enam

242 22 0
                                    

Terima Kasih sudah membaca

"Pangeran Jungwoo juga boleh memanggil saya sebagai Ibu, jika Pangeran menginginkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pangeran Jungwoo juga boleh memanggil saya sebagai Ibu, jika Pangeran menginginkannya. Sebuah keormatan bagi saya mendapat panggilan itu dari anda" Selir Ha tersenyum dengan hangat pada Pangeran Jungwoo, yang tentu saja membuat pangeran 22 tahun itu ikut tersenyum dengan bahagia, sebuah senyuman hangat yang sudah lama tidak ia rasakan.

"Tidak boleh! Setelah merebut ayahku, sekarang kau ingin merebut ibuku juga?" sela Jongin yang tak sengaja mendengar hal tersebut. Sebuah candaan yang sebenarnya sering ia lontarkan pada sang ibu, hanya saja bagi Jungwoo hal itu adalah sebuah peringatan. Ia sudah memiliki kasih sayang dari Paman Junsu, pendukung yang kuat, harta yang berlimpah, dan masa depan yang sangat cerah -calon Raja-, maka ia tidak boleh egois dengan menginginkan hal lain.

"Jonginnn, berhentilah bersikap kekanakan" ucap Selir Ha mengingatkan.

"Ibuuuuuuu" rengek Jongin kembali dengan nada yang dibuat-buat.

Jungwoo tetap dalam diamnya melihat kehangatan antara Selir Ha dan Pangeran Jongin. Ia merindukan sang ibunda, ia amat sangat merindukan sang Ibu, juga sesuatu yang dinamakan kasih sayang seorang ibunda.

Ia rindu tetapi tidak dapat menunjukan emosinya yang berlebih, ia rindu tetapi tak ada yang dapat dijadikannya sebagai tempat curhat ataupun sandaran bahunya ketika ia sedang sedih. Ia sendiri, ditengah hiruk pikuknya kerajaan ini. 

Jongin lalu menarik sebuah kursi makan di depannya untuk diduduki oleh sang adik, Jungwoo. Senyumnya yang hangat terlihat sebelum akhirnya ia memeluk Jungwoo dan menyuruhnya untuk duduk di kursi yang sudah ia tarik tadi, "bagaimana perjalananmu?" begitu tanyanya pada Jungwoo. 

"Baik kak" 

Tulus atau tidaknya pelukan yang Jongin berikan, tak ada yang tahu. Tetapi yang pasti bahwa dalam lingkungan istana utama, ia harus menjaga perilakunya, karena bahkan tembok dan garpu pun dapat mendengar dan dapat berbicara. Ia harus bersikap sempurna jika ingin citranya dan citra sang ibu aman di mata publik. 

Selanjutnya tentu saja Jongin mengajak berbicara sang Ibu dan sesekali mengajak Jungwoo untuk bergabung dalam pembicaraan mereka, cukup lama hingga akhirnya kursi yang terdapat di ruangan itu telah dipenuhi oleh beberapa keluarga kerajaan, termasuk sang ayah. 

.

"Putri Seung Wan mengatakan bahwa ia akan sedikit terlambat" itu adalah kalimat yang diucapkan oleh dayang Putri Son, ketika semua orang sudah menunjukan wajah masamnya akibat ketidakhadiran sang Putri.

"Kita tunggu Wendy terlebih dahulu, mungkin sebentar lag ia akan datang" ucap Raja Hyun Bin bijak yang tentu saja mengakibatkan dengungan tak terima dari beberapa keluarga yang datang, termasuk Putri Lisa dan Mentri Yunho.

"Selalu terlambat" sinis Lisa dengan cukup keras, yang pada malam ini mengenakan gaun merah mewah yang sangat menarik perhatian, mengingat bahwa agenda malam ini hanyalah makan malam biasa. Jongin hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sang adik.

"Hei, bukankah ini berlebihan?" bisik Jongin pada Lisa yang duduk di sebelah kirinya.

"Anggap saja sebagai hukuman karena dia dengan berani duduk di kursi nomer dua, dan bukankah kau jauh lebih kejam kak?" balas Lisa anggun, tentu saja dengan suara kecil yang membuat Jungwoo semakin terkucilkan.

Dalam makan malam kerajaan, biasanya Raja akan duduk di ujung kanan, sendirian di bagian lebar meja makan, lalu pada sisi kanan pertama akan diisi oleh Selir Ha dan Jongin di sebrangnya. Tetapi pada malam ini, baik Selir Ha dan Jongin harus merelakan tempat duduk mereka untuk diisi dengan Wendy dan Jungwoo, menyesuaikan protokol kerajaan -duduk sesuai dengan status kerajaan-. Sedikit berlebihan bukan?

Selir Ha adalah ibu Jongin, istri Raja, tetapi harus merelakan tempatnya diisi oleh seorang anak perempuan dari istri kedua sang ayah. Sebuah hal yang cukup menyebalkan. Dan untuk ucapan Lisa yang terakhir, adiknya juga tak salah, ia cukup kejam dalam menyambut kedatangan Wendy.  


Flashback 

"baca apa?" Jongin yang sedang menyetir mobilnya dalam perjalanan menuju istana utama sedikit terusik dengan Taemin yang sedang asik membaca lewat handphonenya. Sesekali Jongin melirik Taemin sembari berusaha untuk tetap fokus pada jalanan dan menikmati mobil keluaran terbaru milik temannya itu.

Taemin adalah teman dekat Jongin sejak kecil, bahkan bisa dibilang ia adalah teman Jongin sejak bayi karena Selir Ha dan Ibu Taemin yang sudah berteman sejak lama. Sebuah pertemanan yang awet dan cukup tulus untuk seorang Kim Jongin, mengingat bahwa ia jarang memiliki teman dalam waktu yang cukup lama. Cukup dekat hingga terkadang mereka akan menghabiskan waktu dengan mengendarai koleksi mobil mewah milik Taemin yang selalu berganti tiap tiga bulan sekali. 

Ayolah Jongin memang anggota kerajaan, namun ia tidak bisa bebas membeli dan menggunakan barang mewah, bisa dikritik habis-habisan dia jika ketahuan paparazi. 

"Adikmu yang nomer dua baru saja sampai di Corea. Cukup membuat heboh satu bandara. Hmm menurut dispat*h sih kayaknya mobilnya menuju ke arah Guryong" ucap Taemin yang dihiraukan oleh Jongin.

 "Wahhhh. bukankah ini koleksi terbaru fe*di?"lanjut pria tampan itu.

Jongin mendadak menghentikan mobil mewah milik temannya itu,  yang tentu saja membuat Taemin sedikit mengumpat karena terkejut. Mengambil jalan pintas secara cepat, untuk pergi ke salah satu tempat, dan yang pasti itu bukan istana utama.


Mall. Membeli satu set koleksi pakaian paling lama dan dengan desain yang paling sederhana yang dimiliki Mall tersebut, membuat wajahnya menjadi sedikit lebih manusiawi di salon, dan kemudian pergi ke Guryong untuk memberi kejutan pada sang adik. 


Flashback end

Maka tak heran bila Wendy mendapat banyak berita dan komentar negatif perihal kunjungannya di Guryong. Rencana penyambutan mendadak yang menjadi salah satu alasan mengapa Wendy sedikit terlambat dalam menghadiri makan malam ini.

Tanpa disadari, Jongin tersenyum puas dengan memikirkan hal itu.


.

.

Ditengah sedikit kekacauan yang terjadi akibat ditundanya jamuan sederhana keluarga kerajaan ini, pintu ruangan tersebut perlahan dibuka kembali. Menghadirkan seorang Putri yang melangkah dengan anggun layaknya merak, membuat semua mata tertuju padanya. Tentu saja kecuali Jongin yang masih sibuk dengan lamunannya dan Lisa yang dengan santai memainkan handphone.

"Maaf atas keterlambatan saya" ucap sang Putri pelan. 



tbc

Sepuluh desember 2020


The RoyalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang