Bagian 25-Orang tua

640 132 19
                                    

Play on music Ghea Indrawari-Rasa Cinta ini

Ruangan Dika masih penuh tangis, yang rendy lakukan hanya diam, mati matian ia menahan air matanya, tidak ada yang bisa ia ungkapkan selain rasa sakit yang terus menghujamnya, selain doa yang selalu ia panjatkan dalam hatinya, Dika memijat pelipisnya "Tolong izinkan kami untuk bisa dekat dengan anak kami lagi, kami janji tidak akan menyakitinya lagi, kami janji akan memperlakukanya dengan baik," Ucap Rosa memohon pada Dika, Hati rosa benar benar hancur, ia begitu menyesal bayanganya terlintas sosok Aldebaran yang ia temui terakhir kali dimana ia mengatakan kalau ia begitu rindu.

"Kenapa Mama nggak paham Al, kenapa mama selama ini seolah lupa kalau mama punya kamu, orang yang akan melindungi mama, maafin mama Al," begitulah kira kira rintihan rosa malam ini "Tuhan ampuni saya, jangan ambil anak saya, saya belum memberi bahagia padanya, izinkan saya menyayangi dia, izinin saya ya? izinin saya untuk bertemu Aldebaran saya ingin meminta maaf, saya ingin menjaganya,"

"Itu hak tante, saya tidak bisa melarang apapaun, semua keputusan itu ada ditangan Aldebaran, saya hanya menyampaikan sedikit dari apa yang Aldebaran rasakan selama ini, tiap malam ia kesepian tante" yang Dika katakana memang benar ia tidak punya hak untuk melarang kedua orang tua Aldebaran untuk bertemu dengan anaknya, setelah ini tuganya adalah mengurus riky "Tapi saya Mohon setelah ini jangan disakiti lagi, untuk dia bisa hidup sampai dititik ini pun itu sudah luar biasa, kalau kalian masih saja menyakitinya saya akan membawa dia pulang ke negara saya dan akan memberikan pengobatan di Amerika" ucap Dika tegas, tidak peduli jika Aldebaran menolaknya ia ingin membawa Al pergi membuat laki laki itu bahagia.

"Hari dimana Tante datang ke apartemen Adebaran adalah hari dimana ia hancur, ia menghancurkan segela hal yang ada diapartemenya, dia Cuma minta peluk tapi tante malah menamparnya," Dika ingin mengatakan yang sejujur jujurnya "Cuma peluk loh tante, tapi rasanya terlalu berat untuk tante lakukan, slama ini ia hidup berjalan merangkak untuk sampai dititik ini, disaat ia punya keyakinan untuk hidup tapi hari itu juga kalian datang untuk menghancurkanya,"

"Jangan bawa dia ke rumah sakit jiwa lagi tante, om, dia nggak gila, ia Cuma butuh uluran tangan untuk menariknya dari lubang kegelapan, sudah cukup baginya untuk merasakan apa yang seharunya tidak ia rasakan,"

Keduanya bungkam mereka tidak punya pembelaan atas apa yang terjadi, mereka salah, "Aku mohon ya Om, Tante jangan sakiti Aldebaran lagi, dia udah penuh luka, Cuma dia yang aku punya " Hanya kalimat itu yang mampu rendy lontrakan, sebelum akhirnya ia berdiri dari kursinya dan melangkah pergi untuk mencari udara malam agar membuatnya tenang, Dika membiarkan Rendy melangkah pergi , kemudian menatap Rosa dan Hartawan "Kalau tante sama Om mau nunggu dirumah sakit, silahkan tapi jangan paksa Aldebaran, jangan paksa Aldebaran untuk memafkan kalian" ucap Dika, biar bagaimanapun ia masih memiliki rasa belas kasian pada orang tua Aldebaran, Dika melangkah pergi meninggalkan ruanganya.

****

Jam tiga pagi Andin masih terjaga ia tidak bisa memejamkan matanya sama sekali, diruangan itu hanya ada Andin dan Alebaran yang terbaring, keheningan pagi butan ini hanya ada mesin EKG yang berbunyi, Aldebaran masih terbaring tidak berdaya, Andin hancur tapi ia harus kuat, ia harus kuat demi pria yang dia cintai, Andin membelai pipi Aldebaran "Bangun ya sayang, kamu bilang pengin dapat peluk mama sama papa kamu, sekarang mereka ada disini, mereka menunggu kamu diluar," ucap Andin dengan dada begitu sasak "Aku nggak tau mesti bilang apa Al, karena ketika aku bilang untuk kamu kuat rasanya terlalu egosi, jadi aku memilih ada disamping kamu, jangan pergi dulu ya Al, masih ada banyak hal yang harus kita kerjakan," semenjak hari itu hari dimana Aldebaran dirawat dirumah sakit tangis Andin tidak sekalipun surut, semakin hari tangisnya semakin deras, Andin mengusap tangan Aldebaran lalu menciumnya dengan lembut "Sayang, aku disini, selalu disini, bangun ya, aku kesepain," Jam tiga pagi disaat semuanya sedang terlalap disaat bumi sedang begitu sepi Andin mengambil jeda dengan meluapkan segala rasa takutnya.

Aldebaran Dan Lukanya (completed)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang