A Betrayal

358 38 3
                                    

Hari ini, Kirana bangun lebih pagi dari biasanya.

Sudah 2 minggu terakhir, setiap bangun pagi Kirana memikirkan hal yang sama, Kirana masih bingung bagaimana cara bilang ke Mira soal pengunduran dirinya.

Yup! Udah 2 minggu pasca Kirana mengajukan resign, Kirana masih belum bilang pada Mira. Alasannya 1, takut ditahan-tahan.

***

Sekitar jam 5.50 am Kirana bangun untuk mengecek motor-nya. Sudah dua hari motor-nya seperti ada bunyi aneh di bagian bawahnya.

Kirana memarkirkan motornya di halaman kost, dekat gerbang, standard ganda. Seperti orang yang mengerti motor, sambil jongkok dan sedikit menungging Kirana mengecek bagian bawah motornya.

Kirana mengerutkan alisnya, masih terjongkok "Kenapa si kamu motor..." Gumam Kirana yang sebenarnya tidak mengerti tentang seluk beluk motor.

...

Terdengar suara motor yang berhenti di luar pagar. Samar-samar Kirana mendengar suara yang tidak asing.

Kirana menoleh, berdiri, lalu keluar gerbang, menghampiri suara yang tidak asing di balik pagar.

Ya, itu suara Kinanti yang sedang berbincang dengan seorang lelaki yang baru saja mengantarnya kembali ke kost.

Kehadiran Kirana memecah fokus laki-laki yang sedang duduk di motornya itu, ia menoleh ke arah Kirana, seraya Kinanti menoleh ke arah yang sama.

Laki-laki itu kembali menatap Kinanti yang masih terlihat kaget karena keberadaan Kirana.

Segera Kinanti mengucapkan kata perpisahan "Yaudah, aku masuk dulu..." Tanpa basa-basi pergi meninggalkan laki-laki itu.

"Kabarin ya..." Teriak lelaki yang masih duduk di atas motornya, sembari memakai helmet.

Kinanti melewati Kirana begitu saja.

"Dia lagi?" Tanya Kirana begitu Kinanti melewatinya.

"Bukan..." Jawab Kinanti spontan singkat, dan masih berjalan menuju ke dalam.

Kirana mengambil kunci motornya dan mengikuti Kinanti masuk ke dalam.

"Kenapa gak minta gue jemput lu aja?" Tanya Kirana.

"Pagi-pagi gini, gue gak mau ngeganggu tidur lu lahh..."

Masih berjalan di belakang Kinanti, Kirana mengerutkan alisnya, bingung.

Sebelum Kinanti membuka pintu kunci kamar, Kirana mendahului Kinanti, untuk membuka pintu kamar.

"Siapa tadi?" Tanya Kirana cukup tegas sembari mem-block jalan Kinanti menuju kamar.

"Temen Ran..." Jawab Kinanti tanpa memandang Kirana, sambil menepis tangan Kirana yang melintang di depannya.

Jawaban Kinanti yang hanya sedikit-sedikit itu membuat Kirana kesal.

Kirana membanting pintu kamar, dan menguncinya.

Tidak seperti biasanya, Kinanti diam seribu bahasa. Menghiraukan Kirana, Kinanti melepas kemejanya, mengambil handuk yang digantung sebelah lemari, menuju kamar mandi.

Seketika Kirana mendekap Kinanti dari belakang.

Kirana menciumi tengkuk Kinanti.
Kinanti mengelak, namun tenaga Kirana lebih kuat, sehingga Kinanti hanya bisa mengerang "Ran... Ah... Udah... Jangan... Ngh..."

Kirana membalikkan tubuh Kinanti, dan menyenderkannya di tembok.
Dengan posisi berdiri berhadapan, Kirana tidak berhenti mencumbu Kinanti.

Namun Kinanti tetap terus berusaha menolak semua perlakuan Kirana.

Kinanti & Kirana (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang