"io io io" nalen baru saja keluar dari kamar mandi, ia memanggil gio dengan nada yang ia buat sendiri
"io io lagi ngapain, kok diem" nalen sedang bernyanyi ntahlah ia tiba - tiba membuat lagu sendiri
gio yang mendengar itu tersenyum ke arah nalen "io lagi kerja" sahut gio dengan nada yang ia buat juga
nalen tertawa "io io kerja apa" nalen bernyanyi sambil berjalan ke arah gio yang sedang duduk di meja dengan sebuah laptop di hadapannya
gio menarik pinggang nalen yang berdiri di samping nya "kerja apa yaa, sayang ah aku gabisa nyambung nya kan bingung" gio mengusakkan wajahnya di perut nalen yang masih berdiri di sampingnya
nalen terkekeh ia mengusak usak kan tangannya di rambut gio "io aku mau ke supermarket di bawah boleh ga?" ucap nalen
"mau ngapain?"
"mau beli apel sama anggur boleh ga? pengen buah" nalen mengusap - usap pipi gio
"boleh sayang, aku ga bisa nemenin gapapa kan?"
"gapapa, orang cuman di lantai bawah kok"
nalen berbalik arah mengambil jaketnya untuk turun ke bawah, belum sempat ia melangkahkan kakinya, gio berdiri di depannya mengancingkan jaket hingga menutupi seluruh leher nalen "punya aku ga boleh ada yang liat"
"takut banget" nalen
"takut lah, takut banget malahan"
nalen tersenyum lalu ia berjalan menuju lift untuk ke lantai bawah, setelah sampai di lantai bawah nalen langsung saja mengambil buah apel, anggur, dan lainnya yang ia pengen secara tiba - tiba.
ketika nalen berjalan ke arah kasir, ia salah fokus dengan alat test kehamilan itu, nalen hanya menatap nya "beli ga ya?" batin nalen, setelah memikir berkali - kali akhirnya nalen membeli satu alat tersebut.
setelah selesai membayar ia langsung kembali lagi ke kamar nya, nalen membuka pintu kamar di mana terlihat gio yang nasih meetting dengan pegawai kantor nya, gio mengarah ke arah nalen, nalen yang menyadari itu tersenyum sambil mengangkat kantong belanjaannya ke atas agar gio melihat yang ia beli
nalen berjalan ke arah dapur, kamar hotel mereka serasa apart, nalen mengupas buah apel yang ia beli dan mencuci semua buah - buahan tersebut, sedangkan testpack nya ia selipkan disuatu tempat tersembunyi
setelah selesai memotong semua buah, ia berjalan membawa sebuah mangkuk berisi potongan buah ke arah gio, gio yang melihat nalen berjalan ke arahnya tersenyum "io mute dulu mic sama kamera nya, malu di liat mereka" ucap nalen ketika gio memeluk pinggang nalen
"ngapain malu, kamu juga bukan orang lain, mereka semua juga tau kamu suami aku" gio mengeratkan pelukan tangannya di pinggang nalen
di sebrang sana terdengar suara pegawai kantor gio yang tak tahan melihat adegan itu
"arghh tuan beruntung banget"
"tuan boleh bagi dua ga"
"ga kuat aku liatnya"
"ini apaa? mau pingsan liatnya"
nalen hanya tersenyum canggung karena ulah gio "haii semua" nalen melambaikan tangannya ke arah kamera
semua pegawai yang ada di kamera itu berdiri lalu menunduk setengah badan "hai juga tuan" ucap mereka serempak namun berbeda dengan seorang wanita yang hanya duduk di kamera itu
"semangat ya kerja nya" nalen mengucapkan kata itu membuat semua pegawai kantor gio berteriak antara senang di campur menahan gemas pada nalen
"baik, meetting kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjut setelah saya balik dari jepang" ucap gio mengakhiri meetting hari ini, semua pegawai kembali menundukkan setengah badannya.
setelah gio mematikan laptop ny, ia langsung menarik nalen agar duduk di pangkuannya, gio membalikkan badan nalen agar menghadapnya, ia menahan tubuh nalen dengan kedua tangannya yang memeluk pinggang nalen "kok buahnya belum di makan?" tanya gio
"tadi udah mau makan, cuman aku kepikiran siapa tau kamu mau, yaudah aku bawa kesini biar makan bareng kamu" nalen memegang mangkuknya, lalu ia mencucuk buah tersebut dengan garpu
"io mau?" tanya nalen sambil mengarahkan garpu yang ada buahnya ke arah gio, gio langsung membuka mulutnya, tanpa aba - aba nalen juga memasukkan buah tersebut ke dalam mulut gio, gio terdiam sejenak membuat nalen bingung "io kenapa? ga manis ya buahnya?"
gio mengecup bibir nalen, membuat nalen sedikit kaget "io kok malah cium" gio mengunyah buah tersebut sampai habis "nah awalnya ga manis, pas cium bibir kamu baru manis buahnya"
nalen sontak memukul bahu gio "modus" ia mengambil buah untuk ia makan, saat sedang asik makan buah berdua tiba - tiba hp gio di atas meja berdering tanda chat masuk
karena tangan nalen lebih dekat dengan meja, ia meraih hp gio, terlihat dari pop up nya adalah kirana sekretarisnya gio, nalen langsung memberikan hp nya dengan gio
"siapa sayang?" tanya gio
"gatau, liat aja sendiri" nalen menjatuhkan kepalanya ke bahu gio
gio membuka hp nya dan ia membaca pesan dari sekretarisnya itu, nalen sedikit menggerakkan kepalanya agar dapat mengintip isi chat itu, gio merasakan nalen yang sedang berubah moodnya "nih kalo sayangnya aku mau liat juga, aku meetting bentar boleh kan?"
"yaudah kalo gitu aku ke kasur aja" nalen hendak turun dari pangkuan gio, namun gio langsung menahan pinggang nalen
"sini aja temanin aku" ia mengeratkan pelukannya kepada nalen
"tapi ntar ga enak ada aku di meetting kamu"
"udah sini aja, aku maunya sama kamu"
gio membuka kembali laptop nya, nalen masih dipangkuannya sambil menaruh kepalanya di ceruk leher gio, ketika sambungan vmeet gio dengan kirana tersambung, terlihat wajah kirana yang kaget karena melihat nalen di dekapan gio bahkan sedang di pangku
"jadi mau diskusi apa?" tanya gio langsung
"aa-annu pak....." sekretaris nya menjelaskan semua yang mau ia bahas tentang kantor, terlihat wajah kirana tak fokus karena padangannya selalu teralihkan melihat nalen yang menempel pada gio
"sst jangan terlalu nyaring, sudah? hanya itu? kalo sudah nanti bahas ketika saya sudah pulang dari jepang, dan satu lagi jangan hubungi saya untuk vmeet, karena saya ingin menikmati liburan dulu" ucap gio ketika melihat nalen yang tertidur di dekapannya
"baik pak" kirana tersenyum terpaksa, di dalam hatinya ia merutuki nalen habis - habis an
gio langsung menutup laptopnya, ia mengusap rambut nalen yang sedang tidur di ceruk lehernya, nalen menggerakkan badannya seakan menyamankan posisinya "si bayi tidur aja lucu" gio mengecup puncak kepala nalen
sedangkan di sisi lain terlihat seseorang sedang merutuki nalen "awas aja lo, gue bakalan rebut pak gio dari lo, pak gio harus normal bukannya nikah sama lo apaan, lo tuh ga guna" yeuu pede lo beruk, sebelum pisahin gio sama nalen sini langkahin authornya dulu
gio membawa nalen ke kasur, ia menggendong nalen yang masih tertidur, pelan - pelan gio menaruh nalen di kasur, setelah berhasil memindahkan nalen tanpa terbangun, sekarang waktunya gio mandi terlebih dahulu.
chap selanjutnya ku percepat langsung balik ke rumah mereka setuju ga?
aku bingung mau bikin mereka ngapain aja di jepang 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE CEO//NOMIN
RomanceSeorang CEO yang memiliki sikap yang sangat dingin kepada siapa pun,hingga bertemu seorang dokter di rumah sakit ternama. •BXB •M-PREG •MATURE CONTENT •1821+ 🔞⚠️ -selamat menikmati-