CEO// 23

31.7K 2.2K 268
                                    

haiii... ini udah chap 23 nih, aku mau tau dong kalian yang mampir di sini asal nya dari mana aja, aku kalimantan ygy🙈

semangat semuanya❤️🥹

mereka berdua bertemu dengan matahari pagi lagi, "nih om2 kalo tidur adem banget keliatannya, kalo bangun mampus gue apalagi mode bayi" nalen memasukkan jari - jarinya ke rambut gio sambil mengelus nya pelan

gio yang merasakan usapan tersebut makin menyamankan posisinya yang masih di dekapan nalen "io" ucap nalen yang masih mengusap rambut gio "hmm" sahut gio dengan mata bangun tidurnya

"bangun, kerja nanti telat lagi, aku mau ke rumah sakit soalnya ada pasien yang butuh aku" ucap nalen, namun gio masih bergelayut manja di dada nalen

"gamau, nanti dulu masih mau peluk" nalen tersenyum dengan tingkah bayi nya gio pagi ini

"kerja dulu, nanti kan bisa lagi, katanya bentar lagi nikah" nalen merubah posisi nya menjadi duduk dan bersandar di kepala kasur, sedangkan gio masih berbaring di badan nalen

"kerja dulu, nanti kan bisa lagi, katanya bentar lagi nikah" nalen merubah posisi nya menjadi duduk dan bersandar di kepala kasur, sedangkan gio masih berbaring di badan nalen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ntar di sini ada bayi nya" gio menusuk - nusuk perut nalen dengan telunjuknya, nalen menahan rasa gelinya

"aku cowok gabisa lah" jawab nalen

"bunda? bisa ada kamu, bubu? bisa ada aku, kamu? pasti bisa tenang aja bibit aku unggul" gio mengecup perut nalen lalu mengusakkan wajahnya di perut nalen

"iya iya, kerja sana ntar anak aku makan apa kalo kamu ga kerja"

"anak aku juga, makan apa aja yang dia mau pasti ada" gio bangun dari posisi nya, ia menangkup pipi nalen lalu mencium kening nalen lumayan lama

setelah adegan uwu - uwu an itu, nalen mandi terlebih dahulu, setelah selesai di lanjut oleh gio yang sedang mandi, sementara gio mandi, nalen menyiapkan baju gio untuk pergi ke kantor, nalen juga bingung dengan dirinya sendiri kok ngerasa makin sayang sama gio

"kebiasaan kalo habis mandi ga pernah keringin badan atau rambut, itu handuk buat apa di bahu" nalen berjalan ke arah gio dan menarik handuk di bahunya, lalu menggosok handuk tersebut ke badan gio yang masih basah

"ujian apa ini, nikah sekarang bisa ga? kalo liat beginian tiap hari makin ga tahan jadinya" ucap gio menarik pinggang nalen agar lebih dekat dengannya

"kalo gitu aku pulang aja ya, biar kamu bisa tahan" nalen sudah selesai mengeringkan badan gio

gio semakin menarik pinggang nalen mendekat "ya ga gitu, ga bisa peluk nanti" gio menjatuhkan wajahnya di ceruk leher nalen

nalen terkekeh "iya iya, buruan pake baju aku mau ke dapur dulu, tahan dulu mode bayi nya ya ntar telat" nalen meninggalkan gio yang ia suruh pake baju sendiri

nalen ke dapur karena ingin membuatkan roti untuk gio bawa ke kantor, lagian nalen juga suka kalo gio lebih memilih bawa bekal dari pada makan luaran mulu, setelah selesai menyiapkan bekal nalen langsung saja ke pintu depan dan benar saja gio sudah menunggunya

"itu apa?" tanya gio menatap ke arah tas kecil di tangan nalen

"roti buat kamu di kantor" gio tersenyum sambil mengangguk lalu memeluk pinggang nalen dan berjalan ke arah mobil yang sudah di siapkan

"kamu sekalian ikut ke rumah sakit kan?" tanya gio memastikan nalen semobil dengannya

"iya ikut, ayo"

