nalen tertawa karena gio semudah itu percaya dengannya "nih om2 kok masih percaya sih", sebelum nalen berangat ke kantor gio, ia mau tak mau ke ruangan vano dulu untuk mengecek lagi keadaannya, ia harus tetap profesional sebagai dokter
nalen membuka pintu ruangan tersebut, terlihat pasien dengan papan nama vano anggara masih terpejam, nalen mengecek infus yang sudah tersisa sedikit, ia mengganti infusnya dan teringat dengan gio yang pernah menjadi pasiennya juga, nalen sedikit tersenyum ketika mengingat itu
ketika nalen selesai mengganti infusnya, nalen kaget karena vano membuka matanya yang artinya sudah sadar, nalen sedikit memundurkan badannya karena kembali teringat tangan vano yang menamparnya agak keras itu
"nna-nalen?"
"infusnya sudah saya ganti, dan saya pamit sekarang" nalen berjalan meninggalkan vano yang sempat memanggilnya
"nalen tunggu akh" vano berusaha bangun dari posisinya, nalen yang melihat itu ingin membantu tapi ia masih teringat lagi ia berusaha menahannya dan kali ini nalen membuang kata profesional itu
nalen hanya menatap vano dengan wajah datar "nalen maafin aku, sekarang aku cuman butuh kamu , plis balik lagi ya sama aku"
"maaf pak saya ga paham, saya hanya dokter di sini dan ga paham maksud anda" nalen langsung meninggalkan vano tanpa basa basi lagi, ia berlari ke ruangannya dan langsung menaruh jas nya lalu berlari lagi keluar rumah sakit untuk mencari taksi
"segampang itu lo minta gue balik, dua tahun lo kemana anjing gue nyembuhin trauma sendirian" nalen tak ingin mengingat nya dan langsung saja masuk ke dalam taksi
ia menyandarkan badannya lalu menatap ke arah luar jendela mobil, ia menatap jalanan yang di penuhi banyak gedung - gedung tinggi, "permisi mas tujuan nya kemana ya?" tanya supir taksi tersebut
"ke new dream company pak" lalu supir tersebut mengangguk paham, nalen tersenyum mengingat gio yang sekarang membuatnya bahagia
sekitar 20 menit akhirnya nalen sampai di kantor gio, ia langsung saja masuk namun karena ini pertama kalinya ia kesini, ia bertanya kepada resepsionis kantor "permisi mba, saya mau tanya ruangan pak gio di mana ya?"
"maaf mas, apakah mas nya sudah membuat janji?"
"belum sih mba"
"kalo gitu ga bisa mas, harus membuat janji dulu ke pak gio, atau saya telponkan dulu ya mas"
"baik mba" nalen tak tahu apa yang di bicarakan oleh resepsionis dan gio
"maaf mas pak gio nya menolak di temui apabila tidak ada janji terlebih dahulu"
"oh yaudah makasih ya mba" nalen berjalan menuju sofa di depan perusahaan tersebut, ia membuka hp nya
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE CEO//NOMIN
Storie d'amoreSeorang CEO yang memiliki sikap yang sangat dingin kepada siapa pun,hingga bertemu seorang dokter di rumah sakit ternama. •BXB •M-PREG •MATURE CONTENT •1821+ 🔞⚠️ -selamat menikmati-