Teman Kuliah Kirana

899 78 0
                                    

Gak berasa gue kuliah udah semester akhir. Katanya sih semester akhir semester yang lagi sibuk-sibuknya. Ya Internship, ya tugas akhir, ya ngejar nilai... Apa aja deh.

Gue berencana internship di Malaysia. Kalau sesuai rencana, gue akan kerja di tempat gue magang itu. Kalau sesuai rencana! Yang udah-udah, kalau direncanain malah gagal.

Dari tahun ketiga perkuliahan, gue belum pulang ke Jakarta. Iya, terakhir kali gue ke Jakarta itu pas pulang pertukaran pelajar dari Jerman. Selama di Surabaya, gue lebaran di rumah eyang. Nyokapnya nyokap, yang dulu ngurusin Chandra. Sebenarnya gak cuma pas lebaran aja sih, saat gue kembali ke Surabaya dari Jerman itu, gue gak dapat kost. Akhirnya gue numpang di rumah eyang di Malang, tadinya cuma rencana sebulan. Tapi, keenakan diurusin eyang. Hehe. Makanya betah, rela PP Surabaya - Malang dan ngga pulang pulang ke Jakarta.

Di kampus, gue udah mulai dapat teman. Teman yang gak biasa. Bukan dari satu jurusan, bahkan bukan dari fakultas yang sama. Eh, jangan dibayangin gue sama sekali gak punya teman dijurusan gue ya. Teman yang gue maksud selama ini, teman yang bisa di ajak nongkrong, di ajak bicara. Tapi emang gak sedekat pertemanan gue dan Kinanti juga sih. Ingat saat gue bilang gue kesulitan punya kawan di Surabaya? Ya itu, gue kesulitan cari teman nongkrong. Kalau teman bicara, soal perkuliahan, di kelas, ada kok.

Teman gak biasa yang gue maksud sebelumnya itu,teman yang mengubah  pemikiran gue tentang hubungan sesama jenis... Yup, they are gay. And I found gay people are nicer than hetero, I start to like them. Gue kenal beberapa orang, tapi yang dekat cuma Nisa, Putri, dan Gama namanya. Mereka gak pernah mengusik gue dengan penampilan gue yang kayak gini dari lahir. Meskipun mereka gay, mereka gak langsung men-judge gue "kamu lesbian ya?" I hate that words. Meskipun mereka sudah jadi teman nongkrong gue dan mungkin bisa menjadi pendengar atau penasihat yang baik terkait homoseksual, gue masih belum terbuka tentang Kinanti, dan insiden Ratu.

Teringat Ratu. Putri kenal Ratu, mereka pernah bertemu dan sempat ngobrol. Ternyata Ratu cukup terkenal dikalangan lesbian di kampus. Khimar panjangnya adalah hanya untuk sebuah formalitas. Gue tertipu, pikir gue saat mendengar Putri cerita tentang Ratu, yang pada saat itu gue berpura-pura tidak mengenal Ratu.

***

"Akhirnya IPK gue naik Ran!"

"Ohya? Berapa point?"

"Dari 2,03 jadi dua koma delapan puluh berapaaa gitu... Lupa."

"Mantap!"

"So I will get one kiss from you???"

"Udah expired kali itu mah... Haha"

Barusan Kinanti telepon, cuma untuk kasih tau kalau IPKnya naik. Iya, Kinanti sering telepon hanya untuk membicarakan hal kecil.

Gue baru sadar, kalau teman kecil gue yang masih keep in touch hanya Kinanti. Meskipun gue pernah bilang gue gak akan jadi pacar dia, Kinanti tetap masih sering memaksa gue untuk jadi pacarnya. Sejauh ini, hubungan kami masih baik seperti biasa. Saat pulang dari Jerman, ada sedikit konflik, namanya juga cewek versus cewek, yang kecil jadi besar, yang gak ada jadi ada. Well that's me and Kinanti things.

***

Malam ini, gue diajak ke tempat tongkrongan Nisa, katanya sekalian mau kenalin ceweknya Nisa. Iya, Nisa punya pacar, cewek. Dari yang gue denger, mereka udah lama pacaran, tiga tahunan. Waktu yang cukup lama untuk sebuah hubungan sesama jenis ya, pikir gue waktu denger tentang mereka. Mungkin karena gue gak berada di bidangnya, jadi gue gak kebayang apa pertahanan yg mereka lakukan ketika mereka selisih paham atau saat ada masalah atau apapun deh, sampai mereka bisa bertahan segitu lama.

Kinanti & Kirana (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang