Bagian 31-Bintang paling Terang

691 133 28
                                    

Play On Music Hanin Dhiya-Terlambat sudah

Dika memperhatikan keduanya dari kejauhan sembari menyenderkan tubuhnya di samping mobil sembari kedua tangan yang ia silangkan diatas perut, ia tersenyum melihat pemandangan yang ia lihat kemudian ia menatap ke atas langit "Izinkan mereka bahagia Tuhan, mereka berhak bahagia" ucap Dika dengan mata berkaca kaca dadanya terasa sesak mengingat betapa hancurnya Aldebaran, "Karena melihat Aldebaran bahagia adalah bahagaku juga," kemudian Dika menghembuskan nafas kasar, tidak apa untuk Dika menunggu seperti ini itu lebih baik ketimbang melihat Aldebaran harus menderita.

Pandangan Dika kembali memperhatikan keduanya yang sudah beranjak saling bergandengan tangan saling menguatkan keduanya berjalan seperti akan menuju ke arahnya, Dika pun mengubah posisinya, sembari tersenyum, Angin yang kencang membuat Dika melihat mereka pasangan yang begitu serasi, wajah Andin yang imut dan wajah Aldebaran yang begitu karismatik, tapi ketika Dika sedang memperhatikan keduanya berjalan tiba tiba ada seseorang yang baru saja menghancurkan situasi di rumah sakit kembali datang menghampiri Aldebaran, secepat Kilat Dika berlari menghampiri mereka.

Riky berdiri di hadapan Aldebaran dan Andin dengan nafas tersengah sengah, kemudian ia tersenyum sinis "GUE BENCI SAMA LO BENCI BANGET," Ucap Riky dengan nada emosi "BUGH!," Riky menghajar Aldebaran hingga Aldebaran tersungkur ke pasir, Aldebaran terbatuk batuk, kemudian Andin mengambil langkah maju dan "PLAK!," Mau lo apa Bangsat!," Teriak Andin dengan nada emosi

Tapi detik berikutnya Riky mendorong Andin dengan kasar, hingga membuat Andin terjatuh dipasir, Andin meringis kesakitan, seketika Aldebaran tidak memikirkan kondisinya, ia langsung berlari ke arah Andin "Ndin kamu nggak papa?," tanya Aldebaran dengan wajah khawatirnya, kemudian Aldebaran menatap Riky sinis "Jangan sentuh cewek gue!, atau lo mati ditangan gue!,"

Rambut Andin menutupi wajahnya, dibalik itu Andin menahan tangisnya mati matian, kemudian menatap Aldebaran dengan senyum tipisnya "Aku nggak papa Al," kemudian Andin mengusap sudut bibir Aldebaran "Bibir kamu luka," ucap Andin dengan suara bergetar.

"Saya nggak papa Ndin," ucap Aldebaran kemudian membantu Andin untuk berdiri

Aldebaran menarik tubuh Andin untuk berdiri di belakangnya, awalnya Andin menolak tapi akhirnya Andin menuruti permintaan Aldebaran "Mau lo apa sih?!" tanya Aldebaran kesal "Apa yang lo mau dari gue Rik?" Tanya Aldebaran dengan tatapan begitu tajam, Emosi Aldebaran sudah berada di ubun-ubun hingga ia ingin meluapkannya. "berani lo sakitin cewek gue lo berhadapan sama gue," ucap Aldebaran tegas

"BUGH!," Aldebaran memukul Riky, hingga membuat Riky terpelanting ke tumpukan pasir "JANGAN PERNAH SAKITIN CEWEK GUE, KALAU LO ADA MASALAH SAMA GUE, LO SELESAIN SAMA GUE!," Teriak Aldebaran dengan wajah begitu tegas "RIK LO KENAPA SIH? KENAPA?!

Malam ini di tepi pantai dengan deburan ombak yang kencang dengan angin yang berhembus lumayan kencang, dalam hati mereka sama-sama membawa emosi yang sudah lama di pendam, Aldebaran pikir ketika Andin membawanya pulang dirinya bisa pergi tanpa ada kendala tapi ternyata salah Riky masih saja mendatanginya, Dika datang dan langsung menarik tubuh Aldebaran dari jangkauan Riky, Dika menduduki Riky dengan raut emosi, nafasnya tersengah sengah, malam ini ia seperti ingin mengeluarkan segala hal yang selama ini ia tahan "BUGH!,"Dika memukul Riky Riky, hingga membuat Riky meringis kesakitan, Dika melihat ke arah Andin dan Aldebaran "Ndin bawa Al pergi dari sini!," Teriak Dika pada Andin dan Andin pul langsung mengangguk.

Andin meraih tangan Aldebaran "Yuk Al, aku mohon" Ajak Andin tapi sayangnya Aldebaran bukan orang seperti itu, yaitu meninggalkan masalahnya, Sejenak Aldebaran diam kemudian ia menghela nafas menyaksikan perkelahian antara Dika dan Riky, ingin sekali malam ini ia berteriak dan ingin mengakhiri semuanya, Aldebaran sudah sangat lelah dengan semua kesalah pahaman yang semesta limpahkan padanya, kemudian Aldebaran mengepalkan kedua tangannya.

Aldebaran Dan Lukanya (completed)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang