvin menyadari jika ia memperhatikannya.
Rindu tersenyum, ia bersyukur di akhir kelulusannya mendapatkan kebahagiaan yang tidak bisa ia bayangkan. Meksipun Nada tidak hadir dalam wisudanya, tapi ia masih bisa tersenyum dengan hadirnya ayahnya dan juga kedua orang tua Melvin.
Terimakasih untuk semua ini. Setelah menyapa Rindu sebentar, kehidupan Rindu jauh lebih baik. Yang awalnya berbelok arah tajam, kini sudah kembali lurus seperti yang dulu Rindu lihat dengan samar.
Rindu tidak akan pernah melupakan sapaan singkat dari Melvin. Rindu akan mengenangnya walaupun sebentar, karena pertemuan singkat ini sudah membuat perubahan besar dalam hidupnya.
Mana mungkin ia melupakannya, jika sapaan singkat ini menyisakan banyak sekali pelajaran.
"Kalo dipikir-pikir, Pak Melvin cocok ya sama Rindu?" Melvin dan gadis berjilbab putih itu menatap datar Aldo.
"Wah iya cocok!" seru Amanda dan Putri hampir bersamaan.
🏫
Sebelum mengakhiri cerita ini, saya selaku author berterimakasih sudah mau meluangkan waktu untuk membaca cerita yang mungkin banyak kurangnya 🙏🏻 semoga seiring berjalannya waktu, author bisa menulis cerita lebih baik lagi❤️ dan maaf kalo ada salah-salah kata atau yang lainnya.
Sampai jumpa di cerita Maira dan juga Caroline 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyapa Rindu
Novela JuvenilSesuatu yang di bangun dari keterpaksaan akan berakhir tidak menyenangkan. Begitupun dengan perjodohan yang tiba-tiba berada di depan mata Rindu Aisya Fitri. Di umur yang masih semangat mengejar mimpi, harus terkalahkan oleh permintaan kedua orang t...