Bagian 4-Bahagia?

734 133 28
                                    

Karena yang mereka tau itu bagian bahagianya aja sedangkan bagian tangis ,hancur, depresinya mereka nggak tau jadi kalau mereka mengatakan apapun terima saja, karena hidup udah sulit nggak perlu di bikin sulit dengan omongan yang tidak penting-Aldebaran


Dia yang pertama membuatku cinta, dia juga yang pertama membuatku kecewa- Aldebaran untuk Papa

Maaf ya kalau banyak typo, di tunggu komentarnya untuk bagian ini, selamat membaca, jangan lupa bahagia.

Play on music- Mahlini kisah sempurna

Aldebaran masuk ke dalam ruangan itu dengan wajah begitu sumringah, seketika ia melupakan semua rasa sakitnya,  ia melupaka segala beban yang ia pikul, Sudah lama Aldebaran tidak merasakan perasaan yang begitu bahagia sampai sampai membuat  Aldebaran merasa begitu gugup, Aldebaran berfikir kalau sang papa begitu merindukannya, ketika melihat punggung sang papa jantung Aldebaran berpacu begitu cepat, kemudian ia menarik nafas dalam dalam menetralkan perasaanya binar matanya tidak bisa di sembunyikan kalau ia begitu bahagia

Aldebaran berjalan menuju sofa tempat sang papa sedang duduk "Pah," ucap Aldebaran dengan suara sedikit bergetar, kemudian Aldebaran menjabat tangan sang papa dan menciumnya.

"Maaf ya nunggu lama," ucap Aldebaran mencoba membuka obrolan, kemudian Aldebaran duduk di sofa berhadapan dengan papanya. "Kenapa mau kesini nggak bilang bilang," hanya  kepada sang papa dan mama lah Aldebaran mampu berpicara panjang dan kadang sifat dinginya akan berubah menjadi hangat ketika berbicara dengan kedua orang tuanya karena seberapa jauh mereka menyakitimya ia tetap menyayangi ya melebihi apapun.

Aldebaran terdiam kemudian matanya memperhatikan sang papa dari ujung kepala sampai ujung kaki, Aldebaran menyadari kalau sang papa walupun sudah tua tapi masih terlihat gagah. "Aku kangen sama papa," ucap Aldebaran dengan binar mata berkaca kaca

Tetapi sayangnya tatapan Hartawan tidak se bahagia tatapan Aldebaran, hartawan begitu dingin, detik berikutnya Hartawan berdehem. "Sepertinya kamu hidup bahagia, dan semoga kamu sudah tidak bersikap seperti dulu lagi," ucap Hartawan tanpa berbasa basi

"Apa kamu pantas untuk tersenyum, setelah apa yang kamu lakukan pada keluarga kita?" Seketika binar bahagia itu berubah menjadi sendu jantung yang berdegug dengan begitu bahagia seketika terhenti seperti di tusuk oleh pisau yang begitu tajam, Aldebaran menurunkan garis lengkung senyumnya. "Karena kamu mama menjadi sering murung,"

"Maksud Papa?" Tanya Aldebaran dengan suara bergetar.

"Kamu telah menghancurkan keluarga kita, kamu mengubah segala kehidupan keluarga kita ,kamu keluar rumah kamu mencari kesenangan sendiri?" Tanya Hartawan begitu mengitimindasi "kamu terlalu mementingkan diri kamu sendiri sampai sampai kamu mengorbankan Roy adik kamu, seharunya kamu tidak mencintai Elsa Al,"

Dan itulah keyakinan yang hartawan yakini kalau semua penyebab kecelakaan malam itu adalah karena Aldebaran dan Roy merebutkan Elsa dan pada kenyataanya itu semua tidak benar

Jika bisa berbicara banyak Aldebaran akan mengatakan banyak, bagimana sang papa menganggap kalau kehiduapnya bahagia sementara dirinya saja tidak pernah bahagia, dia tidak pernah merasakan satu malam pun tanpa rasa sakit, bahkan sekarang ia hidup tapi sekarat.

Seketika wajah Aldebaran pun berubah menjadi datar " kalau papa ke sini cuma mau bilang itu papa nggak usah kesini, aku pikir papa kesini karena papa udah menyadari semua kesalahan papa, tapi nyatanya papa nggak pernah berubah, papa selalu menganggap kalau semua yang terjadi adalah kesalahan aku,"

"Kalau bukan karena kamu, Roy nggak akan pergi, dia anak yang baik, dia anak yang penurut,"

"Yang baik itu belum tentu benar," ucap Aldebaran sekuat tenaga ia menahan emosinya rasanya begitu menyakitkan ketika kenyataanya sang papa malah semakin membencinya. "Kapan sih papa akan sayang sama aku? Selama hidup sama kalian aku nggak pernah menuntut apapaun, tapi kenapa kalian seperti benci sama aku?"

Aldebaran Dan Lukanya (completed)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang