Rafan keluar dari kamar mandi dan langsung merebahkan tubuhnya di sebelah Citra yang telungkup, menampakkan tubuh telanjangnya. Wanita itu sangat lemas usai aktivitas mereka yang menguras banyak tenaga.
Sebelum menarik selimut, tangan Rafan melayang untuk menampar pelan pipi bokong Citra membuat Citra menggerutu kesal, suaranya teredam bantal.
Rafan tertawa, ia pun menarik selimut hingga pinggul Citra. Kepala Citra tertoleh berlawan arah darinya, menunjukkan jika wanita itu sedang kesal.
"Gak mau ke kamar mandi? Atau mau kugendong?" Citra hanya mengerang pelan pertanda tak ingin diajak mengobrol lebih dulu. Sepertinya rasa kesal Citra masih ada, padahal mereka telah 'bergulat' hebat di atas ranjang, saling memuaskan satu sama lain.
Jari-jari Rafan mengelus lembut punggung Citra yang bertato. Tato yang ia buat beberapa minggu yang lalu.
Menggeser badannya, ia masuk ke dalam selimut juga. Posisinya kini miring menghadap ke arah Citra. Bertumpu pada lengan kanannya, sedangkan lengan kirinya mengusap lengan kiri Citra. Bibir Rafan mulai memberikan kecupan ringan di sekitar tengkuk juga pundak Citra membuat erangan wanita itu terdengar.
Saat tangannya mulai turun ke arah paha, tangannya ditangkap, kemudian Citra merubah posisi tubuhnya terlentang.
Rafan tertawa pelan, kini ia menopang kepalanya menggunakan tangan kanan. Tangan kirinya masih dipegang Citra.
"Tangan ini nakal banget, harus diberi hukuman," desis Citra seraya meremas tangan Rafan. Bukannya merasa sakit, Rafan malah merasa geli dan tertawa.
"Tapi, tangan itu juga bikin kamu keenakan," ujar Rafan menggoda. Citra memicing kesal menatapnya kemudian kembali memainkan tangan kirinya.
"Ini tato baru, ya? Baru kulihat," tanya Citra mengusap pergelangan tangan Rafan di bagian dalam. Ia mengangkat tangan Rafan untuk melihat tato itu. Huruf aksara.
"Iya. Baru bikin minggu lalu."
Citra menatap Rafan yang tersenyum.
"Ini aksara apa?"
"Bali."
Citra mengangguk. Lalu kembali menatapnya. "Bacanya gimana?"
"Baca aja." Rafan mengendikkan dagunya. Citra merengut.
"Kalau aku tau, pasti aku gak nanya." Citra mendengus pelan, kemudian menghempas tangan Rafan. Lalu turun dari ranjang, masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Rafan sendiri kini terlentang, mengangkat tangan kirinya dan menatap tato di pergelangannya.
ᬓᬾᬦᬶᬰ
Ia mengulum bibir untuk menahan senyumnya.
•••
Aku ke jkt utk shooting the next episode MCI
Kamu jgn kangen ya
Citra mendengus membaca pesan Rafan. Hanya membalasnya dengan emotikon lalu mengunci layar ponselnya.
"Bu Kenisha kok senyum-senyum?" tegur Gretha seraya memicing menatap Citra yang tersenyum setelah menatap layar ponsel.
Citra langsung memperbaiki ekspresinya menjadi lebih santai. "Emang kenapa kalau gue senyum? Lo gak suka?"
Gretha menyengir seraya mengangkat tangan tanda menyerah. Tak akan membuat bosnya itu semakin kesal.
Kemudian Citra beralih menatap ke wanita muda di sebelah Gretha.
Setelah membuka lowongan pekerjaan menjadi sekretaris pemilik Lilium Hotel's, banyak yang melamar, tapi hanya sepuluh orang yang dipilih untuk mengikuti wawancara dan hanya satu orang yang lulus wawancara. Seorang wanita muda berusia dua puluh dua tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
I HATE LOVE
ChickLit|OHMYSERIES-4| Dua kali jatuh cinta Dua kali patah hati Tidak perlu menjelaskan alasannya kenapa ia membenci perasaan yang disebut 'cinta'... ▪︎May, Copyright ©2022 NanasManis