"loh hari ini di supirin?" tanya nalen lagi

"iya, biar aku bisa peluk kamu lagi"

nalen dengan wajah pasrah nya jika gio mode bayi lagi, nalen suka sebenarnya cuman nalen takut gio yang bakalan kelepasan, mereka berdua masuk ke dalam mobil duduk di kursi belakang, seperti biasa gio yang tak mengalihkan tangannya di pinggang nalen "loh kenapa ga pake dasi" tanya nalen bingung melihat gio tak memakai dasi

"lupa" gio menepuk keningnya

"misi pak, di dasbord ada dasi ga?" tanya nalen kepada supir

"ada tuan" supir tersebut mengambilkan dasi nya

nalen menerima dasi tersebut dan langsung memakai kannya kepada gio, tangan gio selalu di pinggang nalen "ini tangan nangkring mulu di pinggang" singgung nalen sambil melirik ke arah gio

"biar ga ilang" gio bersandar di bahu nalen, nalen merasa bahagia jika gio bergelayut manja kepadanya

mereka sampai di rumah sakit, gio langsung saja turun dari mobil sebelum itu ia mendapatkan satu kecupan di bibir dari gio, nalen menunggu mobil gio jalan lalu ia masuk ke dalam rumah sakit

"berasa pengantin baru nih" celetuk haedar menyenggol bahu nalen

"ga ya, oh ya btw pasien gue mana? sudah ada kan?"

"buru2 amat len, mau kemana lo"

"ga kemana2 sih, kan lebih cepat lebih baik" padahal bukan karena itu ;)

nalen berjalan masuk ke ugd ia melihat ada satu pasien yang terbaring lemah, setelah ia melewati tirainya nalen tersentak kaget karena itu mantan pacarnya, nalen bingung mau menanganinya apa ga, di satu sisi nalen ingat sikap mantannya yang bisa di bilang toxic banget, tapi di sisi lain dia harus profesional karena ini pekerjaannya sebagai dokter

haedar yang juga baru tau kalo itu mantan nalen ia menatap nalen sedikit khawatir "len you okay?" nalen mengannguk "okey dar, biar gue tangani" nalen menangani orang tersebut kurang lebih sekitar 50 menit an

setelah selesai melakukan operasi pada penyakit pasien tersebut nalen keluar dan berjalan menuju ruangannya "kenapa harus dia coba? tau gitu pura2 sakit aja gue" ucap nalen yang sudah duduk di sofa ruangannya

seketika nalen mengingat masa lalunya dengan pria tersebut.

flashback...

"van dengerin aku dulu, aku juga gatau dia siapa dan aku sebatas duduk di samping nya itu pun karena aku nunggu taksi, karena kamu sendiri yang ga jemput aku malah asik ke club" nalen menjelaskan semuanya kepada vano

vano melempar vas bunga di depannya ke arah kaki nalen dan nalen tersentak mundur "jadi nyalahin gue? lo yang salah anjing, emang lo nya aja yang murahan, bangsat lo"  vano menunjuk tepat di depan wajah nalen

"terus, lo mau ngatain gue apalagi anjing" nalen dengan amarahnya

'plak' vano menampar pipi nalen yang membuat bunyi agak keras "lo murahan anjing, mending mati aja lo, percuma gue pacaran sama lo."

"makasih sudah ngatain gue murahan, dan sekarang gue gamau berhubungan sama lo lagi" nalen membalikkan badannya lalu pergi

"dasar jalan murahan lo" teriak vano bahkan ada banyak orang yang melihat itu dan mendengar teriakkan vano

nalen menggelengkan kepalanya untuk tersadar dari flashback nya itu "huh kenapa ga gue bunuh aja ya tadi lo pas gue operasi? untung banget gue udah move on dari manusia iblis kek lo" nalen mengambil hp nya dan mengecek sudah pukul berapa, "ntar aja deh ke kantor gio, mau tidur dulu bentar" nalen merebahkan badannya di sofa tersebut





Senenggg bangettt akuuuu liatnya, rame bangett kalian, huaaa makasihh semuanyaaa😭❤️

makasih yang udah mampir, yang udah vote, yang udah komen, pokoknya makasih bangettttt, maaf ya kalo aku masih ada kesalahan kata atau ketikkan 😭❤️

sering2 komen deh kalian biar aku makin semangat, komen sesuai isi ff nya aja yaa❤️

POSSESIVE CEO//NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang