Citra mengendarai mobilnya menuju ke rumah Arga. Sebelum pulang ke Bali, ia ingin menghabiskan waktunya bersama Alaia dulu.
Tiba di sana ia langsung disambut Alaia dan mengajaknya untuk makan siang bersama. Di meja makan sudah ada Arga dan Shalita.
"Kok makannya dikit, Kak? Ayo tambah lagi," tegur Shalita saat melihat piring Citra.
"Aku lagi diet, Shal." Citra menyengir.
"Walaupun kamu gendut, Rafan tetep cinta kok," ujar Arga menggoda Citra yang langsung cemberut. Shalita langsung menghadiahi Arga cubitan di lengannya membuat Arga meringis sakit dan mengusap lengannya.
"Sakit Mi," ujar Arga pada Shalita yang melengos, memilih mengajak bicara Citra yang tertawa pelan.
"Lho Aya kenapa makannya sedikit juga?" tegur Shalita pada putrinya.
Alaia cemberut, makannya sedikit karena menu hari ini sayur-sayuran. Tidak ada ayam goreng, hanya ikan goreng.
"Mau diet kayak Mommy juga ya, Nak?" ujar Arga tentunya mengejek Citra yang mendengus pelan. Citra menatap Shalita, wanita itu mengangguk dan Citra pun mulai membujuk Alaia.
Jika ada Shalita, tentu Citra tetap meminta izin untuk bertindak layaknya seorang ibu pada Alaia, awalnya Shalita mengatakan agar ia tak perlu melakukan hal tersebut, tapi Citra ngotot. Walau bagaimana pun Shalita adalah ibu kandungnya Alaia, ia hanyalah seorang wanita yang pernah merebut kebahagiaan Shalita. Sangat bersyukur karena Shalita tidak menaruh dendam padanya, bahkan membiarkan Alaia memanggilnya Mommy.
Setelah membujuk Alaia, akhirnya gadis kecil itu menambah lauk. Bahkan dengan manja minta di suap oleh Citra.
Usai makan, Citra membantu Shalita membereskan meja makan. Mengangkat piring kotor ke sink.
"Iih Papi!!" teriakan Alaia yang kesal pada Arga menarik perhatian Citra dan Shalita.
"Papi, jangan diganggu Ayanya!" seru Shalita seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. Arga beranjak, berhenti menggelitik leher Alaia menggunakan jambang tipis di area rahangnya.
"Biarin Papi ganggu Aya, Mi. Nanti kalau udah gede gak bisa lagi gelitikin Aya pake jambangku." ujar Arga seraya berkacak pinggang dan tergelak.
Shalita dan Citra hanya memutar bola mata malas.
"Nye-nye gak usah bawel. Sana cuci piring," suruh Shalita membuat Arga cemberut dan menerima mangkuk kotor lalu membawanya ke sink. Citra tertawa melihatnya.
"Bikin lagi, biar nanti kalau Aya gede, kamu bisa geletikin adiknya," ujar Citra. Tentu mengundang senyum lebar Arga. Sementara Shalita menggelengkan kepala.
"Gak bisa, Kak. Cukup Aya aja. Waktu ngelahirin Aya mataku ampe melotot kayak mau keluar. Kalau inget waktu itu, rasa sakitnya terasa banget," ujar Shalita dramatis. "Tuh si Arga sampai mau pingsan, padahal aku yang melahirkan."
Arga yang tengah cuci piring mendengus pelan. Ia melirik istrinya yang tertawa pelan. "Ya namanya juga kaget, Mi. Apalagi waktu itu belum makan apa-apa. Badan lemes, sampai keringat dingin."
Citra tersenyum melihat dua orang itu yang saling menatap penuh cinta. Ia pun melipir ke arah Alaia, meninggalkan mereka. Alaia mengajaknya ke kamar dan menemani gadis kecil itu memamerkan kemampuannya bermain piano. Hingga menemani Alaia tidur.
Mengecup kepala Alaia, ia pun beringsut turun dari ranjang kemudian keluar dari kamar.
"Aya udah tidur?" tanya Arga setelah ia mencapai lantai bawah. Ia mengangguk pelan dan bergabung duduk di sofa ruang tengah tersebut. Arga menyodorkannya setoples makaroni pedas. "Cobain buatannya Shali. Kayaknya dia kesel banget deh pas bikin, pedes banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
I HATE LOVE
ChickLit|OHMYSERIES-4| Dua kali jatuh cinta Dua kali patah hati Tidak perlu menjelaskan alasannya kenapa ia membenci perasaan yang disebut 'cinta'... ▪︎May, Copyright ©2022 NanasManis