Area 21+
Citra menyendiri menatap hamparan laut di malam hari saat yang lainnya ke darat untuk berpesta di tepi pantai. Memilih deck belakang yacht tersebut, duduk bersandar di kursi malas. Memejamkan matanya menikmati angin sepoi-sepoi yang menghantam lembut permukaan wajahnya.
Helai rambutnya ikut bertebrangan, ia meraihnya lalu menyelipkan di belakang telinganya.
"Udah pernah dengar tentang hantu laut?" Suara tersebut membuat Citra tersentak, ia menoleh dan menemukan sosok jangkung yang berdiri tegap di belakang posisinya saat ini. Tangan kirinya masuk ke saku celana sementara tangan kanannya membawa sebuah piring. Pria itu masih mengenakan coat chef-nya dengan lengan yang digulung hingga sikut.
Kembali lagi Citra terpaku pada tato yang melilit di tangan pria itu.
Pria itu berdehem membuatnya tersadar dan kembali bertemu pandang dengan pria itu.
Membalas senyuman tipis pria itu. "Hantu laut itu salah satu pasukan khusus TNI angkatan laut, kan? Itu julukannya."
Kaysan tertegun sejenak kemudian tersenyum geli. "Bukan itu maksud aku." Lalu duduk di kursi malas lainnya kemudian menawarkan masakannya untuk Citra.
"Apa ini?" Citra tidak menerimanya hanya menatap lurus Kaysan.
"Tiram ..."
"Yeah I know. Aku gak buta. Maksud aku, apa maksud kamu anterin aku makanan ini? Disuruh Ethan? Atau Laura?"
Kaysan memicing geli lalu menggeleng. Menaruh piring tersebut di atas meja yang memisahkan jarak mereka. "Aku belum lihat kamu makan, makanya bawain ini. Sekalian kamu cicipin masakanku."
"Oh perhatian sekali. Aku tersanjung," ujar Citra sarkastik membuat Kaysan tertawa pelan.
"Pantas aja tadi pas lihat aku, kamu ngiler ya karena tersanjung," ejek Kaysan membuat Citra tertawa pelan. Inilah yang membuat ia dan pria itu berakhir di ranjang pada minggu lalu karena mereka berbincang layaknya teman lama. "Atau ngiler karena inget apa yang terjadi minggu lalu?" Pria itu menyeringai.
Citra hanya tersenyum kecil lalu meraih gelas minuman yang ia anggurkan sedari tadi kemudian meneguknya.
"Aku gak nyangka kalau kamu itu chef." Citra kembali membuka suara usai membasahi tenggerokannya, tatapan Kaysan tidak putus darinya hingga mau tak mau ia bicara.
"Emang kamu kira aku apa?" Kaysan bersidekap, otot bisep yang tersembunyi di balik lengan bajunya terlihat semakin keras.
"Tukang pukul?" sahut Citra bercanda. Jujur saja, perawakan Kaysan sama sekali tidak seperti chef pada umumnya. Tubuhnya tinggi dan kekar. Kulitnya berwarna cokelat, mungkin pria itu menyukai aktivitas di alam liar atau mungkin di laut.
Ya, beberapa chef memiliki tato, tapi Kaysan sama sekali tak memiliki aura seorang chef. Tapi, berbeda saat pria itu mengenakan setelan chef. Kaysan benar-benar menunjukkan jika dirinya pandai memasak.
Kaysan tertawa atas perkataan Citra. Sudah ia duga dengan jawaban Citra. Postur tubuhnya yang tinggi besar lebih mirip orang yang bekerja sebagai bodyguard daripada chef. Apalagi tato yang menghiasi lengannya membuatnya terlihat agak sangar jika hanya diam.
"Why do you like to see my tattoo?" tegur Kaysan membuat Citra tersentak dan tersenyum salah tingkah. Kaysan menyeringai, ia mencondongkan tubuhnya. "Mau lihat lagi?"
Saling melempar pandangan gairah membuat mereka tidak menutupi ketertarikan seksual di antara mereka.
Kini tautan bibir mereka terjalin, Citra telah berpindah duduk di atas pangkuan Kaysan, memeluk pundak lebar pria itu. Melihat Kaysan memakai seragam chef membuat gairahnya semakin tersulut. Apalagi tempat mereka sekarang, di area terbuka tersebut. Meski pencahayaannya remang dan di malam hari, Citra tetap merasa was-was.
KAMU SEDANG MEMBACA
I HATE LOVE
ChickLit|OHMYSERIES-4| Dua kali jatuh cinta Dua kali patah hati Tidak perlu menjelaskan alasannya kenapa ia membenci perasaan yang disebut 'cinta'... ▪︎May, Copyright ©2022 NanasManis