"mau ngapain?" tanya nalen mengambil bantal lalu melindungi tubuhnya
"katanya kamu butuh bukti yaudah sekarang aku buktiin" gio berjalan menuju nalen yang sudah berbaring di kasur
"eunghh-shh io ngapain-nghh" nalen berusaha menahan tubuh gio, ia mendesah karena lutut gio menyentuh miliknya
"mau kamu yang buktiin sendiri, atau aku?"
"kamu tau ga sih aku lagi kesel sama kamu bukan mau main begini" nalen memukul dada gio lumayan keras
"kan kamu butuh bukti" gio
"ya tapi ga gini caranya, kamu kira habis bikin kesalahn begitu bisa seenak jidat main sama aku? keluar sana aku cape" nalen menarik selimut lalu menutup seluruh badannya
"sayang plis aku harus gimana lagi? kamu bilang ke aku, aku harus apa?" gio bingung dengan cara apalagi agar nalen memaafkannya
tak ada suara lagi dari nalen, gio mengarahbke arah nalen yang ternyata sudah tidur "sayang aku tau aku salah dan kamu marah banget, tapi aku bener2 ga ngapa2in sama dia, aku harus gimana lagi biar kamu percaya?" gio mengusap puncak kepala nalen
"baby, nanti kalo buna sudah bangun kasih tau buna ya daddy minta maaf banget, sehat2 ya jaga buna juga kalo daddy ga di samping buna, daddy sayang banget sama kalian berdua" gio mengelus perut nalen lalu mengecup kening nalen
ia memutuskan untuk keluar kamar karena dari pada nanti nalen bangun makin marah padanya, gio merebahkan dirinya di sofa ruang keluarga, ia menaruh kedua tangannya di kepala sebagai bantalan dengan wajah yang kebingungan
gio mengeluarkan sebatang rokok lagi, ia menghisap rokok tersebut sambil melamun, ia bangun untuk ke dapur. ia membuat secangkir kopi agar makin tenang, gio terlihat sangat gelisah bahkan ia terus mengusak rambutnya.
gio menyeruput kopi buatannya sambil duduk di sofa "argh anjing, kenapa tuh cewek pake datang sih"
tak terasa sudah 4 gelas gio meminum kopi dan sudah habis satu kotak rokok yang ia hisap, tak lama kemudian ia mendengar suara pintu terbuka yang dimana nalen keluar menuju dapur, gio melihat nalen yang sedang berusaha mengambil sesuatu di atas lemari namun ia tidak sampai
gio berdiri menghampiri nalen, ia mengambilkan barang tersebut lalu menutup kembali lemari tersebut sambil melindungi kepala nalen dengan tangan satunya "nih, hati2 licin jangan pake kursi"
nalen tak menatap gio, ia pergi meninggalkan gio setelah mendapatkan makanan tersebut "sebelum tidur minum air putihnya jangan lupa" ucap gio melihat nalen berjalan kembali ke atas lagi, namun tak ada sahutan dari nalen
gio menario napas lalu menghembuskannya kasar, ia mencoba membuat kopi lagi dan ini gelas kelima, ia benar - benar bingung harus ngapain, gio mencoba memejamkan matanya namun ia tak bisa tidur ntah itu pengaruh kopi atau karena tak ada nalen di sampingnya
waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 gio belum juga tertidur, ia dari tadi hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan mata yang sudah terlihat sayu, setelah memutuskan berkali - kali akhirnya gio memilih untuk menemui nalen karena ia sudah ngantuk berat tapi gabisa tidur
gio berjalan menuju kamar nalen, ia membuka pintu tersebut pelan yang membuatnya terkejut adalah nalen yang duduk dengan isakkan, gio langsung berlari memeluk nalen "sayang kenapa? perutnya sakit? kita ke dokter sekarang ya, sayang jangan nangis aku gabisa liat kamu nangis begini" gio mengecup kening nalen berkali - kali
