Semaksimal mungkin lavio melupakan kejadian kemarin yang membuatnya terlihat lemah, kali ini ia harus kembali pada dirinya yang sekarang. Lavio yang kuat, lavio yang berani menentang, berani mengambil keputusan, dan berani mengambil resiko, inilah dirinya.
Semalaman ia tidak tidur hanya untuk mencari semua hal tentang yang leo lakukan semasa laki-laki itu menjalani profesi nya sebagai pengacara, dari mulai mengkorek informasi di berbagai klien yang sudah Leo bantu. Ia juga berjaga-jaga, takut Deo, cakrawala ataupun anggota axca mengecek kamarnya dan menangkap dirinya tidak tertidur, jelas itu akan menjadi masalah besar.
Lavio masuk ke dalam kelas nya, saat ia berjalan di sepanjang koridor banyak siswa-siswi yang menegurnya namun hanya ia balas dengan senyuman tipisnya.
Gadis itu mendudukan bokongnya, kelas masih tampak sepi, tumben sekali pikirnya. Biasanya jam segini Tiara dan juga zella sudah berangkat, kemana mereka?
Ah, ia melupakan sesuatu. Dirinya sudah lama sekali tidak berkabar dengan lion, saat satu hari sebelum ia tidak masuk, laki-laki itu tak nampak sama sekali, kemana dia?
Sepertinya semenjak ia jarang sekolah, banyak sekali hal-hal yang tidak ia ketahui terjadi di sekolah ini.Terdengar suara tapak kaki seseorang, lavio yang semula menunduk karna bermain ponsel pun mengangkat pandangannya.
"Citra,,?"
"Hai,," citra mendudukan bokongnya di samping Lavio. Mata lavio melirik ke kanan dan ke kiri mencari seseorang. "Lo berangkat sendiri?"
Citra mengangguk. "Sama siapa lagi?"
"Zella mana?"
"Oh, dia bilang di anter mama nya. Jadi nggak bareng sama gue"
Ucapan citra membuat lavio mengangguk paham. "Lo baru masuk?" Tanya lavio
"Baru hari ini"
"Kemarin kemana aja?"
"Sakit"
"Oh gitu"
Lavio sedikit merasa aneh kali ini saat berada di dekat citra, gadis itu sekarang tidak banyak bicara seperti dulu. Jangankan bertanya hal lain, mempertanyakan tentang dirinya pun tidak. Sebenarnya apa yang terjadi dengan gadis itu, mengapa semua tampak janggal? Tapi ia tidak boleh berfikir yang tidak-tidak tentang sahabat nya, ia sangat amat mengenal citra. Ya walaupun, ia tidak mengetahui asal-usul kelurga nya itu seperti apa.
"Lav,,"
Seorang datang tiba-tiba masuk ke dalam kelas, membuat lavio yang ingin memulai pembicaraan dengan citra mengurungkan niatnya. Ia menatap ke arah gadis yang tengah mengenakan almamater khas SMA Hartahta.
"Ngapain lo?" Pertanyaan pertama di layangkan oleh citra untuk yunji, yang saat ini tengah berdiri tak jauh dari tempat dimana ia duduk..
"Gue ada perlu sama Lavio" balas yunji
"Soal apa?" tanya lavio, sebenernya ia malas berurusan dengan sahabat dari alm. Calista itu
"Nanti gue kasih tau, ikut gue bentar yuk. Gue butuh bantuan lo"
"Sahabat lo yang satu lagi kemana?" tanya citra menyenderkan punggungnya, tatapannya terus menatap intens yunji.
"Kepo banget sih lo"
"Jelas lah, masalahnya yang lo ajak sekarang adalah sahabat gue"
"Gue nggak tanya"
"Kurang ajar!" Citra bangkit dari duduknya ingin menghampiri gadis itu. "Lo–"
"Udah cit" cegah lavio. "Ini urusan gue" lavio melirik yunji sekilas kemudian kembali menatap ke arah citra
"Lav, tapi–"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐗𝐄𝐋 ( 𝐄𝐍𝐃 ✓ )
Acción[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ~𝕸𝖊 𝖓𝖔𝖙 𝖒𝖊~ Lavio, gadis yang memiliki paras nan manis serta tawa yang selalu gadis itu berikan untuk orang lain. Namun siapa sangka di balik itu semua, dirinya adalah sosok seorang yang rapuh, tawa dan se...