• 𝐂𝐮𝐫𝐢𝐠𝐚

1.5K 84 24
                                    

KOMEN BANYAK-BANYAK DI SETIAP CHAPTER NYA YA GUYS 💗

HAPPY READING
______________

"SA, KUNCI MOTOR GUE LO KEMANAIN?!"

"AKSA!!"

Lavio berteriak dari lantai kamarnya, ia ingin pergi ke sekolah tapi mengapa tiba-tiba kunci motor yang berada di atas meja balasnya menghilang.

Lavio berjalan tergesa-gesa menuruni anak tangga.

"Sa,,"

"Aksa,,!"

"Gue di sini" jawab Deo yang berasal dari ruang tamu, lavio yang mendengar suara abangnya langsung cepat-cepat mendekat ke arah abangnya.

"Kenapa?" Tanya Deo lemas, laki-laki itu terlihat tidak berenergi.

"Kunci motor gue lo kemanain, pasti lo sembunyiin kan?" Tuduh lavio memicingkan matanya.

Deo bangkit dari duduknya, laki-laki itu sudah berpakaian rapi. Matanya menatap dalam mata lavio, sedangkan yang di mengerutkan dahinya.

"Mulai sekarang gue yang anter lo ke sekolah" ucap Deo, laki-laki itu berjalan keluar rumah tanpa menunggu jawaban gadis itu.

Kenapa tu orang?

Dengan langkah malas, lavio membuntuti Deo dari belakang.

Di dalam mobil sport putih yang berisi 2 orang kakak beradik itu di penuhi dengan kejenuhan, baik lavio maupun Deo tidak ada yang membuka suara. Deo fokus menyetir, sedangkan lavio fokus memecahkan pertanyaan yang berada di otaknya.

Deo kenapa? Mengapa laki-laki itu tiba-tiba ingin mengantarnya? Mengapa laki-laki itu menyembunyikan kunci motornya?

Memikirkan hal itu membuatnya merasa pusing, lebih baik ia menelfon arvan menanyakan perkembangan abangnya leo.

"nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan"

Lavio di buat bingung, tumben sekali nomor handphone arvan tidak aktif. Apa pria itu tengah sibuk? Sudahlah, lebih baik dirinya menelfon rayn saja, mungkin om nya itu bisa mengangkat panggilan nya.

Tiba-tiba lavio menggeram kesal, ia mematikan sambungan saat lagi dan lagi operator lah yang menjawab, sebenarnya kemana perginya mereka? Mengapa satupun tidak ada yang bisa di hubungi.

Sedari tadi Deo terus memperhatikan kekesalan pada diri lavio, entah karna apa, tapi sedari tadi gadis itu menggerutu tidak jelas.

"Kenapa?" Tanya nya, pasalnya lavio terus saja bergerak. Mengganggu konsentrasi nya saat menyetir mobil.

"Daddy nggak bisa di hubungi, sa. Om rayn juga" keluh lavio.

Deo terus menatap ke arah depan. "Mungkin sibuk"

Lavio menoleh ke arah Deo. "Sibuk apa? Setau gue, bukannya semua urusan pekerjaan mereka udah ada lo sama Acha yang ambil alih?"

Pertanyaan lavio membuat Deo diam beberapa detik, hingga laki-laki itu memarkirkan mobilnya di depan gerbang sekolah. Ya, keduanya telah sampai di sekolah lavio.

"Urusan mereka nggak cuma di pekerjaan aja, masalah diluar kerja masih ada di bawah kendali mereka" ujar Deo menatap lavio. "Turun" perintahnya.

Sebentar! Ia merasakan ada yang aneh dari Deo. Laki-laki itu sejak tadi bersikap dingin padanya, Bahkan menjawab pertanyaan nya pun seadanya saja. Intonasi yang keluar dari mulut deo pun terdengar kesal, seperti tidak suka bila ia terus-menerus membahas tentang arvan ataupun rayn.

Lavio melepas seatbelt yang melingkar di tubuhnya, namun tatapannya tak lepas dari Deo. "Lo aneh" ujarnya lalu turun dari mobil Deo.

Sedangkan Deo yang berada di dalam mobil mengabaikan ucapan lavio tentang dirinya, ia melajukan mobilnya meninggalkan lavio yang masih berdiri di depan gerbang menghadap ke arahnya.

𝐀𝐗𝐄𝐋 ( 𝐄𝐍𝐃 ✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang