Bagian 1- Proses Hidup

1.1K 145 13
                                    

Saya tau hidup itu Sulit,tapi walaupun sulit saya harus tetap Hidup, karena saya selalu percaya ketika saya melakukan hidup dengan baik semua akan baik baik aja-Aldebaran

Play  song on Shawn Mendes- It'll be Okay

Maaf kalau banyak typo....

Seorang laki laki bertubuh jangkung berjalan sepanjang koridor rumah sakit dengan menggunakan pakaian serba hitam, sepanjang koridor ia berjalan sambil menunduk dengan perasaan begitu hancur, ia sering ke rumah sakit tapi entah kenapa hari ini rasanya jauh lebih menyakitkan, ucapan dokter yang biasa menanganinya terus berputar di kepalanya, Kenyataanya setelah apa yang terjadi hancur kemarin kini di tambah hancur yang lain lagi, gagal ginjal stadium 3, ia pikir akhir akhir ini kondisinya sudah mulai membaik tapi nyatanya malah sebaliknya kini fisiknya pun ikut hancur sebelumnya jiwanya hancur PTSD (post trauma stress disorder)  merenggut kebahagiaanya, PTSD adalah gangguan trauma setelah seseorang mengalami pristiwa yang tidak menyenangkan

Dulu ia berfikir ketika seluruh keluarga membencinya ia masih mempunyai dirinya sendiri, ia masih bisa bergantung dengan dirinya sendiri, tapi kini Bahkan untuk bergantung pada dirinya sendiri pun ia begitu kesusahan, setiap kali rasa sakit itu menyerang dirinya ia hanya bisa menghela nafas panjang, nyatanya ia hanya kuat di luar sedangkan didalamnya ia begitu rapuh dan kesepian, Obat selalu menjadi senjatanya untuk bertahan hidup.

Iya semenjak pristiwa kecelakaan itu, kehidupanya berubah, kesalahan yang seharusnya bukan salahnya malah di tanggung olehnya, semua orang menyalahkannya, malam itu niatnya baik mendamaikan mereka, tapi naasnya di tengah hujan yang cukup lebat mobil yang mereka tumpangi menabrak pembatas jalan, hingga membuat dua orang yang ada berada di kemudi depan tewas seketika, dan kedua orang tersebut adalah Roy adiknya dan Elsa pacar adiknya

Kejadian itu membuat semua orang menyalahkan Aldebaran tidak ada yang mau mendengarkan penjelasanya, hingga pada akhirnya ia mengubur rahasia itu dalam dalam, rahasia di balik alasannya malam itu bersikeras untuk mendamaikan Roy dan Elsa, semua orang membenci dirinya, termasuk kedua orang tuanya "aku kangen Mah Pah, Tapi aku nggak punya keberanian untuk ketemu kalian"

Hari hari Aldebaran jalani dengan menyalahkan diri sendiri, hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk pergi dari rumah dan memulai kehidupan yang baru, kehidupan dimana ia masih menggenggam luka itu dengan erat,  menggenggam trauma begitu dalam, setelah kejadian itu Aldebaran sering pergi ke psikiater untuk menyembuhkan jiwanya tapi sampai sekarang traumanya belum kunjung reda.

Aldebaran sperti masih berada di trowongan gelap tanpa ujung dimana tidak ada satu orang pun yang mau mengulurkan tangan untuk menolongnya, ia benar benar sendiri ,semua orang sekaan larut dalam rasa sakit itu, semua orang menangis atas kepergian Roy dan Elsa, mereka terluka tetapi mereka lupa bahwa Aldebaran juga terluka.

Setelah satu tahun menanggung beban dengan penyakit mental yang menyerangnya rupanya ujian itu belum berhenti kali ini ia di diagnosis menderita gagal ginjal stadium 3 Aldebaran yang awalnya berjalan sepanjang koridor dengan langkah gontai kini duduk di sebuah kursi dengan tatap kosong

Kemudian ia tersenyum, puncak dari kecewanya seseorang adalah yang seharusnya ia menangis tapi ia menggantinya dengan tersenyum, Aldebaran seprti tidak merasakan apapun, hanya ada perasaan hampa yang bersarang dalam dadanya

"setidaknya nanti kalau gue mati, keluarga gue bisa datang" Gumam Aldebaran pada dirinya sendiri, kemudian ia tersenyum tipis membayangkan hari dimana dia pergi mungkin semua orang akan tersenyum ketimbang menangis. semenjak kepergian Roy kedua orang tuanya tidak pernah mempedulikannya, bahkan untuk bertanya tentang kondisinya pun tidak pernah " gue emang anak yang nggak bisa di andalkan" Aldebaran menghela nafas panjang mengurangi rasa sesak yang bersarang dalam dadanya.

Kedua tangannya ia masukan ke dalam saku hodie, sejenak ia ingin mengambil jeda untuk terdiam,menyaksikan para suster berlalu lalang sepanjang koridor, walupun ramai tapi Aldebaran merasa sepi.

"semangat Al, diluar sana masih banyak yang jauh lebih menderita" Gumam Aldebaran disaat seperti ini kalimat itu selalu menguatkan dirinya sendiri untuk kembali berjalan maju, walaupun ia tidak tau ujungnya tapi ia ingin mengusahakan sebisanya.

Tapi apakah Ada manusia yang jauh lebih menderita dari Aldebaran, di benci keluarga dengan keadaan jiwa dan raganya yang babak belur,setiap manusia yang ada di bumi pasti membutuhkan cinta dan orang lain, tapi kedua hal tersebut tidak berlaku untuk Aldebaran Cinta? Aldabaran tidak pernah percaya cinta bahkan dia belum pernah merasakan apa itu cinta, orang lain? Aldabaran tidak punya, aldebaran hanya punya dirinya sendiri, bahkan orang yang melahirkannya pun tidak memihak pada dirinya.

" nggak tau salah gue apa sehingga hidup gue jadi gini, setidaknya kasih gue satu orang yang bisa percaya sama gue" lagi lagi ucapan itu hanya Aldebaran lontarkan dalam hatinya.

Ketika Aldabaran sedang melamun menatap kosong kursi yang ada di depannya, Tiba tiba seorang perempuan mengisi bangku kosong itu dengan menangis tersedu sedu, Aldebaran pun tertegun, entah kenapa untuk pertama kalinya hatinya ikut merasa sakit melihat perempuan yang ada di depannya menangis, kondisinya begitu kacau, sehinggal Aldebaran tidak tega untuk menegurnya, Aldebaran membiarkan perempuan itu menangis, sampai pada akhirnya Aldebaran mengambil keberanian untuk memberikan perempuan itu sebuah kain yang selalu tersimpan disaku celananya.

Perempuan itu menatap ke Arah mendongak ke arah Aldebaran, cukup lama untuk perempuan itu mengambilnya tetapi akhirnya Aldebaran dengan wajah dinginnya ia menarik tangan perempuan itu dan menaruhnya di atas telapak tangan. "Pake ini" ucap Aldebaran singkat

"Terima kasih" ucap perempuan itu, setelah itu Aldebaran berlalu pergi tanpa menanyakan apapun, karena baginya ia tidak mau tau dengan urusan orang lain, hidup dia sudah berat ia tidak mau di tambah berat lagi dengan mengetahui urusan orang orang

Aldebaran berjalan dengan memasukan kedua tangannya di saku jaket berjalan dengan santai seolah tidak terjadi apa apa, di balik tubuhnya yang tegak dan tampan siapa mengira ia adalah laki laki yang penuh kesakitan dan berada diambang Kematian, Aldebaran  berjalan dengan cuek mengabaikan setiap rasa sakit yang menyerang dirinya, karena untuk menjadi kuat adalah bagian dari dirinya.

Aldebaran  keluar dari tempat parkir, dan bersiap untuk keluar dari area rumah sakit, tapi ketika berad di pintu keluar Aldebaran menatap ke atas langit, dan ia menghela nafas ketika langit berwarna abu abu yang tandanya akan turun hujan itu tandanya ia harus cepat sampai ke apartemen sebelum perasaan perasaan aneh menyerang dirinya, Aldebaran adalah orang yang tidak mau terlihat lemah di hadapan manusia, ia hanya mau terlihat lemah di hadapan penciptanya.

Aldebaran segera mengemudikan mobilnya dengan harapan semoga tidak Turun hujan, karena baginya Hujan itu menyakitkan.

Gimana? Lanjut?

Aldebaran Dan Lukanya (completed)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang