Citra membawa anak-anak ke restoran Korea karena Alaia yang merengek ingin makan tteobokki. Awalnya Ken tidak setuju karena menginginkan makan sushi, tapi Citra membujuk jika di restoran Korea ada kimbab. Meski dua anak Megumi itu nakal, tapi Citra mampu mengatasinya dan membuat keduanya tenang, meski kerap kali mengganggu Alaia.
Seraya menunggu pesanan, Alaia kembali bermain game pada iPad-nya dan si kembar diam mengamati.
"Kalau kamu kalah, gantian aku, ya?" pinta Ken pada Alaia yang mendelik malas.
"Ini game salon-salonan, bukan perang-perangan," ujar Alaia.
"Gak pa-pa. Aku biasa main game salon-salonan. Bahkan main salon-salonan beneran." Ken bersikap manis, padahal baru beberapa menit yang lalu menjahili Alaia. Kalau ada maunya, anak itu benar-benar menjadi anak yang manis.
"Ih masa anak cowok main salon-salonan?" sahut Kei, tatapannya begitu jijik menatap kembarannya.
"Terus kenapa kamu lihatin Alay main game salon-salonan?" sahut Ken sengit.
"Ya karena aku bosan. Disini gak ada cewek cantik." Kei melirik sekitar dengan pandangan bosan.
Citra yang sedari tadi diam mengamati ketiga bocah itu tertawa pelan.
"Mommy-ku cantik lho, Kei," sahut Alaia.
"Tapi bukan tipeku." Pecah sudah tawa Citra mendengar jawaban Kei. Astaga bocah ini!
"Apa yang lucu?" Citra menoleh menatap Rafan yang kembali bergabung, duduk di sebelahnya usai dari toilet.
"Obrolan anak-anak lucu banget. Ada-ada aja mereka," ujar Citra.
Rafan mengangkat satu alisnya, tangan kirinya terulur lurus, menumpu di tepi sandaran kursi yang Citra duduki.
"Anak-anak? Why does it sound like our children?"
Tawa Citra berhenti, menoleh menatap Rafan yang tersenyum manis. Lalu ia mencubit perut pria itu yang malah tertawa. Kemudian ia beralih ke tiga bocah yang duduk di hadapannya. Ketiganya mulai ribut lagi. Lagi-lagi ia melerainya.
Melihat hal itu senyum Rafan terbit. Apalagi saat Citra yang begitu lembut menangani Alaia yang ingin menangis.
"Alaia gak asik! Cengeng! Mending aku cari cewek cantik," ujar Kei saat melihat Alaia, ia mengembalikan iPad milik gadis itu.
"Nih anak, bibit-bibit playboy." Rafan menggelengkan kepalanya pelan menatap Kei yang matanya kini berbinar ke satu arah kemudian Kei menarik baju Ken yang asik bermain game salon-salonan karena Alaia meminjamkan iPad-nya.
"Apa sih Kei?" gerutu Ken kesal.
"Lihat Ken, cantik kan?" Kei menunjuk ke anak remaja.
Ken hanya menatapnya malas. "Cantikan Kimi."
Mendengar itu Kei mendengus, saat kembali menatap ke gadis remaja, yang bertemu pandang dengannya, Kei beraksi. Bocah itu tersenyum manis seraya melambaikan tangannya.
Citra menggeleng geli melihat tingkah bocah itu. Bagaimana nanti kalau sudah besar? Kemudian ia melirik Rafan.
"Kasihan kakak itu, dia sendirian," ujar Kei. Citra menoleh ke arah yang ditunjuk Kei. Keningnya mengernyit saat menatap gadis remaja itu yang menunduk memainkan ponselnya, mungkin merasa ditatap, gadis itu menegakkan kepala hingga pandangan mereka bertemu.
Citra diam, gadis itu mengulas senyum tipis. Lalu mengarahkan tatapan ke arah lain dan senyumnya mengembang lebar seraya melambaikan tangan.
"Papa!" seru gadis tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I HATE LOVE
ChickLit|OHMYSERIES-4| Dua kali jatuh cinta Dua kali patah hati Tidak perlu menjelaskan alasannya kenapa ia membenci perasaan yang disebut 'cinta'... ▪︎May, Copyright ©2022 NanasManis