Hari ini adalah hari Minggu, di mana hari ini Cakrawala telah membuat janji pada gadis nya untuk mengajak Lavio keluar walau sekedar makan.
Ia pun mengerti, hari-hari di penuhi dengan masalah yang tidak ada habisnya itu juga menguras tenaga dan fikirkan, maka dari itu ia berinisiatif untuk membawa gadis yang sudah ia nyatakan menjadi pemilik hati nya untuk selamanya itu.
Cakrawala memarkirkan mobilnya di halaman mansion milik immortals, seperti biasa ada beberapa bodyguard yang menjaga setiap titik mansion itu.
Ia turun dari mobilnya, berjalan mendekat ke arah pintu utama.
AKSA, LO BENER-BENER YA!!
APAAN SIH, GUE NGAPAIN?!
Siniin kunci motor gue!!
Nggak! mulai sekarang lo gue anter jemput
Gue bukan bayi aksa!!!
Siniin sa, woy!
Sa, woy! Tuli lo!!
AKSA!!!
Anjing lo!
Cklek!
Bug!
Hap!
Cakrawala tentu terkejut saat bantal sofa melayang ke arahnya, untung dengan sigap ia langsung menangkap bantal itu, kalau tidak mungkin sudah menghantam wajah tampannya.
"Kak Cakra?"
Ruangan yang awalnya bising kini tiba-tiba senyap, para pembuat gaduh refleks terdiam menatap ke arahnya.
Deo tidak ingin membuang kesempatan, ia langsung berlari menuju ke arah Cakrawala dan bersembunyi di balik badan laki-laki itu.
"Cak, tolongin gue cak. Cewek lo liar amat" adu deo.
Lavio yang mendengar itu samakin murka. "Apa lo bilang?!" Pekiknya. "Lo duluan yang mulai, lo juga yang ngadu. Banci lo!"
"Noh kan Cak, lo denger. Brutal banget cewek lo" Deo semakin menyembunyikan tubuhya di balik tubuh Cakrawala, sedangkan laki-laki itu sudah sekuat tenaga menutup telinganya dengan kekuatan batin karna kedua tangannya di pegang oleh Deo.
Lavio berjalan mendekat ke arah keduanya.
"Sayang, kam-"
"Kak Cakra awas, ngapain sih ngelindungin orang sinting kaya Deo, nggak ada untungnya" ujar Lavio menatap tajam Deo.
"Tolongin gue cak" bisik Deo pada Cakrawala. "Ya jelaslah ada untungnya, gue kan ganteng" lanjutnya pada lavio.
"Idih, narsis banget lo. Cakepan juga bang Le-" Lavio menghentikan ucapannya, suasana hatinya seketika berubah.
Cakrawala mengerutkan dahinya, Deo yang bersembunyi di balik tubuh tegap Cakrawala berpindah tempat menjadi berdiri di samping laki-laki itu. Cakrawala menoleh ke arah Deo, ia tidak paham dengan Lavio yang tiba-tiba saja diam. Sedangkan Deo, dia mengerti. Mengerti sangat jelas, pasti gadis itu merindukan sosok abangnya.
Deo berjalan mendekat ingin menghampiri sang adik, jika ini adalah salah satu taktik Lavio agar bisa menangkap nya, biarkan lah. Ia tidak ingin sang adik terus-menerus memikirkan Leo, itu pasti akan membuat Lavio merasakan sakit.
Tangan kanan nya mengadah di hadapan Lavio, gadis itu menatap sejenak kemudian menoleh ke arah sang kakak.
"Pukul nih, ikhlas gue" ujar Deo dengan nada pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐗𝐄𝐋 ( 𝐄𝐍𝐃 ✓ )
Action[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ~𝕸𝖊 𝖓𝖔𝖙 𝖒𝖊~ Lavio, gadis yang memiliki paras nan manis serta tawa yang selalu gadis itu berikan untuk orang lain. Namun siapa sangka di balik itu semua, dirinya adalah sosok seorang yang rapuh, tawa dan se...