Kinanti & Kirana (On Going)

#31

"Aku gak suka sama Putri!" Kata Kinanti pada Kirana yang sedang mencuci tangannya di washtafle.

"Iya, I know!" Jawab Kirana santai.

"Jangan bilang aku gak pernah suka sama temen mu ya!" Ancam Kinanti.

Kirana hanya tertawa karena Kirana baru saja akan mengucapkan itu.

"... Aku mau jajan." Kata Kinanti

Kirana dan Kinanti pergi keluar ditengah film yang masih berlangsung.

Tadinya Kirana hanya ingin keluar ke toilet dan kembali ke studio, tapi karena Kinanti ikut keluar, Kinanti meminta Kirana untuk jangan kembali dan membeli beberapa cemilan.

"Ayok..." Kata Kirana setuju.

Dijalan, seolah tidak mempedulikan sekitar, Kinanti melingkarkan tangannya di lengan Kirana.

"Maaf ya Kirana, aku emang jarang suka sama temen mu..." Kata Kinanti.

"... Sama temen ku - yang suka sama aku... Ya wajar sih..." Lanjut Kirana.

Kinanti tidak menggubris Kirana, hanya melirik Kirana, mengerutkan alisnya merasa heran dengan responnya.

"Tapi kan yang penting, aku maunya sama kamu, sukanya sama kamu" Jelas Kirana.

"So sweet..." Canda Kinanti.

"Aku gak lagi gombal sih haha" Kata Kirana.

"... Aku itu udah coba untuk pura pura gak jealous Kirana! Tapi aku gak bisa. Aku makin insecure. Aku gak bisa mikir jernih kalau otak ku udah tau sesuatu." Kata Kinanti mencoba menjelaskan tentang dirinya.

"Apalagi... Surabaya Jakarta... Ya ampun. Rasanya kayak ada di ujung tombak." Lanjut Kinanti.

"Kok ada lebay lebaynya kamu ya..." Kirana sedikit heran sambil tertawa.

"Haha. Iya itu umpama loh Ran!"

Kirana tidak merespon ucapan Kinanti.

"Aku mau yang manis manis Ran..." Pinta Kinanti, yang otomatis menuntun Kirana ke tempat minuman boba viral di Surabaya.

Kinanti memesan 1 minuman dan 1 cemilan.

Saat mengantri menunggu pesanannya Kinanti sibuk dengan handphone nya. Sedangkan Kirana hanya mematung melihat-lihat sekitar.

"Ran..."
"Nan..."

Kata mereka saling menyebut nama masing-masing secara berbarengan.

"Ihh apaan sih hahaha" Kata Kinanti.

"Kamu duluan aja" Kata Kirana.

Tanpa ragu Kinanti melanjutkan bicaranya "Ini liat..." Kinanti memperlihatkan salah satu teman di Instagramnya, dan memberi tahu Kirana kalau mereka tinggal bareng di kost-an sama pacarnya.

"Pengen?" Tanya Kirana sambil meledek Kinanti.

Kinanti melirik Kirana, tersenyum dan bilang "woo ya pengen lah, emang kamu gak pengen?"

"Tergantung..." Jawab kirana singkat.

"Tergantung kenapa?" Tanya Kinanti.

"Biar apa emang kalau tinggal bareng?" Tanya Kirana lagi.

"Biar bisa ketemu tiap hari" Jawab Kinanti.

"Emang gak bosen ketemu tiap hari?"

"Ngga lah. Malah bagus jadi aku gak sering insecure!"

"Gak tinggal bareng juga rumah cuma beda berapa nomer... Ketemu tiap hari juga bisa kan?" Jelas Kirana.

"Yeeeu... Dasar! Kalo gak mau tinggal bareng yaudah gak usah ngomong gitu lah. Geloo Kirana." Kata Kinanti.

"Haha... Tapi gue serius nanya biar apa tinggal bareng?" Lanjut Kirana.

"Bodo! Males!" Ujar Kinanti mulai sedikit kesal.

Boba dan snack Kinanti sudah jadi. Sekarang mereka berjalan menuju Theatre menemui Nisa dan lainnya.

Kirana dan Kinanti berjalan bersebelahan tanpa bergandengan tangan.

Kirana mencoba merayu Kinanti supaya tidak kesal lagi "Masa gitu aja kesel sih?".

Kinanti hanya diam, berjalan lurus, dan sibuk dengan boba nya.

"Tadi mau ngomong apa?" Tanya Kinanti sedikit sinis dengan alisnya yang masih tegang.

"Yang mana?"

"Tadi! Yang sebelom gue kasih tau IG temen gue!" Jelas Kinanti masih sinis.

"Oh... Nanti aja lah"

"Emang gak jelas!" Kata Kinanti kesal sembari jalan maju meninggalkan Kirana.

Kirana tertawa, mengikuti Kinanti dari belakang.

Kirana menerima pesan dari Nisa, dan bergegas kembali ke Theatre untuk menemui Nisa dan lainnya.

Sambil membalas pesan Nisa, Kirana berjalan cepat mengejar Kinanti.

"Nan..." Panggil Kirana pada Kinanti.

"Jangan bete lah Nan. Gue kan cuma nanya aja."

Kinanti masih sedikit kesal, diam, dan stay cool.

"Kalo lu mau ngekost bareng, nanti gue cari kost yang luas"

Kinanti hanya melirik ke arah Kirana dan bergumam "Nggak jelas"

Percakapan mereka mengenai 'Ngekost Bareng' hanya sampai disitu karena Kinanti yang sudah kepalang kesal.

***