satu

818 42 0
                                    

satu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

satu

Kim Jongin, Son Seungwan, Lalisa Manoban, Kim Jungwoo

Dan lainnya

"Cerita hanyalah fiksi belaka, jika ada kesamaan karakter pemain, maka itu adalah kebetulan."

'Kalau mau ngehate tokoh silahkan, tapi jangan hate idol dan artis/aktor aslinya yaa'

Terima kasih sudah membaca

Jangan lupa berikan vote dan komentar

warning:

bunuh diri, pembunuhan, perang

.

.

.

Kerajaan Corea, 24 Desember 2005 

"Ma, ini kita harus nunggu Permaisuri dulu baru boleh makan?" tanya Jongin pada sang ibu. Ha Ji Won menanggapi pertanyaan sang anak dengan senyum simpul, matanya seolah mengatakan -iya-diam-dan-berhenti-bertanya-. Sedangkan Yunho -pamannya- langsung memberikan hadiah natal sekaligus hadiah ulang tahunnya terlebih dahulu, sekaligus mengucapkan selamat ulang tahun padanya. 

Jongin suka pamannya yang satu ini.

Malam ini adalah malam natal, seperti tradisi sebelumnya, bahwa keluarga kerajaan akan mengadakan jamuan makan malam keluarga. Raja - Ratu, Pangeran, Putri, dan Selir serta beberapa keluarga dekat akan menghadiri makan malam ini. Namun sepertinya tahun ini makan malam akan sedikit terlambat, Permaisuri sekaligus Ratu negeri ini masih juga belum tiba di istana. Mengakibatkan satu istana panik seketika.

Semua orang mencoba mencari dimana keberadaan Ratu Son, bahkan Raja Kim harus meninggalkan ruang makan istana tanpa pesan demi mencari sang istri kedua. Meninggalkan anaknya yang lain dalam keadaan kecewa, "natal tahun ini, ayah kembali mengingkari janjinya" 

"Jongin...." panggil Ji Won mengoreksi tingkah anaknya itu.


Suasana menjadi makin gaduh takala jendral  sekaligus paman Jongin, Jung Yunho mendapat kabar bahwa Ratu Son tidak sedang berada di bandara dan tidak pernah sampai ke bandara untuk menjemput Pangeran dan putri. Ratu Son dijadwalkan untuk menjemput Pangeran Jungwoo dan Putri Seung Wan di bandara pada pukul lima sore tadi, tetapi hingga kini baik Ratu, Pangeran dan Putri belum diketahui keberadaannya.

"Jiwon Nunna, bersiaplah. Aku curiga bahwa ini ada hubungannya dengan negara tetangga" ucap Yunho panik. Perang adalah kemungkinan buruk yang akan terjadi, dan dalam kasus ini Jongin harus dilndungi dengan segenap jiwa. Kemudian selir raja itu langsung membawa Jongin untuk berlindung di ruang bawah tanah khusus anggota kerajaan, menyelimuti sang putra yang saat ini tengah berusia 12 tahun tepat pada hari ini dengan baju anti peluru, dan membekali sang putra dengan senjata seadanya.

"Jongin, ah tidak Pangeran Jongin, saat ini saya mohon anda berlindung di bawah sana dan bersiap untuk kemungkinan terburuk" 

"ibuuu" panggil pangeran kecil itu penuh takut. Ia takut kehilangan ibunya, takut kehilangan ayahnya, takut kehilangan kebahagiaan yang selama ini ia rasakan. Ia takut.

"Jangan takut. Ada ibu, semuanya akan berakhir dengan baik-baik saja. Turunlah dan berlindunglah di bawah sana" dan setelah mendengar sang ibu mengatakan hal itu, Jongin langsung turun ke tempat yang disebutkan. Berlindung di ruang bawah tanah yang  lembab, melewatkan perayaan ulang tahunnya, dan berpisah dengan ibunya karena seorang Ratu yang menghilang entah kemana. 

.

.

Semuanya berjalan dengan begitu cepat dan singkat, Ratu Son ditemukan tenggelam bersama dengan mobilnya di tengah danau istana musim panas. Sedangkan pangeran Jungwoo dan Putri Seungwan ternyata telah dijemput terlebih dahulu oleh Junsu -sepupu dari Ratu Son- karena ingin membeli barang terlebih dahulu. Mereka berdua selamat dari insiden yang diduga merupakan pembunuhan ini.

Tenggelamnya Ratu Son tentu saja membuat geger seluruh negeri, banyak teori konspirasi yang beredar, termasuk ini adalah rencana dari Selir Ha yang menginginkan tahta Ratu. Situasi menjadi semakin parah, sehingga Raja sendiri harus meredamnya dengan mengatakan bahwa hal ini adalah murni dari bunuh diri, tidak ada pembunuhan berencana dan tak ada konspirasi kerajaan, Ratu Son bunuh diri dan hal itu adalah mutlak.

Semua orang mengatakan bahwa ini adalah sebuah pembunuhan, tetapi saat itu Raja yang kalut malah membuat pernyataan mengejutkan. Ratu mengakhiri hidupnya sendiri karena tidak kuat akan kehidupan istana. Tidak ada pembunuhan dan konspirasi, penyelidikan ditutup.

Membungkam mulut semua pegawai kerajaan, memaksa rakyat untuk percaya dengan pernyataan terburu-buru itu. Berharap bahwa semua itu akan menyelamatkan Selir Ha juga Pangeran Jongin. Tak sadar bahwa hal itu malah memperkerus segalanya. 


Kerajaan Corea, 24 Desember 2020

'Sreet'  

" Pangeran Jongin, saya datang untuk memba-" ucapan pelayan istana itu langsung berhenti takala melihat bahwa sang pangeran telah duduk di balkon kamarnya dengan anggun. Sang pangeran bangun terlebih dahulu dan tentu saja hal ini merupakan sebuah bencana.

 "Dayangbaru?" tanya Pangeran Jongin, ia masih dengan tenang duduk di balkon kamarnya sembari tersenyum pada beberapa petugas taman yang baru saja datang dan memulai kegiatan mereka, menyirami tanaman.

Tak ada jawaban dari sang pelayan, pelayan baru itu terlalu takut untuk menjawab pertanyaan pangeran tertua kerajaan ini. Ia hanya diam dan menunggu jikalau sang pangeran akan menjatuhinya hukuman mati.

"Lima belas tahun berlalu, dan ibuku juga tak kunjung menjadi Ratu. Lima belas tahun berlalu, dan kerajaan ini juga masih menganggap remeh aku!!!" bentak Pangeran Jongin. Teko teh dan beberapa cemilan pagi yang sedari tadi dibawa oleh sang pelayan, langsung dibanting oleh Pangeran Jongin. Pecah tak beraturan, seperti hati sang pangeran ini yang masih pecah sejak 15 tahun yang lalu.

"Pangeran...." panggil Minseok, sang pengawal sekaligus asisten dari pangeran Kai. 

Dayang baru itu jatuh tersungkur karena takut, kemudian ia terisak dengan keras. Cukup keras hingga membut beberapa pengawal di luar dan pelayan lainnya memasuki kamar mewah Pangeran Jongin dengan terburu-buru. "Pergilah. Beritahu semua dayang istana timur untuk menghadaku," ucapnya.

"Dan bawa teko ini. Ini adalah teko milik Ratu Son dari istana utama. Aku tidak memakai barang orang mati," lanjut sang pangeran sembari menunjuk teko teh yang tergeletak di atas permadani mewahnya.

Pengawal dan beberapa pelayan yang tadi datang ke kamar sang pangeran pertama akhirnya pergi, meninggalkan sang pangeran bersama dengan pengawalnya, juga beberapa serpihan gelas yang masih tertinggal di lantai karena tak terlihat.

"Serpihan ini sama seperti apa yang terjadi pada lima belas tahun yang lalu. Diabaikan karena tak terlihat atau mungkin berpura-pura untuk tidak melihatnya. Tinggal menunggu waktu saja, bahwa serpihan ini akan melukai orang lain. Aku atau orang lain." ucap Jongin.

.

,

, Up: november 2020
*edit: november 2021


dilarang plagiat

-----


The RoyalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang