Bagian 36-Selesai

848 112 29
                                    

Play Music On Pilu Membiru-Kunto Aji

Ketika membicarakan sosok Aldebaran memang tidak ada habisnya, bahkan satu minggu setelah kepulanganya pun banyak orang yang masih sangat merasa kehilangan, Banyak orang yang masih tidak menyangka kalau laki laki itu pergi dengan begitu cepat, Andin Masih menjadi sosok yang kuat diluar namun rapuh didalam, ia masih sering menangis pada malam hari sembari memeluk foto Aldebaran, ia masih sering merayu Tuhan kalau semua ini hanya mimpi yang kelewat panjang, Hidup terus berjalan bagi mereka yang ditinggal tapi perihal kenangan, walaupun sudah ditinggal kenangan itu tidak akan pernah ditinggal, tiap hari Andin masih begitu merindukan sosok laki lakinya, sosok orang yang selalu membuat dirinya bahagia, hari harinya begitu hampa

Andin mengetahui kalau riky dihukum dua puluh tahun penjara, nyatanya hal itu tidak membuat Andin merasa senang, Andin merasa itu masih kurang dengan apa yang saat ini alami, bahkan malam-malam panjang Andin masih mengharap semua ini adalah mimpi yang kelewat panjang, semenjak Aldebaran pergi Andin lebih sering membatasi diri bertemu dengan orang, Andin menjadi pribadi yang lebih sering diam, hal itu terkadang membuat surya merasa khawatir dengan putri kesayangannya, sebagai orang tua surya hanya bisa mendampinginya dan seberusaha mungkin untuk tetap ada disampingnya.

Seminggu sudah ia ditinggal dengan segala perasaan Rindu yang tidak pernah tuntas, nyatanya diam diam Andin belajar ikhlas, belajar mengaganti cinta yang membuncah didadanya menjadi kepingan ikhlas, katanya ikhlas adalah puncak paling dalam dari mencintai, Andin ingin belajar walaupun pada kenyataannya ia harus berjalan merangkak untuk terbiasa tanpa Aldebaran, Andin harus kembali menata hidupnya, membangun rumah untuk dirinya sendiri, nayatanya seperti yang Aldebaran bilang Andin harus bahagia, dengan langkah kecil Andin ingin melakukannya.

Satu minggu setelah kepergian Aldebaran, perusaahan Aldebaran mengadakan sebuah acara untuk mengenang Aldebaran, Andin datang bersama surya dengan mengenakan outfit berwarna hitam, suasana gedung acara sudah dihiasi dengan berbagi foto dan segala prestasi yang Aldebaran dapat selama ia hidup, ruangan itu di penuhi dengan banyak orang, tidak lupa juga banyak kata-kata yang tertempel didinding. "Kalau kamu belum siap kamu bisa tinggu diruang kerja Aldebaran Nak," ucap surya yang merasa kahwatir pada putrinya.

Andin melirik ke arah surya kemudian ia tersenyum tipis dengan mata berkaca kaca "Nggak pah, Aku harus datang," ucap Andin, nyatanya walaupun hatinya sudah hancur layaknya kaca ia masih harus tetap berdiri kokoh, Andin tidak ingin mengelak atas segala rasa yang kini membuncah didadanya, Andin ingin menganggap kalau saat ini rasa yang kelewat sakit ini adalah proses dimana Andin ingin belajar ikhlas "Aku kangen Aldebaran Pah, makanya aku datang," ucap Andin dengan tatapan yang tidak bisa bohong kalau ia begitu terluka

Banyak orang yang memperhatikan sosok Andin, mereka terpanah melihat kecantikan Andin, tak jarang tatapan mereka seolah merasa kasian pada Andin, bagaimana tidak dibalik tubuhnya yang berdiri kokoh, mata Andin tidak bisa berbohong, mata Andin mengisyaratkan kalau Andin begitu hancur dan kehilangan, karena tanpa Andin dan Aldebaran memberi tahu orang kantor tau kalau Aldebaran begitu mencintai Andin, orang dikantor tau kalau hanya sosok Andin yang bisa membuat Aldebara tersenyum begitu manis. "Al bantu aku untuk kuat ya," ucap Lirih Andin dalam hatinya

Ruangan yang sekarang mereka gunakan sebagia acara di dekor sedemikian rupa, Andin menggandeng tangan surya untuk melihat foto foto Aldebaran, tetntunya dengan air mata yang ia tahan, karena Andin tidak ingin terlihat lemah, Andin berdiri melihat foto Aldebaran yang tampak tersenyum bahagia sembari memegang bola basket "Ganteng ya pah," ucap Andin lirih sembari menatap surya dengan mata berkaca kaca "Dia manis banget kalau lagi senyum,"

Surya mengangguk sambil tersenyum tipis "Pacara kamu emang ganteng Ndin," jawab surya, sehingga jawaban itu membuat Andin tersenyum tipis walaupun hatinya terasa begitu sesak, Andin membayangkan seandainya saat ini Aldebaran ada disisinya pasti semuanya terasa begitu bahagia, pasti Andin bisa melihat senyum bahagia Aldebaran, dimana nyatanya banyak orang yang begitu sayang padanya.

Aldebaran Dan Lukanya (completed)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang