40 | HAPPY ENDING

17.4K 807 62
                                    

Sebelum keberangkatan ke Bali.

Citra sedang berkutat untuk membereskan barang-barangnya, menyusun ke dalam koper. Perhatiannya teralihkan saat Erik masuk ke kamarnya. Ia menaikkan sebelah alisnya menatap kakaknya itu yang bersidekap.

"Kok gak ngasih tau aku kalau kamu mau kerja sama bareng Ethan?"

Citra tersenyum geli melihat ekspresi protes yang dilayangkan Erik, ia berdiri dan duduk di tepi ranjang. Bersidekap juga.

"Terus kalau aku ngasih tau Mas Erik, Mas mau apa?"

"Ya, kenapa coba kerja sama dengan orang lain? Kamu gak lupa kan kalau Janitra Group punya perusahaan properti juga? Gak lupa kan kalau kakakmu ini bosnya?" ujar Erik sedikit pongah membuat Citra memutar bola matanya malas.

"Mas kan tau kalau aku gak mau Janitra ikut campur dengan bisnisku. Aku gak mau nantinya orang-orang bakalan ngompong yang aneh-aneh tentang aku, tentang Mas. Mentang-mentang kakaknya yang pegang Janitra Group, jadinya aku mau melibatkan Janitra Group. Lagian bisnisku ini sama Ethan cukup lancar kok. Kami sudah beli tempatnya, sudah ada izinnya juga."

Erik menghela nafas pelan dan kemudian mengangguk. "Tapi, kalau ada apa-apa. Kamu ngasih tau Mas, ya?"

"Iya," balas Citra lalu beranjak untuk menarik kopernya. Menaruhnya ke dekat meja.

"Sebenarnya ada yang mau Mas omongin."

Citra menoleh menatap Erik yang kini duduk di sofa. Ia pun bergabung duduk bersama kakaknya itu.

"Ngomong apa?"

"Arga ngasih tau Mas kalau Rafan lamar kamu."

Mata Citra membulat kemudian mendengus pelan. Merutuki Arga.

"Kenapa kamu tolak? Mas kira kalian itu pacaran?"

Citra menghela nafas pelan dan membuang pandangannya ke arah lain.

"Kamu takut ya Dek untuk menikah lagi?"

"Aku harus menikah biar aku bahagia?" Citra membalas tatapan Erik.

"Ya itu terserah kamu. Kalau kamu bahagia dengan gak menikah, ya udah kamu gak usah menikah. Tapi, kalau kamu bahagia karena menikah, ya udah ada laki-laki yang klop dengan kamu, terima aja. Lagian Mas lihat-lihat Rafan tuh bisa diandalkan. Dia kelihatan sayang sama kamu, buktinya dia sampai kecelakaan karena terlalu cemas waktu kamu masuk rumah sakit."

Itu lagi...

Arga pernah mengatakan hal tersebut membuat Citra kembali meraba hatinya. Menyelam lebih dalam, bertanya apa sebenarnya yang diinginkan hatinya.

Mengingat setiap perlakuan Rafan padanya, kebersamaan mereka. Harusnya ia tak perlu ragu, bukan?

Apalagi setelah mendapat petuah demi petuah dari orang terdekatnya. Mami yang ingin dirinya bahagia, begitupun Papi meski Papi tak pernah menyinggung hal tersebut. Tapi, tentunya Papi menginginkan agar ia bahagia.

Sepanjang perjalanan udara Citra melamun hingga tiba di tujuan. Sosok yang menjemputnya tersenyum hangat padanya membuatnya juga tersenyum. Menyapanya dan mereka melangkah bersama menuju parkiran. Berjalan di sebelah Rafan, ia tak hentinya menatap pria itu.

Rasa percaya mampu membuat rasa takut dan ragu perlahan hilang.

Kembali membuka jalan pada Rafan, pria itu kembali mendekatinya, bersikap seperti dulu. Kali ini Citra tak lagi mengeraskan hatinya, membiarkan hatinya larut. Memberikan rasa percaya pada pria itu.

Megumi benar.

Meski ia mengalami pernikahan yang berakhir tidak bahagia di masa lalu, bukan berarti di masa ini ia akan merasakan itu lagi.

I HATE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang