6. Acara Keluarga

814 88 5
                                    

Senyuman lebar terlukis di wajah Nara begitu dia melihat sosok Satya yang baru saja keluar dari perpustakaan sekolah.

"Satya!" panggilnya bersemangat.

Lelaki itu menoleh ke arahnya, lalu tersenyum hangat.

"Hai, Nar. Semangat banget?"

Nara berlari menghampirinya. Rambutnya mengayun-ayun mengikuti lompatan langkahnya.

"Hari ini mau gue temenin lagi nggak ke lesnya?"

Satya dan Nara kini berjalan menuju kelas mereka. Di atas tangan Satya terdapat empat buku tebal yang akan digunakan untuk pelajaran selanjutnya.

"Kenapa? Lo mau ketemu temen lo itu lagi?" tanya Satya, tersenyum jenaka.

"Iya dong! Namanya Pak Supriadi. Lo seharusnya kenalan sama si Bapak. Seru banget loh!"

Sekiranya sudah tiga kali Nara ikut menemani Satya les, dan sejak saat itu gadis tersebut telah membentuk sebuah persahabatan dengan pak satpam tempat lesnya.

"Hari ini gue nggak ada les."

"Eh?? Tumben."

Satya mengangguk. "Ada acara keluarga. Mungkin Senin aja, gimana?"

Nara ber-oh ria tanda mengerti. "Tapi kalo gue malah buat lo repot bilang ya. Gue nggak mau kesannya malah bikin lo nggak bisa nolak."

"Nggak kok. Ngapain gue keberatan?"

"Ya, kan bisa saja."

"Yang ada gue merasa bersalah sama lo karna selalu nunggu sampe malem."

"Santai itu mah~ Entar kalo gue balik duluan lo kesepian."

Satya menunduk menatap buku yang dibawanya. Lalu dia tersenyum. Nara memang benar. Semenjak gadis itu mulai ikut menemani jadwal lesnya, dia merasa bersemangat dan bahkan menanti hari untuk pergi les lagi bersama Nara.

"Lo ada acara keluarga di mana emang?" tanya Nara begitu mereka berbelok di lorong sekolah.

"Bandung. Mau nitip oleh-oleh?"

Mata Nara membuka memperlihatkan bintang-bintang antusiasme. "Seriusan boleh??"

Satya tertawa kecil melihat reaksi Nara. "Bolehlah. Biasanya Azka sama Jayan juga nitip."

"Mereka biasanya nitip apa?"

"Makanan sih."

"Tapi makanan cepet habis."

"Emang lo maunya yang bertahan lama?"

Nara mengangguk. "Iya! Biar bisa jadi kenang-kenangan."

Satya berpikir sejenak.

"Yaudah. Nanti gue cari kalo ada yang pas."

"Hari ini ikut gue yuk."

Nara mendongak saat mendengar kalimat tersebut. Matanya perlahan naik ke atas, dan melihat Jayan tengah berdiri di dekatnya yang sedang duduk di teras sekolah menunggu jemputan.

Alis Nara bertaut. "Mau ngapain emang? Mau nyulik gue ya?"

Jayan terkekeh. "Ya nggaklah. Emang lo sepenting apa buat gue culik?"

"Ish, ya terus buat apa?"

"Jalan-jalan aja. Di rumah lagi ada tamu dan gue males kalo pulang diliatin banyak orang. Mending keluar aja kan?"

"Kenapa nggak ngajak Azka aja?"

"Azka mager."

Setelah menimbang tawaran itu, Nara pun akhirnya beranjak dari anak tangga teras. Ojol yang dipesannya pun tidak kunjung datang maka buat apa juga dia menunggu sampai tua di sekolah?

To the Moon and Back | Sunghoon (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang