#32

706 62 7
                                    

Setelah nonton, kami makan, di restoran Korea favourite nya Nisa.

Aku, Gama, dan Nisa seru sekali membicarakan planning mereka untuk ke Jakarta. Memang belum ditentukan kapan, tapi kami sangat excited!

Ditengah keseruan kami, Kirana mengajakku bersiap-siap untuk pulang kembali ke Malang, karena katanya Chandra sudah on the way.

"Siapa Chandra? Supir baru?" Tanya Gama penasaran. Oh!? Sepertinya mereka belum mengenal Chandra. Aku dan Kirana mengabaikan pertanyaan Gama, Kirana mengeluarkan dompetnya dan memberikan beberapa lembar uang lima puluh ribuan ke Eno, dan bersiap-siap untuk beranjak dari bangku.

"Gak usah lah!" Kata Eno sembari menolak uang yang diberikan Kirana.

Sebelum Kirana menjawab Eno, Nisa dan Gama menjawab "Iya udah ngga usah. Last treat. Anggep aja farewell party untuk Juli dan Kinan."

"Yaah. Jangan gitu dong. Aku pesan paling banyak ini hehe..." Jawab Kirana sedikit canggung.

Gama memukul tangan Kirana sembari bilang "Halah, dibawa enak aja!" Satu meja tertawa kecuali Putri. Wajah Putri terlihat sedikit bingung, seperti ingin mengatakan sesuatu.

Aku dan Kirana menahan untuk pergi sekitar 10 menit dari ajakannya untuk pulang tadi. Lalu sesaat Kirana bilang "Ya wes, aku duluan ya..." Putri merespon "Gini doang?"

Aku, dan yang lain sedikit terdiam karena ucapan Putri.

"Mau pulang ke Jakarta gini doang farewell nya?" Lanjut Putri.

Wait, what? Is she talking about me?

"Emang mau yang kayak gimana?" Tanya Gama.

Lalu Kirana tertawa, menjawab Putri "kamu pasti ngira aku juga balik ke Jakarta ya? Aku masih pulang ke Malang. Paling Kinanti aja yang pulang ke Jakarta besok."

"Loh iya ta? Kukira pun besok kamu pulang Jul!" Kata Gama.

"Haha iya. Makanya ini tak bayar aja" Kata Kirana.

"Ngga usah norak. Udah sana nanti yang jemput nunggu" Jawab Nisa.

Aku berpamitan dengan seru pada Nisa dan Gama. Tidak dengan Putri dan Eno. Entah mengapa dari awal, aku merasa Eno tidak ada keinginan untuk berteman denganku.

***

Aku dan Kirana sudah menunggu Chandra di lobby sekitar 15 menit. Selama menunggu, kami asyik dengan hanpdhone masing-masing. Bedanya, aku sibuk dengan Instagram ku, Kirana sibuk dengan WhatsApp nya.

Ada sedikit perasaan insecure yang berlebihan kalau sudah melihat Kirana seru sendiri dengan ruangan chatnya, yang entah dengan siapa.

Aku menyimpan handphone ku dan memulai pembicaraan "Putri tuh  selalu kayak gitu ya ke kamu?"

"Kayak gimana?" Tanya Kirana balik, seraya memsukan handphonenya ke tas.

"Ya kayak gitu! Menthel!" Kata ku sedikit ngegas.

"Oh, Itu si Putri cuma ngira kalau aku ikut pulang ke Jakarta juga." Jelas Kirana sedikit tertawa.

"Ya terus, memang mau farewell yang kayak gimana kalau kamu pulang ke Jakarta? Lagian bukan cuma itu yang kumaksud menthel!" Jelasku.

Kirana hanya tertawa dan merangkul pundakku.

Aku menarik nafas panjang, namun tetap mengerutkan alis. Mengingat sudah sering kali hari ini aku kesal, kali ini aku tidak boleh kesal lagi.

Setelah menunggu 20 menit, akhirnya Chandra datang.

Di mobil, karena aku duduk dibalakang aku jadi sibuk dengan handphone ku. Kirana dan Chandra asyik mengobrol.

Aku jadi tidak bisa berhenti memikirkan betapa genitnya Putri kalau Kirana sedang tidak di sampingku.

Kesal.

"Nan, besok ikut pulang ke Jakarta?" Tanya Chandra sangat random.

"Ya ikut lah. Trus ntar gue pulang sama siapa." Jawabku sedikit ngegas.

"Haha santuy woy. Kali aja mau ikut Kirana pulang minggu depan" Kata Chandra tertawa.

Aku tidak menggubris Chandra.

***

Besok paginya, aku, Tante Diana dan Chandra bersiap-siap untuk pulang ke Jakarta.

Kirana dan Eyang membantu kami memasukkan barang-batang kedalam mobil.

Tidak ada pertengkaran dari malam sebelum aku pulang antara aku dan Kirana. We did a romantic night session on the rooftop. I love her. I love her like I love her when we were Junior High School.

Sebelum kami pergi, dari depan pintu mobil Kirana membisikkan sesuatu padaku "Santai aja, 5 hari ngga lama kok." Aku bingung lalu mengerutkan alis ku, dan kujawab "Apanya?" Lalu Kirana tertawa.

"Udah siap?" Tanya Tante Diana sembari masuk mobil.

Lalu aku mencium tangan Eyang dari dalam mobil "Eyang maaf kalau Kinanti ngerepotin ya. Makasih jamuannya Eyang!"

Eyang hanya senyum-senyum mengusap rambutku dengan lembut dari luar mobil.

Kami berangkat sekitar jam 8 pagi. Perkiraan akan sampai dirumah sekitae jam 9 malam.

Baru 2 jam perjalanan, aku dapat pesan dari Kirana.

Aku dan Kirana berniat untuk ngekost bareng setelah Kirana kembali ke Jakarta dan mulai bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku dan Kirana berniat untuk ngekost bareng setelah Kirana kembali ke Jakarta dan mulai bekerja.

Kirana membelokkan tujuan hidupnya ke arah yang lain, demi aku. Kirana, tanpa sepengetahuan ku, dia mencari kerja yang tidak jauh dari kampusku supaya bisa ngekost di dekat kampusku dan aku bisa pulang pergi dengan aman saat Kirana tidak bersama ku.

I knew, she will do this for me. Her only bestf... I mean Girlfriend ❤

Tinggal bareng Kirana... Mikirinnya aja udah bikin kupu-kupu kesurupan didalam perutku. Rasanya akan susah makan dan susah tidur selama menunggu Kirana pulang.

***

Kinanti & Kirana (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang