empat puluh

86 11 4
                                    

empat puluh: Curiga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

empat puluh: Curiga

jangan lupa berikan komentar dan vote 
terima kasih

Bau obat yang menyengat menusuk indra penciuman Jungwoo tetapi dia masih dengan setia menunggu temannya di loby rumah sakit yang penuh dengan orang dan suara ambulan ini. Dengan mengenakan pakaian musim dinginnya Jungwoo masih tak hentinya menunggu Ryujin yang sempat ia tinggalkan kemarin. Pangeran itu ingin meminta maaf dengan layak pada temannya itu, mungkin makan bersama di restoran yang lebih mewah dapat membantu tetapi Ryujin malah menginginkan keduanya bertemu di loby rumah sakit milik negara yang dipenuhi dengan beberapa korban kerusuhan.

Sekali lagi Jungwoo menurunkan topi yang ia kenakan, berharap tidak ada seorangpun yang dapat mengenalinya. Karena tentu saja ia tak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya, apalagi saat ini sang pangeran hanya membawa Lucas sebagai pengawalnya, tak lebih. Setengah jam Jungwoo menunggu dan sudah lebih dari tiga puluh taktik pengusir rasa bosan telah ia lakukan untuk mengatasi rasa itu, tetapi sama saja. berada di ruangan dimana tak ada seorang pun yang mengenalinya, di tempat dimana semua emosi berada, berada di sini membuatnya sedikit tidak nyaman. Dan untungnya kemudian dering handphonenya membuat wajah cemberit dari pangeran itu langsung berubah.

Sebuah senyum.

Sebuah telepon dari kekasihnya, Doyeon. Sebuah orbrolan biasa yang saling menanyakan kabar, tetapi bedanya kali ini Doyeon benar-benar bertanya mengenai keadaannya di Corea, menasehati Jungwoo untuk tetap berhati-hati dan untuk tidak terlalu percaya pada orang lain, "Lucas itu orang aku loh Doy, kamu gak bisa asal tuduh gitu" ucap Jungwoo.

"Loh bukan gitu, aku cuman mau ngingetin kamu doang loh, Woo. Sejak dulu kamu tuh selalu mudah percaya sama orang yang baik ke kamu. Chirstian Bang sama siapalah itu namanya." jawab Doyeon.

"Doy..","Okay, terserah kamu, Woo. Aku cuman mau ngabarin aja kalau aku bakal ke Corea bulan depan."

"Woo. Jungwoo," panggil Ryujin.

Jungwoo berbalik, segera menutup teleponnya dan menemui Ryujin yang menatapnya dengan mata sembab. Jungwoo melangkah melewati kerumunan orang yang berteriak mengiringi seorang pria dengan anak gadis penuh darah di gendongannya.

Jungwoo sempat terhenti untuk melihat gadis kecil yang berada di gendongan pria tersebut, wajahnya dipenuhi dengan darah yang masih mengalir di pelipisnya. Seorang gadis yang mungkin masih berusia lima tahun. Kemudian Jungwoo bisa mendengar sang ayah yang mencoba untuk mencari dokter dengan bahasanya yang sedikit berantakan, dia bukan orang Corea batin Jungwoo.

Tetapi kemudian perhatian Jungwoo kembali terpusat pada Ryujin yang masih menunggunya di seberangnya, di depan lift yang masih tak hentinya mengangkut orang-orang. Shin Ryujin, sosok yang selalu terlihat garang dan tegar itu kini terlihat rapuh. Matanya sembab, tangannya juga bergetar tanpa henti.

The RoyalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang