Ratu Gila!

932 87 1
                                    

Semenjak kejadian yang tidak mengenakan menimpa Kirana. Kirana ingin cepat-cepat pulang... Kembali ke Indonesia.

Sebelum kejadian itu, Kirana dan Ratu menjalani kehidupan sekolah dan roommate yang biasa-biasa saja. Pulang dan berangkat sekolah bersama. Masak bersama. Tidak ada hawa atau prasangka negatif dari semua tindakan Ratu. Bahkan ketika Ratu meminta kirana untuk menyatukan Bed mereka.

"Ran, gimana kalau bed nya kita dempetin aja?" Kata Ratu dengan semangat.

"Boleh..." Tanpa penolakan dan pertanyaan Kirana merespon permintaan Ratu.

"Oke! Biar sisi sebelah sini gak sempit dan kasurnya juga biar sedikit lebar." Kata Ratu menjelaskan.

Make sense. Pikir Kirana saat itu.

Hari demi hari berlalu. Selama sekolah, Ratu tidak menggunakan khimar seperti di Surabaya. Ratu hanya menggunakan pakaian dan hijab kasual. Kadang Ratu melepas hijab nya ketika mereka pergi hanya untuk bermain. Karena Kirana bukan tipikal orang yang menggurui, Kirana tidak pernah bertanya pada Ratu atau bahkan berpikiran negatif.

Ratu seringkali menggandeng tangan Kirana saat mereka sedang diluar. Kirana hanya berpikir itu sikap natural Ratu sebagai perempuan yang friendly.

Di handphone Ratu banyak foto yang diambil oleh Kirana. Beberapa diantaranya adalah foto selfie antara mereka berdua, tidak sedikit pose yang mereka ambil dengan pose Ratu memeluk kirana dari belakang. Ya, lagi-lagi Kirana hanya berpikir taking a selfie with girl must be like this, and this is normal.

Sampai akhirnya. Jam dua malam, Kirana terbangun karena sentuhan kedua tangan Ratu di pipi kanan dan kiri Kirana, yang setelah ia membuka matanya, wajah Ratu berada 2cm di atas wajahnya. Ya, Ratu mungkin akan segera mencium Kirana.

Atau... sudah?

Kirana terbangun, mendorong Ratu kepinggir kasur "What the fak Ratu!" Kata Kirana marah. Kirana bangun dari posisi tidurnya, dan duduk.

Smua kancing piyama Kirana sudah dalam keadaan terlepas, terbuka.

"Kamu ngapain!?" Teriak Kirana pada Ratu, sembari menutupi badannya dengan selimut.

Mereka terdiam. Ratu tertunduk, dan mata Kirana melotot melihat Ratu. Lalu kirana berdiri, berjalan menuju kamar mandi, dan membanting pintu kamar mandi.

Kirana hanya memandangi dirinya di cermin.

Ada tiga titik berwarna merah di dada Kirana yang lumayan rata itu. Kirana terdiam tanpa kata. Sembari mengancingkan kancing piyamanya, Kirana menahan amarah. Kirana menarik napas dalam-dalam untuk meredam amarahnya.

Kirana keluar dari kamar mandi.

Kirana menatap wajah Ratu masih penuh dengan amarah.

"I know you enjoy it." Kata Ratu dengan eksresi wajah yang agak takut, panik, namun berusaha meyakinkan.

Kirana mengerutkan dahinya, sedikit menggelengkan kepalanya dan bilang "Aku... Ternyata selama ini salah respect ke kamu..."

"I know you were enjoying it Kirana! I knew..." Kata Ratu mengulang kata kata sebelumnya sembari menahan tangis, memotong pembicaraan Kirana.

Kirana duduk di pinggir kasur, sebelah kiri. "No I didn't enjoy it!" Kata Kirana menunduk sembari menutup mukanya dengan tangan kirinya.

"... Kamu menikmati sentuhan ku Kiran..." Jelas Ratu. Tangan Ratu sembari meraih tangan Kirana. Lalu Kirana memotong kata-kta Ratu "Ratu! Udah! Don't touch me!" Kata Kirana sembari menepis tangan Ratu.

Kirana menangis. Ratu diam, duduk di pinggir kasur, membelakangi Kirana.

"I like you..." Kata Ratu yang terdengar agak lirih.

"Aku udah lama perhatiin kamu... Aku suka sama kamu, dari awal tahun ajaran baru..."

Ratu, dari pertama kali ia bertemu Kirana, ia langsung sadar kalau ia menyukai Kirana. Sebenarnya beberapa kali Ratu sempat bertegur sapa dengan Kirana, tapi dengan kondisi Kirana yang agak tertutup saat di Surabaya karena sedikit di intimidasi soal penampilannya, Kirana tidak pernah menganggap serius orang yang menegurnya. Ratu juga mencari tahu tentang Kirana lewat sosial media yang Kirana punya. Hingga akhirnya, Ratu tau kalau Kirana ikut pemilihan pertukaran pelajar ke Jerman. Dan Ratu memutuskan untuk mengikutinya juga. Pada akhirnya, Ratu bisa dekat dengan Kirana.

Kirana menangis sejadi-jadinya seraya Ratu menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

Waktu sudah menunjukkan pukul 3.40 pagi. Ratu masih terdiam setelah ia selesai menceritakan kisahnya pada Kirana. Suara seperti sesunggukan sisa tangisan Kirana masih terdengar, Kirana beranjak dari kasur, mengambil koper dari kolong kasur dan mengemasi barang-barangnya "This morning, I will looking for new room..." Kata Kirana dengan wajah sembab, tanpa memandang wajah Ratu.

Ratu terkejut dan menghampiri Kirana. Tangan kanan Ratu menyentuh pundak kanan Kirana, tangan kirinya meraih lengan kiri Kirana, Kirana tersontak kaget, namun diam tak bergerak ketika Ratu menyandarkan pipi kanan nya dilengan Kirana. "Please dont go. I'm sorry..." Kata Ratu.

Ratu memeluk Kirana. Kirana terdiam, dan kembali menangis.

Sentuhan tangan Ratu dipipi Kirana, menyadarkan Kirana dan mendorong Ratu.

"Enough Tu." Kata Kirana sembari memandangi Ratu dengan pandangan yang, sangat sinis.

"... Rana, biar aku aja yang pindah ya. Please kamu stay..." Minta Ratu sembari menggenggam tangan Kirana.

Kirana hanya diam, menepis tangan Ratu, dan melanjutkan packing.

Ratu menangis hingga matahari menyinari kamar mereka.

Kirana tidak menghiraukan Ratu, dan bergegas pergi keluar untuk sekolah dan mencari informasi perpindahan kamar.

Sore harinya. Kirana kembali ke kamar. Kamar sudah dalam kondisi agak kosong, rapih dan kasur dalam keadaan terpisah.

Ratu pergi, pindah kamar tanpa sepengetahuan Kirana.

Beberapa hari kemudian, Riko, murid pertukaran pelajar yang baru datang dari Jepang, mengisi kasur kosong di kamar kirana.

Sampai saatnya Kirana pulang ke Indonesia, Kirana tidak mengetahui keberadaan Ratu. Bahkan Dhimas, teman satu jurusannya, orang yang menyukai Ratu.

***

Boring. Iya aku bukan penulis yang baik yg bisa mendeskripsikan keadaan hehe but I hope u guys got what I mean.

Minta saran dan kritik luvv

Kinanti & Kirana (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang