dua puluh empat

112 16 9
                                    

dua puluh empat:

Kim Jongin, Son Seungwan, Lalisa Manoban, Kim Jungwoo

Dan lainnya

"Cerita hanyalah fiksi belaka, jika ada kesamaan karakter pemain, maka itu adalah kebetulan."

'Kalau mau ngehate tokoh silahkan, tapi jangan hate idol dan artis/aktor aslinya yaa'

Terima kasih sudah membaca

Jangan lupa berikan vote dan komentar

.

.

.

Sehun membolak-balik laporan yang dikirimkan oleh orangnya dengan puas. Sepatu runcingnya mengetuk lantai sesuai irama musik yang saat ini diputar, dan bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman langka yang sebelumnya tak pernah diperlihatkan sebelumnya.

"Aku selalu mendengar bahwa keluarga kerajaan cukup boros, tapi aku tak tahu bahwa mereka benar-benar seboros ini. Lihatlah bagaimana pangeran-pangeran dan putri-putri kerajaan ini menghabiskan uang negara. Aaa, jangan lupa dengan mereka yang mengaku sebagai sanak raja ini? Wow...." ucap Sehun dengan sinis.

Tangannya kemudian menghempaskan tumpukan laporan itu dengan keras, membuat beberapa orang-orang yang berada di ruangan itu tersentak. "Kerja bagus. Aku suka orang baru yang kau rekrut Hyung..." puji Sehun pada salah satu anggota partainya.

"Mengingat beberapa skandal kerajaan kita dapatkan dari dia, maka berapa yang harus kita bayar?" tanya Yoo Yeonseok yang juga berada dalam ruangan tersebut.

"Dia melakukan ini bukan karena uang" ucap pria tersebut.

"Lalu?"

"Balas dendam mungkin? Dia cukup pemalu untuk hal-hal pribadi seperti ini"

Yeonseok tertawa tak hentinya, tertawa hingga matanya mengeluarkan air mata, "keluarga itu benar-benar telah melakukan banyak kejahatan ternyata. LIHAT, bahkan sampai ada yang ingin melakukan semua ini tanpa digaji..."

"Kejahatan besar yang tak termaafkan...." lanjut Sehun.

"Apa aku boleh pergi?"

"Ya hyung, kau boleh pergi. Sekalian sampaikan salamku pada adikmu..."

"Ya"

Dan bersamaan dengan pintu ruangan yang ditutup Yeonseok pun berhenti tertawa, matanya kemudian langsung menatap nyalang ke arah pintu dan berkata, "Kim satu itu ternyata pintar juga dalam mencari orang, tapi kau juga harus waspada dengan dia Hun. Orang terdekatnya saja ia khianati, apalagi kau yang hanya orang lain..."

"Tentu saja Sir.... . Lalu apa yang harus kita lakukan setelah ini? Mengekspose pembukuan ini pada media, seperti semua skandal yang terjadi atau?"

"Kirimkan satu persatu isinya pada orang-orang yang berhubungan. Mari kita hancurkan keluarga itu dari dalam"

"Baik Sir...." ucap Sehun sebelum akhirnya pergi meninggalkan ruangan milik sang ketua, meninggalkannya bersama dengan beberapa artis kenamaan ibukota, melakukan suatu hal yang tak perlu dibayangkan.

.

.

.

.

"Huhh" mungkin ini adalah kali kesepuluh Wendy menghela napasnya dengan keras, membolak-balik halaman pada gawai kotak di depannya. Tak hentinya khawatir akan pengeluaran sang adik yang diluar nalar.

The RoyalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang