PADA KANGEN IOLEN GA NIH? GA KANGEN AKU SAMBIT😎
"anak buna pagi2 sudah bangun" nalen mengangkat jinan dari box bayi ke dalam gendongannya
ia mengecup kening jinan "ganteng banget anak buna, ji kenapa bangunnya pagi banget sayang? ji haus ya?" nalen menaruh jarinya di samping mulut jinan, jinan berusaha ingin menghisap jari nalen
"haus ya sayang? kasian anak buna, haus tapi ga nangis" nalen membuka kancing bajunya pelan jinan langsung melahap nipple nalen yang berukuran kecil tersebut, jinan menghisap sangat cepat
nalen menyandarkan kepalanya di kepala kasur sambil puk puk pantat jinan, saat nalen sedang asik memainkan pipi gembul anaknya ia merasakan geli di bagian pinggangnya "gio ngapain ih" nalen memukul tangan gio yang sedang meraba di pinggang nalen
"eunghh sayangg" gio mendekatkan wajahnya pada pinggang nalen "kamu kok duduk? ngapain?"
"jinan lagi haus io, bangun buruan kerja ga hari ini?" tanya nalen sambil mengusap rambut gio
gio menggelengkan kepalanya "gamau, hari ini aku mau main sama jinan" nalen tersenyum melihat tingkah gio yang mulai seperti bayi
"kalo gitu kamu hari ini jaga jinan ya, aku mau ke rumah sakit dulu mau ngambil sesuatu" ucap nalen
gio langsung duduk "kok aku sama jinan di tinggal? kan bisa ikut"
"ga io, aku sebentar aja juga ngapain mau ikut? kan katanya kamu mau main sama jinan" nalen
gio bergelayut manja di lengan nalen "gamau"
"kok gamau? jinan aja mau ya kan nak?" nalen
"yaiya jinan mau orang udah dapat susu" gio memajukan sedikit bibirnya ke depan
nalen terkekeh "oh jadi daddy nya mau di tinggal kalo dapat susu juga?" tanya nalen
gio mengangguk, "tuh di kulkas ada susu sapi mau?"
"maunya yang kayak jinan, kan bisa berdua" gio menekan - nekan dada nalen dari samping
"susah io, kamu nanti aja ya habis aku pulang dari rumah sakit" nalen, gio menatap nalen diam "maunya sekarang, atau main sekarang?"
nalen menatap gio "ga ada, yaudah bentar" nalen memindah posisi jinan menjadi ke sebelah kanan karena gio berada di sebelah kirinya "jangan di gigit awas" nalen
gio langsung ikut melahap nipple nalen yang sebelah kiri "ga anak ga daddy sama aja" nalen bermodal pasrah, karena dua - duanya sangat cepat menghisap nipple nya
beberapa menit kemudian ia melihat jinan dan gio sudah tertidur lagi sambil menghisap nipple nalen, ia menurunkan kepala gio terlebih dahulu lalu menaruhnya di kasur, sekarang waktunya ia menaruh jinan di box bayi karena ia tak yakin jika menaruh jinan di samping gio
setelah selesai membereskan kedua bayi tersebut nalen berjalan ke kamar mandi, ia bergegas mandi dan langsung mengganti bajunya. "buna jalan dulu ya sayang" nalen mengecup kening jinan
"buna jalan dulu ya daddy" nalen berganti mengecup bibir gio yang sedang tertidur sebelum berangkat
nalen ke rumah sakit menggunakan mobil, karena cuaca di luar terlihat mendung.
•••
"selamat datang dokter"
"hai dokter"
"baby nya mana dokter?"nalen tersenyum "baby nya di rumah lagi tidur"
"bawa ke sini dong dok, kan kita2 juga mau liat tenang aja baby nya aman sama kita" ucap salah satu perawat
"iya ntar ya, dokter haedar dimana?"
"di kantin dok"
nalen langsung berjalan menuju kantin, ia menghampiri haedar yang sedang minum kopi "eh len, sama siapa lo kesini?" tanya haedar
"sendiri gue"
"anak lo mana? suami lo tumben ga ngebuntutin lo" haedar
"pada tidur, oh iya barang gue mana?"
"oh, itu ada di ruangan gue" haedar dan nalen berjalan menuju ruangan milik haedar
"nih barang lo, btw kenapa dah lo beli kalung begini aja pake nitip ke gue" haedar
"ya kan ini buat suami gue, kalo langsung antar ke rumah ya ntar gagal gue suprise nya" nalen mengambil kalung tersebut
"eh len lo tau ga cewek yang dulu sekretaris suami lo"
nalen mengangkat sebelah alisnya "tau, kenapa?"
"tuh orang nya di ugd kek orang sekarat" ujar haedar santai
nalen menyerengitkan keningnya "kok bisa?"
"katanya sih kecelakaan, terus tulang bagian mana gitu patah kepalanya juga kebentur" haedar
"orangnya sadar?"
haedar menggeleng "ga, dia kesini di antar sama mantan lo tuh si vano"
"kalo tuh cewek sadar kabarin gue" nalen
"mau apa lo?"
"mau gue setrika mukanya" nalen langsung meninggalkan haedar yang tertawa
•••
nalen yang sedang stop di toko roti bergegas pulang, ia sedikit melajukan mobilnya karen ia tau kalo gio belum biasa merawat jinan. 20 menit kemudian ia sampai di rumah, ia menaroh mobilnya di depan saja dan langsung berlari ke dalam
"ya ampunnn" nalen kaget ketika melihat gio yang sedang menggulung badan jinan dengan selimut terlihat seperti bolu gulung
"jinan nya berenti nangis sayang, dia suka di gulung begini lucu kan?" gio mengangkat jinan yang sudah tergulung selimut
nalen menepuk keningnya "lucu dimananya? ya ampun jinan sini nak" nalen merebut jinan dari tangan gio
"ih sayang, ji nya lucuuu"
"kamu mau aku gulung? jinan masih kecil io, kalo dia udah gede terserah kamu mau di ajak se ekstrim apa" nalen melepaskan gulungan selimut pada jinan
jinan menangis ketika gulungan selimut tersebut di buka oleh nalen "tuh jinan sukanya di gulung buna" ujar gio
jinan memangis, nalen membuka kancing bajunya ingin memberi jinan susu namun jina menolak ia tak mau membuka mulutnya "jinan mau main sama daddy aja buna gamau nen" ucap gio menggendong jinan
"terserah kalian aja, aku mau ke dapur jangan sampai jinan nangis gabisa nafas" nalen
"siap buna, ayo sayang main sama daddy" gio kembali menggulung badan jinan dengan selimut, terlihat senyuman yang merekah pada jinan
"ji suka main selimut buna, bukan mau nen" ujar gio mengecup kedua pipi jinan
makasih yang udah sabar nungguin aku, eh pede banget aku🥲
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE CEO//NOMIN
RomanceSeorang CEO yang memiliki sikap yang sangat dingin kepada siapa pun,hingga bertemu seorang dokter di rumah sakit ternama. •BXB •M-PREG •MATURE CONTENT •1821+ 🔞⚠️ -selamat menikmati-