karena banyak nya kesibukan yang nalen lakukan di rumah sakit jadi rasanya tak terasa jam sudah menunjukkan pukul setengah 7, yang di mana pukul 7 nalen harus ke rumah orang tuanya. nalen bergegas melepas jas putih nya mengganti nya dengan jaket kulit berwarna hitam, biar cepat ia pulang dulu ke apart menggunakan mobil lalu mengganti nya dengan motor berwarna hitam.
"naik motor aja lah biar cepat" nalen menggunakan motor untuk berangkat ke rumah bunda nya, ia memakai celana hitam, baju hitam pokoknya serba hitam deh, ia menarik pedal gas kencang yang membuat motornya sangat laju
yang seharusnya jarak dari apart ke rumah bunda nya membutuhkan waktu 30 menit jika menggunakan mobil menjadi 20 menit kurang karena nalen menggunakan motor, ia sudah sampai di rumah bunda nya terlihat ada sebuah mobil berwarna hitam terparkir di depan rumah bundanya, yang ia yakini itu bukan mobil orang tuanya.
nalen berjalan masuk ke dalam rumah bundanya tanpa melepas helm, ia juga tak membuka visor helm tersebut, ia berjalan santai sampai di ruang tamu ia terkejut karena ia melihat kehadiran gio lagi di rumah orang tua nya
"duhhh ngapain lagi sih nih om2 ga ada cape2nya, gue aja cape ngeladenin dia" gerutu nalen di dalam helm full face nya
bunda yang datang dari dapur sambil membawa minuman kaget karena nalen yang berdiri masih dengan helm nya "nalenn lepas dulu helm nya" bunda mencubit lengan kiri nalen
mau tidak mau nalen membuka helm nya, dari balik helm tersebut nalen melihat gio yang memperhatikannya, setelah membuka helm nya nalen berjalan ke arah kamar nya waktu ia tinggal di rumah bunda nya "ehhh nalenn mau kemana?" teriak bunda
"nalen mau istirahat bun cape, jauh2 kesini yang datang teman ayah, udah liat kan dia? yaudah nalen mau istirahat" nalen tak memperdulikan gio, bunda, ayah nya
terdengar hingga ruang tamu suara pintu kamar tertutup yang tanda nya nalen betulan ke kamar, "argh ngapain sih tuh om2 pasti bahas soal nikah lagi, ga ada cape nya apa ya, kan gue udah bilang gue gamau" nalen merebahkan dirinya di kasur
sedangkan di ruang tamu terlihat bunda dan ayah yang sedang mengobrol dengan gio "maaf ya nak gio, nalen emang begitu sifatnya keras kepala" ucap bunda merasa tak enak dengan gio
"gapapa tan, saya sudah biasa juga kok"
"gimana kalo kamu aja yang naik ke atas, ngobrol lagi dengannya siapa tau dia berubah pikiran" ucap ayah nalen
"iya nak gio, kalo dia masih gamau semangat ya nak, kami dukung kok hihi" bunda
"baik tan, om kalo gitu saya ijin ke atas dulu ya"
"iya silahkan nak"
akhirnya gio berjalan ke atas ke arah kamar yang di tuju nalen tadi, sesampainya di depan pintu kamar tersebut gio melonggarkan dasinya lalu mengetok pintu tersebut tok tok tok
"kalo ga penting gausah masuk" teriak nalen
gio terus mengetuk pintu tersebut sampai pada akhirnya nalen berteriak lagi "iya iyaa masuk"
gio membuka pintu tersebut lalu menutupnya lagi, ia melihat nalen yang terbaring di kasur sambil memjamkan matanya
"stop di situ jaga jarak, ga boleh dekat sama gue" nalen membuka matanya menyuruh gio stop sekitar 10 jengkal dari dirinya, gio menuruti perintah tersebut ia berdiri sesuai permintaan nalen
"udah ngomong dari situ aja, mau apa lagi sekarang"
"saya mau kamu jadi pacar saya"
nalen bangun dan duduk di kasurnya sambil melihat gio yang masih berdiri sedikit jauh darinya "om saya gamau pacaran dan saya gamau nikah, udah jelas?"
"saya kesini gamau mendengar jawaban itu dari kamu, apapun akan saya lakuin sampe kamu mau menjadi pacar saya atau suami saya"
"kalo saya suruh om mendaki gunung everest mau?"
"sekarang? kemungkinan bisanya besok karena saya harus mengurus penerbangan dulu"
nalen menggaruk tengkuknya yang tak gatal "becanda gue becanda aelah, saya gamau apa2 saya cuman mau om berenti minta saya jadi pacar om atau jadi suami om bisa?"
"gabisa" jawab gio singkat
"ok ok kalo gitu mau nya om, terserah om mau gimana biar saya mau jadi pacar om atau mau nikah sama om, saya silahkan om ngelakuin apa aja tapi saya gamau tanggung jawab kalo terjadi apa2 sama om karena saya ga minta itu"
"baik, saya akan membuat kamu luluh dengan saya"
"yayaya terserah om, saya ngantuk mau istirahat" nalen kembali merebahkan dirinya di kasur
gio langsung meninggalkan nalen yang terlihat sudah memejamkan matanya, gio turun ke bawah untuk pamit dengan bunda dan ayah nalen
"gimana nak, apa ada kemajuan dari jawaban nalen?"
"ada kok tan, kalo gitu saya pamit dulu ya tan, om"
"ya hati2 ya gio" ucap ayah dan bunda nalen
jonlanjotttt?
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE CEO//NOMIN
RomanceSeorang CEO yang memiliki sikap yang sangat dingin kepada siapa pun,hingga bertemu seorang dokter di rumah sakit ternama. •BXB •M-PREG •MATURE CONTENT •1821+ 🔞⚠️ -selamat menikmati-