Bagian 24-Mamah dan Papah

662 148 21
                                    

Play On Music shanna shannon-Selamat jalan kekasih.

Malam akan selalu sama yaitu gelap hanya bedanya bintang yang bersinar kala malam tiba, karena ada saat dimana bintang enggan untuk keluar, karena mereka bersemayam dalam galaksi menghindari dinginya hidup yang kadang terasa begitu mencekam, tidak akan ada yang tau akan hidup, bahkan sekalipun diri kita sediri, dimana kita nggak akan tau hidup macam apa yang kita lewati, semuanya selalu mejadi misteri yang akan terungkap seiring dengan berjalanya waktu, Andin masih menangisi Aldebaran yang ada di pelukanya, ingin sekali Andin berlari menuju langit dan menuntut segala hal yang terjadi, untuk pertama kalinya Andin merasa hidup tidak adil, sangat tidak adil, bagaimana bisa Tuhan memberinya luka lebih dalam sangat dalam.

Dika memeriksa kondisi Aldebaran, matanya masih terbuka sedikit, tapi Dika tau Aldebaran sudah tidak punya tenaga, Dika melirik ke arah surya, Hati Dika hancur tapi Dika tetap di paksa untuk tenang, ia menghela nafas sesak "Om bisa bantu saya," ucap Dika pada surya "Kamu tenang ya Ndin," ucap Dika sembari mengusap pundak Andin.

Tiba tiba Hartawan maju beberapa langkah "Biar saya yang angkat Aldebaran," ucap Hartawan yang sudah bersiap

kemudian Dika merentangkan satu tanganya "Om sama tante tunggu diluar dulu," ucap Dika tegas

"Tapi saya orang tuanya,"

"Yakin Om?," ucap Dika secara tegas "Saya Mohon ya Om, setelah ini akan ada yang saya jelaskan," Hartawan menelan ludah, denga mata berkaca kaca, akhirnya ia mundur beberapa langkah kembali disamping Rosa.

Dengan gerakan pelan Surya menarik tubuh ringkih Aldebaran dari pelukan Andin, kemudian mengangkatnya dan membaringkan Aldebaran di ranjang rumah sakit, Andin mengikutnya dari belakang, tubuh Aldebaran begitu ringkih, wajahnya begitu pucat dan sembab, tanganya berdarah, Dada Andin begitu sesak "Semuanya tunggu diluar ya," ucap Dika memerintah mereka untuk keluar, sebelum keluar surya mebelai rambut Aldebaran "Cepet sembuh ya nak, papa menjanjikan bahagia buat kamu," ucap surya dengan suara bergetar.

Andin menangis membekap mulutnya dengan erat, bagaimana bisa orang orang tega menghancurkan Aldebaran, bagimana mereka bisa segampang itu datang lalu meminta maaf, Aldebaran memang terlihat biasa saja tapi siapa kira lukanya begitu dalam, mereka tidak pernah sadar kalau luka yang di timbulkan dari tusukan jarum pun kadang begitu menyakitkan lantas bagaimana dengan Aldebaran, bagaimana dengan Al yang harus menyimpan, memendam dan melakukan apapun sendiri, walaupun hakikat menusia itu sendiri tapi konsep hidup di bumi itu saling Ada sekalipun ujungnya sendiri.

Surya merangkul Andin mengajaknya keluar, "Tunggu diluar dulu yuk sayang," Ucap Surya lembut pada Andin begitupun dengan hartawan dan Rosa, tapi ketika Andin ingin melangkah pergi tiba tiba sebuah tangan ringkih menahan langkah Andin, Andin paham betul tentang hangat tangan yang menariknya itu tangan Aldebaran, Andin membekap mulutnya, dengan air mata yang mengucur deras, ingin sekali ia menangis sekencang kencangnya, ingin sekali ia mengutuk malam ini, ingin sekali ia berteriak pada jam untuk mengentikan putaran waktu karena tiap detik yang ia lewati sangat menyakitkan, kemudian dengan dada yang begitu sesak dengan tenggorokan yang tercekak, Andin mebalikan poisis badanya dan tersenyum ke arah Aldebaran.

Mata Aldebaran terbuka begitu sipit, kemudian Andin membelai rambut Aldebaran, mengusapnya dengan penuh cinta "Kenapa sayang? aku disini," ucap Andin "Aku nggak bakal pergi kok," Hancur rasanya untuk Andin lewati, ia seperti ingin menghentikan waktu dan membawa Aldebaran pergi dimana tidak ada kesakitan di dalamnya diaman yang Aldebaran dapat adalah hidup bahagia bersamanya.

Aldebaran menatap Andin dengan samar samar, kemudian ia menggeleng denga begitu pelan, israyart itu meminta untuk Andin tidak pergi meninggalkanya, ia ingin ditemani Andin, Seperti yang Aldebaran katakana ia ingin bertahan sekali lagi ia ingin mengambil kesempatan untuk Andin ia jadikan alasan untuk ia kuat, tidak ada yang dia minta sekarang, selain Andin ada disisinya menemaninya, meringankan sakitnya dan menjadi obat baginya.

Aldebaran Dan Lukanya (completed)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang