T A M A T
Kematian Ratu Son yang penuh misteri masih meninggalkan luka dan trauma, membuat kursi pewaris raja dibiarkan kosong begitu saja.
Menunggu yang pewaris menduduki tahta tersebut.
15 tahun berlalu dan akhirnya rapat agung kembali diadakan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
user princeprince: dasar putri gila, ku kira dia lebih waras dari putri lisa, ternyata sama saja
- putrilisaselamanya membalas princeuwu: putri lisa malah lebih baik, setidaknya putri lisa tidak datang ke tempat kumuh dengan mengenakan gaun mewah seperti itu
princejongin'swife: apa yang akan dilakukan putri itu di sana, menyapu jalan dengan gaun panjangnya? hahahaha
calonratu: gaunnya itu bahkan bisa menyelimuti anak-anak yang kedinginan di sana, dasar putri gila
princeuwu: kalian tahu apa yang lebih gila, mentri Junsu juga hadir di sana, seolah tak terjadi apapun
crazycat membalas: waaaaa, gilaaaa. Bukankah dia mentri pembangunan negara? bisa-bisanya dia datang?
straymouse membalas: jika aku jadi Raja, mungkin aku akan mengurung mereka semua dalam penjara
uwuforever: sepertinya Pangeran Jongin lebih pantas untuk naik sebagai putra mahkota, lihat dimana sang pangeran jungwoo
princejongin'swife membalas: menangisi kematian ibunya mungkin kekekkeke
"Putri Wendy memang terlalu baik, saking baiknya dia lupa bahwa dia hidup di dunia yang kejam. Kebaikannya tidak akan selamanya dipandang baik oleh orang lain" ucap Mentri Junsu setelah membacakan komentar di internet mengenai insiden yang terjadi tadi siang.
Mentri Junsu, paman sekaligus sepupu dari Ratu Son, adalah seseorang yang sudah mengabdikan dirinya pada keluarga Son. Seseorang yang katanya mendekatkan sang Raja Hyun Bin dan Putri bangsawan Son, hingga akhirnya menikah dan memiliki dua anak yang luar biasa, seperti Wendy dan Jungwoo. Seseorang dengan ambisi yang besar, membuat keturunan Son menjadi pemimpin negeri ini dan membuat dirinya sendiri sebagai penasihat Raja di masa mendatang,
Pangeran Jungwoo tak memberikan komentar apapun terhadap pujian yang diberikan oleh mentri Junsu. Pikirannya melayang ke kejadian tadi pagi, sesuatu yang ia temui di perjalanan menuju istana. Sesuatu yang mengganggu pikirannya hingga saat ini.
"Pangeran.. Pangeran..., Jungwoo"
"Maaf paman, aku sedang tidak fokus" gagap Jungwoo karena ketahuan tidak mendengarkan sang paman. Jungwoo, sejak kecil ia sudah hidup dalam dunia yang kejam, dunia yang menuntutnya untuk tampil sempurna, di dunia dimana ia harus berhati-hati. Ayah yang terlampau sibuk mengurusi urusan negara, kakak perempuan yang juga sibuk dalam menolong orang banyak, bahkan tanpa sadar mengabaikan adiknya sendiri, ibu yang sudah pergi jauh, dan kedua kakak tirinya yang menurut sang paman adalah orang yang berbahaya, serta ibu tiri yang tak perlu ia dekati.
