Hai, hampir 8 bulan aku akhirnya ditinggal Kirana pergi sekolah di luar negeri. Sejauh ini, kami baik baik saja. Aku lagi berjuang dengan semua mata kuliah ku supaya bisa dapat satu ciuman dari Kirana. Hehe.
Kami sering melakukan video call, seperti yang udah disepakati sebelumnya.Haha, memang, hubunganku dan Kirana sangat unik. Kirana bilang, dia akan lakuin apa aja yang aku minta, tapi aku juga harus melakukan apa pun yang Kirana minta. Meski begitu, hubungan kami bukan sekedar aku minta dia juga minta kok. Kesepakatan itu disepakati kalau memang udah gak bisa di seleasaikan.
Kirana memang agak sedikit berubah, jadi lebih care, mungkin dia berhati-hati supaya depresi ku tidak naik lagi.
Aku sendiri pun bingung, kenapa aku selemah ini terhadap Kirana. Kadang aku merasa bersalah pada Kirana. Gara gara aku, Kirana harus merelakan sesuatu dlm dirinya supaya aku kembali normal. Tapi sejujurnya, aku sangat menikmati situasi ini. Karena aku selalu ingin memiliki Kirana.
Di sana, Kirana satu kamar dengan teman yang pernah dibawa ke Jakarta, Ratu. Aku agak khawatir, mungkin lebih bisa dibilang cemburu. Tapi Kirana terus mengingatkan ku, kalau Ratu itu straight dan gak ada minat ke Kirana sama sekali.
Ingat Ratu?
Aku bertemu Ratu hanya sebentar, saat mengantar Kirana ke bandara, bahkan aku tidak berbicara padanya. Aku hanya tersenyum ketika ia berbicara padaku. Selain aku masih lemah saat itu, aku juga merasakan ada yang aneh dengannya, jadi aku agak malas bicara. Sesekali aku melihat, Ratu sedang memperhatikan Kirana.
This girl is hiding something. Pikirku waktu itu.
Saat malam Kirana menginap di rumah, Kirana bercerita soal warna rambut Ratu. Kirana terkagum kagum dengan rambut Ratu.
Kirana memang dari dulu terobsesi untuk mewarnai rambutnya, namun rambutnya yang lemah membuat Kirana mengurungkan niatnya. Pernah sekali ia mewarnai rambutnya, ingat saat kirana kembali dari Surabaya ke Jakarta? Saat itu lah ia merubah warna rambutnya, imbasnya rambut Kirana jadi rusak. Setelah itu ia kapok.
Sebelum kejadian aku dan Kirana salah paham, memang beberapa kali Kirana menceritakan tentang Ratu dan Dhimas. Dari cerita Kirana waktu itu, Ratu adalah anak yg sangat agamis. Style nya sangat syar'i, kata Kirana kalau sama laki gak mau salaman. But, who knows.
Suatu malam kirana menghubungiku, Video Call. Malam itu, Kirana berbicara 100% menggunakan bahasa Indonesia, biasanya ia mencampurkan dengan bahasa inggris. Tapi saat itu berbeda. Selama kami mengobrol, aku baru menyadari, kalau roommate Kirana sudah bukan Ratu lagi.
"Kalian tidur bertiga ya?" Tanya ku waktu itu setelah aku melihat ada yang mengintip di layar handphone ku.
"Oh ngga. Ini kenalin Riko, roommate baru. Hei Riko say hi to my friend." Jawab Kirana sembari memanggil roommate nya.
"Hey... Nice to meet you. I'm Riko, Kirana's new roommate."
Aku hanya tersenyum dan melambaikan tangan ku. Saat itu aku berpikir keras kenapa tiba-tiba Kirana punya roommate baru. Tapi, sebelum bertanya, Kirana menjelaskan kalau Ratu sudah pindah kamar di lantai bawah. Sedangkan Riko ini pendatang baru.
"Sejak kapan pindah?" Tanyaku singkat. Saat, aku mendengar Ratu pindah, aku sedikit lega.
"Baru tiga hari lalu."
"Kenapa?" Tanya ku kepo.
Kirana menghela napas berat sembari menepuk dahi. Ia terlihat complicated. Aku gak bisa menggambarkan, pokoknya kacau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinanti & Kirana (On Going)
RomanceKinanti & Kirana, 2 Gadis yang ada hanya untuk menjadi teman, bukan pacar apalagi mantan. Kisah ini tentang Kinanti dan Kirana. Kalau terlalu banyak skip, berarti bukan tentang Kinanti atau Kirana ✅ First work ✅ Tidak baku ✅ Typo errors ✅ Antiklimak...