"Rafan!! Honey!!"
Rafan segera berdiri dan menghalangi sosok yang tersenyum cerah menatapnya. "Mom!" Agak heran dengan kehadiran Mommy di villanya. Karena yang ia tau Mommy dan Daddy mau pergi ke Malang. "Kok di sini?"
Melihat ekspresi Rafan yang jengkel membuat Rali menelisik dan segera melongokan kepala dari balik tubuh jangkung putra semata wayangnya itu. Di sana ada sosok wanita yang berdiri canggung.
Rali mengamati wanita itu dari atas hingga bawah. Matanya memicing. Mencoba mengingat wajah yang terlihat familiar tersebut.
"Bukannya Mommy sama Daddy mau ke Malang?" Rafan kembali mengambil perhatian Mommy dan lagi-lagi menghalangi pandangan Mommy agar tak melihat Citra.
"Gak jadi. Daddy-mu ada urusan ke Jakarta dan Mommy malas ke sana. Siapa dia?" Mommy mendorong pelan tubuh Rafan dan tanpa menunggu jawaban dari Rafan, wanita yang telah memasuki usia senja itu masih tetap fit, mendekati wanita tersebut.
"Halo Aunty, aku Citra," sapa Citra dengan senyuman manis. "Aku temannya Aurora."
"Ah pantas aja kamu gak asing di mata Aunty." Rali pun berseru dan meraih Citra, melakukan cipika cipiki dengan Citra. Saat tatapan Citra mengarah ke belakang ia melihat ekspresi masam Rafan yang membuatnya mengulum senyum geli.
"Maaf ya Aunty kalau aroma nafasku agak bikin gak nyaman," ujar Citra pelan seraya menutup mulut menggunakan telapak tangannya. Ia meringis pelan.
Rali melirik piring di atas meja pantry, ia mengangkat alisnya satu lalu melirik putranya yang kini berdiri di dekatnya.
"Gak pa-pa kok. Santai aja." Rali mengulas senyum seraya mengibaskan tangannya. Ia kembali mengamati Citra atau lebih tepatnya pakaian yang dikenakan Citra.
"Oh itu waktu tadi aku masak, Citra bantuin dan karena gak mau pakaiannya bau petai makanya aku suruh ganti baju pake bajuku," jelas Rafan menyadari perhatian Mommy pada Citra.
Mommy meliriknya sekilas lalu menggeleng pelan dan tak lupa berdecak. "Ckck, kamu pikir Mommy gak pernah muda?"
Rafan tertawa. "Astaga Mom. Apa yang ada di pikiran Mommy belum terjadi, harusnya setelah kami makan. Tapi, Mommy keburu datang, ya gak jadi deh."
"Rafan!" Citra berdesis melotot pada Rafan. Sementara Mommy berseru kesal.
•••
Citra telah pulang, Rafan yang tadinya berencana memaksa Citra menginap harus merelakan kepulangan wanita itu yang di emput supir karena Citra melarangnya mengantar, dengan alasan ada Mommy-nya di rumah.
Rafan bergabung duduk di sebelah Mommy setelah melihat mobil yang ditumpangi Citra menjauh. Ia langsung merebahkan kepalanya di atas paha Mommy yang sedang menonton telivisi.
Mommy langsung membelai rambutnya dengan lembut yang membuat matanya mulai terasa berat. Perlakuan Mommy padanya tidak pernah berubah sejak ia masih kecil hingga kelakuannya pun seperti anak kecil jika berhadapan dengan Mommy maupun Daddy.
"Kamu ... serius dengan perempuan itu?" Pertanyaan Mommy yang tenang dan pelan membuat Rafan yang tadinya memejamkan mata, kini membukanya. Ia mengubah posisinya hingga wajahnya menghadap ke depan, melihat wajah Mommy dari bawah yang masih fokus menatap telivisi.
"Tumben Mommy gak ngamuk?" Rafan malah balik bertanya dengan nada geli. Biasanya Mommy akan mendumel dan protes agar Rafan putus dari wanita yang dekat dengannya. Padahal selama ini, Rafan tidak pernah menjalin hubungan yang serius dengan para wanita-wanita tersebut. Mereka hanya sekedar dekat. Ya, meski mereka bertindak cukup jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
I HATE LOVE
ChickLit|OHMYSERIES-4| Dua kali jatuh cinta Dua kali patah hati Tidak perlu menjelaskan alasannya kenapa ia membenci perasaan yang disebut 'cinta'... ▪︎May, Copyright ©2022 NanasManis