"aku gasuka kamu, awas jangan di sini" nalen memukul gio di dada berkali - kali, gio tak menahan tangan nalen ia membiarkan nalen memukulinya
"kalo mukul aku bikin kamu puas silahkan sayang, aku paham kamu marah banget sama aku, tapi jangan nangis ya apalagi gara2 aku, aku ngerasa brengsek banget bikin kamu nangis begini" gio menangkup kedua pipi nalen lalu mengecup kening nalen, sedangkan nalen masih memukul dada gio terus - terusan
"udah sayang aku minta maaf banget kali ini, jangan nangis begini aku gamau kamu nangis gara2 aku, kamu pukul aja aku tapi jangan nangis ya" gio mengusap air mata nalen yang jatuh di pipinya
"io jahat, kenapa ninggalin aku di rumah? kenapa harus minum? kenapa ga ngabarin aku? kenapa HARUS ITU CEWEK? aku gasuka" pukulan nalen di dada gio mulai memelan, namun gio masih membiarkannya
"iya aku jahat banget, aku tau kamu bukan orang yang suka minta penjelasan yang panjang, aku cuman mau ngasih tau ke kamu kalo aku ga akan suka dengan siapapun selain kamu" gio mengecup kening nalen lagi dan akhirnya pukulan nalen sudah melemah di mana tubuh nalen juga ikut jatuh di dekapan gio
"io aku ngantuk tapi gabisa tidur" ucap nalen dengan suara yang sudah melemah
gio terus mengecup puncak kepala nalen sambil memeluk erat nalen di dekapannya "tidur sekarang ya maafin aku, kamu ga suka di janjiin jadi aku pastikan dan aku jamin dari sekarang aku akan terus ngabarin kamu dan ga ninggalin kamu sendirian lagi" gio
"I hope so, aku ngantuk" nalen menjatuhkan kepalanya di dada gio, gio mengusap puncak kepala nalen dengan rasa sayang
"kamu akan terus jadi pemenangnya sayang, aku jamin itu" gio membawa nalen tidur di dekapannya dengan posisi duduk bersandar di kepala kasur, karena perut nalen sudah besar dan ga mungkin sambil berbaring
*aku gabisa buat iolen berantem wehh, ga kuat aku ngetiknyaa jadi maaf ya kalo gasuka alurnya😭
pagi ini gio yang bangun terlebih dahulu karena pinggangnya yang terasa kram, melihat nalen yang masih nyenyak tidur di dekapannya maka ia tak tega membangunkan nalen, gio tersenyum sambil mengusap pinggang nalen yang masih terlihat seksi di matanya walaupun sedang hamil besar.
"eunghh io" nalen mengusakkan wajahnya di dada gio, ia baru saja bangun
"tidur lagi sayang, istirahat aja ya aku disini" gio mengusap bahu nalen lembut
"io jangan kemana2 di sini aja" nalen kembali menyamankan kepalanya di dada gio
gio mengecup puncak kepala nalen "iya aku ga kemana2, tapi kita pindah posisi ya"
nalen menggeleng "no, mau gini aja enak" nalen mengeratkan pelukannya pada gio
"tapi kasian kamu nanti pegel sayang" gio, padahal gio yang pegel
"gamauuu, mau gini aja io" nalen mencubit dada gio
"iya iya sayang gini aja" mau tak mau gio membiarkan nalen berdekap dengannya lagi, pagi ini nalen benar - benar berdekap pada gio dan ia tak mau melepaskan gio.
chap selanjutnya spo dikit ya, akan ada cast baru skksk🤪
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE CEO//NOMIN
RomanceSeorang CEO yang memiliki sikap yang sangat dingin kepada siapa pun,hingga bertemu seorang dokter di rumah sakit ternama. •BXB •M-PREG •MATURE CONTENT •1821+ 🔞⚠️ -selamat menikmati-