Im not gonna use someone picture to imagine how is Kirana, how is Kinanti...
Karena aku membiarkan kamu sendiri yang memutuskan seperti apa Kirana dan Kinanti.
***
Hari ini, gue masuk kantor ngga kayak biasanya.
Semua orang lebih diam, beberapa ngobrol berbisik, beberapa menatap gue sinis.
Gue belum melihat Mbak Mira dari sejak gue datang.
Gue duduk di bangku tempat biasa gue ngerjain kerjaan gue. Seperti layaknya perkantoran, mejanya bersekat papan fancy pendek gak sampe 20 cm tingginya.
Gue selalu membiasakan untuk ngerapihin meja sebelum pulang, jadi saat gue datang besoknya, meskipun mood lagi gak baik, at least gue masih semangat kerja karena meja gue yang rapih.
Gue mulai membuka laptop, check emails.
"Rana..." suara mbak Mira manggil gue dari mejanya.
Sejak kapan Mbak Mira di situ? Kata gue dalam hati.
Belum sempat gue nyaut, Mbak Mira udah melambaikan tangannya, meminta gue datang ke mejanya.
Gue berdiri dan menghampiri meja Mbak Mira.
"Sorry ya mendadak, ini ada materi meeting sama clients besok, bisa dipelajarin?" Kata Mbak Mira sambil menyodorkan flashdisk dan beberapa lembar kertas.
"Kirana, mbak?" Kata gue agak bingung, karena biasanya Mbak Mira ngajak yang udah senior untuk nemenin dia meeting sama clients.
"Iya kamu. Bisa kan?"
"Bisa Mbak!" Sahut gue dengan semangat.
Gue kembali ke meja, memastikan udah ngga ada lagi kerjaan yang harus gue selesain supaya gue bisa fokus pelajarin materi meeting untuk besok.
Sesekali gue lihat ke arah mbak Mira, Mbak Mira keliatan gusar. Gak kayak biasanya. Mungkin lagi banyak kerjaan kali, pikir gue.
***
Menjelang makan siang, Mbak Mira sempat menghampiri meja gue dan bertanya ke gue, tentang materi meeting besok. Dan ngejelasin beberapa dari isi materi. Di sela-sela Mbak Mira ngejelasin, beliau nanya, "Kamu ga apa-apa, kan?"
"Ngga Mbak, materinya mudah dimengerti kok. Cuma takut gerogi aja besok..."
Wajah Mbak Mira keliatan bingung, dan menoleh sebentar ke arah belakang__ ruangan manager.
Gue juga jadi nengok ke belakang...
Ada beberapa orang berkumpul di depan ruangan manager, termasuk Deviana__ yang saat gue nengok, mereka seperti segera membuang muka.
I have bad feeling...
"Kenapa sih Mbak?" Tanya gue ke Mbak Mira, spontan.
"Eh, Kenapa? Ga ada..."
Lalu mbak Mira pergi, dan Deviana datang menghampiri gue.
Ada momen 2 detik dimana gue menunggu Deviana menegur gue, dan ternyata begitu pula dengan Devi.
"Apa??" Kata Deviana.
"Apaan? Haha" Kata gue seraya mengalihkan pandangan ke layar laptop.
"Ga usah salting gitu... Haha, Nanti ya, omprengnya masih di tas"
Apa yang gue lakuin tadi, pandang-pandangan, ketawa awkward, buang muka, sekilas memang bikin gue kelihatan salting. Tapi, nope gue ngga salting.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinanti & Kirana (On Going)
RomanceKinanti & Kirana, 2 Gadis yang ada hanya untuk menjadi teman, bukan pacar apalagi mantan. Kisah ini tentang Kinanti dan Kirana. Kalau terlalu banyak skip, berarti bukan tentang Kinanti atau Kirana ✅ First work ✅ Tidak baku ✅ Typo errors ✅ Antiklimak...